Tanda Ejakulasi pada Wanita, Beda dengan Pria

Tanda Ejakulasi pada Wanita, Beda dengan Pria

Penulis: Silvia | Editor: Alhasbi

Perlu Anda ketahui, ternyata wanita juga bisa melakukan ejakulasi layaknya pria. Akan tetapi, banyak orang tidak menyadari tanda ejakulasi termasuk wanita itu sendiri. Hal ini karena tidak semua wanita mengeluarkan cairan ketika mereka orgasme.

Meski istilah ejakulasi cenderung lebih melekat pada pria, akan tetapi wanita juga bisa mengalaminya ketika berhubungan intim. Perbedaannya, ejakulasi pada pria terjadi dengan keluarnya air mani berisi sperma dari saluran reproduksi saat orgasme.

Sementara ejakulasi pada wanita atau yang familiar sebagai squirting cukup jarang terjadi sehingga tidak semua orang dapat mengalaminya. Pada wanita, ejakulasi ditandai dengan menyemburnya cairan bening dari vagina saat mencapai orgasme ketika berhubungan seksual.

Sebelum mencapai titik ini, wanita yang ejakulasi akan memiliki beberapa tanda. Lebih lanjut, berikut tanda ejakulasi pada wanita yang perlu Anda ketahui.

Tanda Ejakulasi pada Wanita

Tanda ejakulasi pada wanita akan tampak terlihat jelas ketika mereka akan mencapai titik kenikmatan saat berhubungan seksual atau orgasme.

Biasanya, tanda akan ejakulasi dapat dikenali dengan bagian vagina yang basah karena mengeluarkan cairan. Hal ini bisa terjadi ketika seorang wanita merasa terangsang.

Bagian klitoris, bibir dalam, dan luar vagina pun akan tampak membesar dari ukuran yang sebenarnya sehingga lebih sensitif ketika disentuh. Bagian payudara terutama puting, juga bisa sedikit membengkak dan menjadi sangat sensitif.

Membengkaknya beberapa titik sensitif pada wanita terjadi karena adanya peningkatan suplai darah ketika adanya rangsangan.

Otot-otot di vagina dan anus dapat berkontraksi kira-kira sekali per detik, sekitar lima hingga delapan kali. Denyut jantung dan pernapasan juga meningkat saat wanita hendak orgasme.

Salah satu cara terbaik untuk membuat wanita lebih mudah orgasme, yakni dengan menstimulasi bagian G-spot.

Orgasme pada wanita biasanya terjadi selama 20-35 detik. Setelah itu, tubuh akan mengalami masa pemulihan usai orgasme.

Masa pemulihan ditandai dengan bagian-bagian tubuh yang kembali seperti semula secara bertahap, denyut jantung, dan pernapasan melambat.

Meski telah mengalami orgasme, tidak semua wanita akan mengeluarkan cairan ejakulasi. Apabila setelah orgasme vagina menyemburkan banyak cairan, hal ini barulah dikenal sebagai ejakulasi pada wanita.

Namun yang jelas, orgasme menjadi puncak kenikmatan bagi para wanita ketika melakukan hubungan intim. Tidak hanya itu, orgasme juga memiliki banyak manfaat karena memungkinkan tubuh untuk mengeluarkan oksitosin.

Hormon oksitosin yang dikeluarkan selama orgasme ini bisa membantu Anda dalam meredakan kecemasan, baik bagi kesehatan jantung, membuat tidur lebih nyenyak, hingga mengurangi kram menstruasi.

Baca Juga : Kenali Gejala dan Penyebab Ejakulasi Dini

Cairan Ejakulasi pada Wanita

Ketika orgasme juga menyebabkan semburan cairan dari vagina yang cukup kencang atau bahkan seperti air mancur, inilah yang disebut sebagai cairan ejakulasi pada wanita.

Cairan ejakulasi yang keluar bersamaan ketika wanita orgasme bukanlah air kencing atau urine. Namun biasanya, berupa cairan bening yang mirip dengan cairan yang diproduksi oleh kelenjar prostat pada pria.

Walaupun tidak sepenuhnya jelas terbuat dari apa cairan ejakulasi pada wanita, para peneliti telah menyimpulkan bahwa itu bukan murni urine dan bukan sekresi kelenjar Bartholin yang tidak berbau yang membantu melumasi saluran vagina.

Melainkan cairan yang terdiri dari kombinasi urine, asam fosfatase, dan bahan kimia tidak konsisten lainnya.

Berbeda dengan urine, cairan ejakulasi yang tak berwarna ini juga tidak akan meninggalkan noda kekuningan ketika mengenai lantai atau seprai.

Menurut penelitian, cairan ini mengandung asam prostat fosfatase dan fruktosa yang juga ada di dalam air mani laki-laki.

Meski begitu, squirting pada wanita bisa saja terdiri dari campuran urine dengan cairan ejakulasi.

Untuk Anda ketahui, cairan ejakulasi berasal dari kelenjar di dinding anterior vagina yang dikenal sebagai kelenjar skene. Jadi, urine mungkin saja tercampur dalam cairan ejakulasi karena kelenjar ini berada di dekat uretra.

Selain itu, urine juga dapat keluar dari tubuh wanita ketika mereka terangsang atau saat melakukan penetrasi.

Intinya, tidak semua wanita dapat mengalami ejakulasi. Apabila Anda tak juga mendapatkan ejakulasi saat berhubungan intim, janganlah berkecil hati.

Yang terpenting, kehidupan seksual Anda dengan pasangan berjalan harmonis, melakukan aktivitas seksual secara sehat, dan terasa nyaman bagi kedua belah pihak.

Baca Juga : Squirting: Cara Mencapai Ejakulasi Wanita

Sumber

Dr Felix. Does female ejaculation exist?. Drfelix.co.uk

MedicalNewsToday. (2022). Everything you need to know about orgasms. medicalnewstoday.com

Planned Parenthood. (2010). Is it normal for girls to release fluid during an orgasm?. plannedparenthood.org