Penyebab Hipertrofi pada Vagina Wanita dan Gejalanya

Penyebab Hipertrofi pada Vagina Wanita dan Gejalanya

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 29 Agustus 2023

 

Anatomi pada organ intim wanita terdiri atas beberapa bagian. Ada bagian yang disebut labia mayora (bibir besar) dan labia minora (bibir kecil). Disebut “bibir” karena keduanya berbentuk seperti bibir. Fungsinya adalah sebagai pelindung vagina.

Hipertrofi adalah suatu keadaan pertumbuhan berlebih sel-sel jaringan. Hipertorfi vagina berarti pertumbuhan abnormal sel vagina sehingga bentuknya menjadi lebih besar dari biasanya. Gangguan ini terjadi ketika labia mayora atau labia minora atau keduanya, mengalami pembesaran. Gangguan ini juga terjadi ketika salah satu bagian labia lebih besar daripada lainnya.

Pada dasarnya ukuran bagian labia mayora setiap perempuan itu berbeda-beda. Bahkan pada satu perempuan, ukuran labia mayoranya pun tidak selalu simetris. Hal ini wajar saja, sama seperti pada bagian tubuh lainnya, yang tidak selalu simetris.

Hipertrofi labia tidak berbahaya. Namun, jika ini terjadi, Anda akan sulit membersihkan area ini. Area labia mayora yang kotor berpotensi mengundang berbagai penyakit. Jadi, hipertrofi tidak bisa dibiarkan.

Baca Juga: Mengenali Benjolan pada Vagina dan Berbagai Penyebabnya

Penyebab Hipertrofi

Penyebab terjadinya hipertrofi pada vagina, tidak bisa dipastikan, karena memang tidak selalu jelas. Namun, ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan terjadinya hal ini, yaitu:

  • Genetik. Hipertrofi pada vagina mungkin saja sudah terjadi sejak lahir.
  • Hormon. Ketika memasuki masa pubertas, hormon estrogen dan hormon-hormon wanita lainnya berperan besar pada perubahan tubuh. Hormon inilah yang mungkin menyebabkan pembesaran labia dan terjadi hipertrofi.
  • Sedang hamil. Pada wanita hamil, ada peningkatan aliran darah ke daerah organ intim. Peningkatan aliran ini kadang-kadang menyebabkan tekanan, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Jika terjadi infeksi, bisa saja terjadi.
  • Faktor usia. Seiring bertambahnya usia, organ tubuh juga mengalami perubahan. Perubahan ini termasuk pada vagina, yaitu mengalami hipertrofi.
  • Aktif bersepeda. Anda yang aktif bersepeda ada faktor risiko mengalaminya. Sebab, ketika bersepeda, ada kemungkinan terjadi trauma di area vagina. Vagina pun mengalami adaptasi, yaitu membentuk lapisan lemak untuk melindungi area vagitu. Itu sebabnya vagina mengalami pembesaran.

Gejala Terjadinya Hipertrofi pada Vagina

Hipertrofi pada vagina tidak selalu menampakkan gejala. Sebagian wanita tidak mengalami gejala, tiba-tiba sudah terjadi hipertrofi. Sebagian lagi mungkin saja mengalami gejala terlebih dahulu. Bisa hanya satu atau dua gejala, bisa juga lebih dari itu.

Inilah gejala yang mungkin mengawali terjadinya hipertrofi pada vagina:

Terasa tidak nyaman

Ketidaknyamanan yang merupakan gejala hipertrofi vagina terjadi ketika Anda sedang berolahraga. Pada saat menggerakkan tubuh, area vagina terasa tidak nyaman. Begitu juga pada saat berhubungan intim. Hal ini terjadi karena adanya gesekan pada area vagina, tetapi sering kali belum terlihat adanya pembesaran pada labia.

Terasa nyeri

Ketika akan terjadi hipertrofi vagina atau vagina sudah membesar, Anda akan sulit membersihkan area ini karena terasa nyeri. Rasa nyeri juga terjadi ketika Anda akan menggunakan pembalut.

Iritasi

Ini terjadi karena labia mayora lebih menonjol daripada biasanya. Bagian ini pun mudah teriritasi karena bergesekan dengan celana dalam atau pembalut.

Infeksi berulang

Pada saat vagina mengalami gangguan ini, Anda akan kesulitan membersihkan lipatan pada labia. Akibatnya, bakteri dan atau jamur dapat muncul dengan leluasa. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya infeksi yang berulang.

Bagian vagina tampak menonjol

Gejala yang mungkin dialami adalah vagina tampak menonjol. Hal ini terjadi ketika Anda berpakaian ketat serta memakai pakaian renang atau senam. Bentuk vagina yang tampak menonjol seperti ini mungkin membuat Anda tidak nyaman terlihat oleh orang lain.

Hipertrofi memang tidak berbahaya, tapi Anda harus tetap memperhatikannya. Jangan sampai hipertrofi didiamkan karena dapat memicu terjadinya penyakit lain. Jadi, begitu melihat gejalanya, segeralah mencari cara untuk mengobatinya.

Jika hipertorfi diikuti gejala seperti perdarahan dari vagina, masa rapuh, bau tidak sedap, atau gejala penurunan berat badan, hal ini bisa menandakan kearah kelainan serius atau keganasan. Maka segeralah berkonsultasi ke dokter agar bisa dideteksi dengan tepat dan cepat kelainan yang dialami.

Baca Juga: Nyeri pada Vagina? Waspadai Gejala Vulvodynia

Sumber

Healthline. (2019). Labial Hypertrophy: Symptoms, Treatment, and More. www.healthline.com

Medical News Today. (2018). What is labial hypertrophy and is it normal?. www.medicalnewstoday.com

Verywell Health. (2021). What Causes Big Labia and What You Can Do About It. www.verywellhealth.com

Web MD. (2021). https://www.webmd.com/women/what-is-labia-minora-hypertrophy. www.webmd.com