3 Jenis Nyamuk yang Ada di Indonesia dan Bahayanya

3 Jenis Nyamuk yang Ada di Indonesia dan Bahayanya

Penulis : Emy | Editor : Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 10 Januari 2022

 

Ada ribuan spesies nyamuk, spesies yang berbeda juga bervariasi di tempat pilihan mereka untuk makan atau tinggal. Beberapa jenis nyamuk lebih menyukai habitat vegetatif alami, sementara yang lain menyukai lingkungan kotor seperti tempat sampah atau di sekitar genangan air keruh.

Nyamuk betina adalah yang memakan darah sebagai tambahan zat protein untuk bertelur. Sementara nyamuk jantan cukup memakan nektar sebagai energi dan kelangsungan hidup. Kebanyakan nyamuk lebih suka menggigit pada jam-jam tertentu seperti senja atau fajar. 

Jenis – Jenis Nyamuk

Saat mendapatkan makanan darah dari inang, nyamuk betina menyuntikkan sebagian dari air liurnya ke dalam kulit. Air liur mengandung zat antikoagulan dan anti inflamasi yang mencegah darah inang membeku sehingga belalai tidak terperangkap di dalam inang. Setelah mendeteksi zat asing, sistem kekebalan inang melepaskan histamin dan sitokin, zat yang menyebabkan gatal dan bentol yang terkait dengan gigitan nyamuk. 

Meskipun gatal bisa sangat menjengkelkan, risiko yang lebih serius dari nyamuk adalah kemampuannya untuk menjadi vektor, atau pembawa, untuk sejumlah penyakit, termasuk virus zika, demam berdarah, west nile virus, yellow fever atau demam kuning, malaria, serta masih banyak penyakit lainnya.

Virus dan parasit penyebab penyakit dibawa oleh spesies nyamuk tertentu. Penyakit yang dibawa nyamuk yang paling menonjol ditularkan oleh tiga jenis nyamuk – Aedes, Culex, dan Anopheles.

1. Nyamuk Aedes Aegypti 

Berbagai spesies nyamuk Aedes berasal dari habitat beriklim sedang dan tropis di seluruh dunia. Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa demam kuning (yellow fever) dan demam berdarah. Virus ini menyebar ke orang-orang melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Demam Kuning

Penyakit berkisar dari demam dengan rasa sakit dan nyeri, hingga penyakit liver dengan pendarahan dan kulit menguning (jaundice). Infeksi demam kuning didiagnosis berdasarkan tes laboratorium, gejala, dan riwayat lingkungan.

Demam Berdarah

Gejala demam berdarah salah satunya adalah demam yang parah. Sejumlah komplikasi yang terkait juga bisa terjadi, seperti kerusakan organ dan kebocoran plasma. Demam berdarah yang terlanjur parah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi jika tidak ditangani dengan tepat.

2. Nyamuk Anopheles

Anopheles cukup dikenal di wilayah endemik dengan lingkungan berair akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria. Nyamuk jenis ini dapat dengan mudah hadir di habitat pedesaan dan perkotaan, hanya membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup dan mampu bereproduksi dalam jumlah besar. 

Nyamuk jantan tidak menggigit, sehingga tidak dapat menularkan malaria atau penyakit lainnya. Betina dewasa yang menggigit umumnya berumur pendek, dengan hanya sebagian kecil yang hidup cukup lama (lebih dari 10 hari di daerah tropis) untuk menularkan malaria. 

Gejala Malaria

Gigitan nyamuk malaria bisa menyebabkan demam, sakit kepala dan menggigil. Gejala ini biasanya muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk. Jika tidak diobati, malaria dapat berkembang menjadi penyakit parah dan mematikan.

Beberapa kelompok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk tertular malaria dan mengembangkan penyakit yang parah, seperti : bayi, anak-anak di bawah usia 5 tahun, wanita hamil dan penderita HIV/AIDS, serta orang-orang dengan kekebalan rendah yang pindah ke daerah dengan penularan malaria yang intens seperti pekerja migran, penduduk yang berpindah-pindah, dan pelancong. Ketika orang harus bepergian atau tinggal di daerah di mana siklus transmisi hutan dipertahankan, imunisasi untuk malaria diperlukan. 

3. Nyamuk Culex 

Culex adalah nyamuk yang juga dikenal sebagai nyamuk rumah biasa yang banyak di sekitar kita. Ini adalah salah satu nyamuk yang dapat menyebarkan parasit virus dari gigitannya. 

Nyamuk Culex tertarik pada lingkungan yang hangat dan lembab, sehingga wilayah dan rumah dengan sumber genangan air terbuka seperti kolam ikan dan selokan rawa-rawa, parit, danau, dan sungai berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan nyamuk culex. 

Nyamuk Culex lebih menyukai meletakkan telurnya pada genangan air kotor atau keruh. Penyakit yang perlu diwaspadai disebarkan oleh nyamuk culex adalah kaki gajah (elephantiasis), west nile fever, dan demam zika. Nyamuk Culex juga dapat menularkan penyakit parasit filariasis limfatik dan penyakit bakteri tularemia.

Baca Juga : 10 Cara Mencegah Demam Berdarah

 

Sumber

Britannica. Aedes. www.britannica.com

WHO. (2022). Malaria. www.who.int

Baylor College Medicine. Mosquito-Borne Diseases. www.bcm.edu

CDC. Yellow Fever. www.cdc.gov

WHO. (2022). Dengue and severe dengue. www.who.int