Abses Peritonsil : Penyebab dan Gejalanya

Abses Peritonsil : Penyebab dan Gejalanya

Penulis : Emy | Editor : Atsa

Abses peritonsil merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan area jaringan berisi nanah di bagian belakang mulut. Kondisi abses ini bisa sangat menyakitkan dan membuat mulut sulit dibuka, sulit menelan, dan terkadang menyulitkan untuk berbicara. 

Abses peritonsil dapat menyerang siapa saja, namun paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Jika Anda merasa mengalami abses di bagian belakang tenggorokan, atau mungkin keluarga Anda lainnya, maka perlu segera memeriksakannya ke dokter. Abses peritonsil yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyebab dan Gejala

Kebanyakan abses peritonsil disebabkan oleh bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan. Namun, penyakit gusi dan merokok dapat meningkatkan peluang seseorang terkena abses. 

Seringkali, tanda pertama dari abses peritonsil adalah sakit tenggorokan. Saat abses berkembang, gejala lain mulai muncul, seperti:

  • amandel merah dan bengkak
  • kelenjar yang lunak dan bengkak (kelenjar getah bening) di satu sisi leher
  • sakit parah di satu sisi tenggorokan
  • kesulitan dan nyeri saat menelan atau membuka mulut
  • demam dan menggigil
  • sakit kepala
  • sakit telinga
  • peningkatan air liur
  • suara teredam atau serak
  • bau mulut

Abses yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan masalah serius – misalnya, infeksi dapat menyebar ke rahang dan leher. Jika abses muncul, infeksi bisa menyebar ke dada dan menyebabkan pneumonia .

Pengobatan

Perawatan yang biasa dilakukan untuk abses peritonsil adalah meminta dokter melakukan pengeringan abses. Dokter melakukan hal ini dengan mengeluarkan nanah dengan jarum (disebut aspirasi) atau membuat sayatan kecil pada abses dengan pisau bedah sehingga nanah dapat keluar.

Jika cara ini tidak berhasil, amandel pasien mungkin harus diangkat melalui prosedur yang disebut tonsilektomi . Hal ini terutama berlaku pada orang yang sering menderita radang amandel atau pernah menderita abses peritonsil di masa lalu.

Jika sulit makan atau minum, pasien mungkin memerlukan cairan IV (intravena, diberikan ke pembuluh darah) untuk hidrasi. Seorang dokter juga akan meresepkan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik. 

Setiap kali Anda mengonsumsi antibiotik, selalu habiskan sesuai resep, meskipun Anda merasa lebih baik setelah beberapa hari. Jika tidak, infeksinya bisa muncul kembali.

Bisakah Abses Peritonsillar Dicegah?

Untuk menurunkan risiko terkena abses pada amandel, jangan merokok dan pastikan Anda menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Namun terkadang abses peritonsil berada di luar kendali Anda. Jika Anda merasa menderita abses, segera periksa ke dokter. Semakin dini dokter mendiagnosisnya, maka pengobatannya akan semakin mudah.

Diagnosis dan Pemeriksaan

Kapan pun Anda mengalami sakit tenggorokan yang parah, demam, menggigil, atau gejala lain yang berhubungan dengan abses peritonsil, jadwalkan janji temu dengan dokter. Mengobati kondisi ini sejak dini dapat membantu Anda menghindari komplikasi lebih lanjut.

Jika Anda mengalami masalah pada amandel, atau jika Anda menderita radang amandel berulang kali, Anda mungkin mempunyai risiko lebih tinggi terkena abses peritonsil. Jika Anda mengalami tanda-tanda abses peritonsil, penting untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Mereka dapat mengatasi masalah ini sebelum menjadi lebih buruk.

Baca Juga : Cara Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

 

Sumber

WebMD. (2023). Peritonsillar Abscess. www.webmd.com
Kids Health. (2023). Peritonsillar Abscess. www.kidshealth.org

Cleveland Clinic. Peritonsillar Abscess. my.clevelandclinic.org