Pyridoxine: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Samping

Pyridoxine: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Samping

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Pyridoxine adalah vitamin B6 yang bisa didapatkan secara alami dalam makanan seperti daging, daging unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, pisang, dan alpukat. Vitamin B6 sangat penting untuk melakukan berbagai fungsi di dalam tubuh.

Pyridoxine memiliki fungsi untuk mengobati atau mencegah terjadinya defisiensi atau kekurangan vitamin B6, serta beberapa fungsi lainnya sebagai berikut.

• Mengatasi jenis anemia tertentu atau kekurangan sel darah merah
• Mengobati beberapa jenis kejang yang dialami bayi
• Mengatasi sindrom pramenstruasi (PMS) dan kram menstruasi
• Membantu mengobati penyakit jantung dan mencegah penyumbatan arteri
• Meredakan morning sickness
• Mengobati depresi dan meningkatkan mood
• Membantu pengobatan penyakit Alzheimer

Cara Menggunakan Pyridoxine

Anda tidak boleh menggunakan pyridoxine jika pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat tersebut. Untuk memastikan Anda aman menerima injeksi atau pyridoxine suntik, beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki penyakit jantung atau penyakit ginjal.

Anda juga perlu memberi tahu dokter mengenai obat resep atau non resep yang sedang dipakai terutama levodopa, fenobarbital, fenitoin, dan suplemen vitamin lainnya. Anda perlu melaporkan kepada dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil atau sedang menyusui anak.

Berikut indikasi dan dosis penggunaan suplemen pyridoxine

Untuk mengatasi defisiensi vitamin B6, suplemen pyridoxine perlu diberikan secara oral dengan dosis untuk dewasa yaitu 150 mg setiap hari. Sedangkan untuk suplemen pyridoxine yang diberikan secara parenteral, dosis untuk orang dewasa yaitu 10-20 mg diberikan setiap hari selama 3 minggu melalui injeksi IV atau IM kemudian beralih ke metode oral selama beberapa minggu.

Sebelum menggunakan pyridoxine, ikuti semua petunjuk yang terdapat pada kemasan atau label. Jangan gunakan obat ini melebihi atau kurang dari atau justru lebih lama dari yang direkomendasikan.

Tablet pyridoxine diminum dan ada juga yang diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam otot atau ke dalam pembuluh darah melalui infus. Anda mungkin akan diberi petunjuk mengenai cara menyuntikkan pyridoxine untuk digunakan di rumah. Jangan menyuntikkan obat ini sendiri jika Anda masih tidak mengerti cara menggunakan suntikan, membuang jarum suntik, selang IV, dan barang-barang bekas medis lainnya dengan benar.

Mungkin dokter atau konselor juga akan memberikan rekomendasi diet yang perlu Anda patuhi dan terapkan di kehidupan sehari-hari untuk mengetahui makanan yang harus Anda konsumsi atau hindari sehingga kondisi Anda segera membaik.

Jika Anda melewatkan satu dosis, segera gunakan dosis obat yang terlewat segera setelah Anda ingat. Namun, tetap lewati dosis yang terlewat jika sudah hampir mendekati waktunya untuk dosis terjadwal berikutnya. Jangan menambah dosis obat dengan tujuan untuk mengganti dosis yang terlewat.

Efek Samping Pyridoxine

Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala reaksi alergi seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Selain itu, pyridoxine juga dapat menyebabkan efek samping yang serius. Hubungi dokter jika Anda mengalami:

• Penurunan sensasi sentuhan, getaran, dan suhu
• Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
• Mengalami mati rasa pada kaki atau area di sekitar mulut Anda
• Tubuh menjadi lelah

Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan pyridoxine yaitu:

• Mual-mual
• Sakit kepala
• Muncul rasa mengantuk
• Mati rasa yang ringan atau kesemutan.

Perlu diketahui bahwa pyridoxine juga dapat berinteraksi dengan obat lain seperti obat resep, obat yang dijual bebas, vitamin, dan produk herbal lainnya. Oleh karena itu, pastikan saat dokter akan memberikan resep, Anda memberitahukan kepadanya mengenai obat yang sedang Anda gunakan, obat yang mulai Anda gunakan atau obat yang baru saja Anda hentikan penggunaannya.

Baca Juga: Pahami Berbagai Fakta dan Manfaat Vitamin B6