Mengenal Penyakit Vaginitis serta Gejalanya

Mengenal Penyakit Vaginitis serta Gejalanya

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 2 Desember 2022

Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang umumnya terjadi karena ketidakseimbangan ragi dan bakteri yang biasanya hidup di vagina. Seiring dengan ketidaknyamanan yang dirasakan, Anda mungkin merasakan bau yang berbeda dari biasanya.

Namun, tidak selalu mudah untuk mengetahui apa yang jadi penyebab pastinya. Pemeriksaan oleh dokter diperlukan untuk mengatasinya.

Jenis dan Penyebab Vaginitis

Penyebab vaginitis sendiri tergantung pada jenis vaginitis yang dialami:

1. Vaginosis Bakteri

Vaginosis bakteri paling umum disebabkan dari perubahan bakteri normal yang ditemukan di vagina Anda, menjadi pertumbuhan berlebih dari salah satu dari beberapa organisme lain. Umumnya karena bakteri yang ditemukan di vagina (lactobacilli) kalah jumlah dengan bakteri lain (anaerob) di vagina Anda. Jika bakteri anaerob menjadi terlalu banyak, maka keseimbangan jumlah bakteri baik jadi terganggu dan menyebabkan vaginosis bakteri.

Jenis vaginitis ini umumnya terkait dengan hubungan seksual – terutama jika memiliki pasangan seks lebih dari satu atau pasangan seks baru – tetapi juga terjadi pada wanita yang tidak aktif secara seksual.

2. Infeksi Ragi (Candida Albicans)

Kondisi infeksi ini terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari organisme jamur – biasanya C. albicans – di vagina Anda. Candida Albicans merupakan ragi yang menyebabkan infeksi jamur. Kondisi ini juga dikenal sebagai sariawan vagina.

3. Trikomoniasis

Ini merupakan infeksi menular seksual yang umum disebabkan oleh parasit bersel satu mikroskopis yang disebut trichomonas vaginalis. Organisme ini menular saat berhubungan seksual dengan seseorang yang memiliki infeksi.

Pada pria, organisme ini biasanya menginfeksi saluran kemih, tetapi seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Sebaliknya pada wanita, trikomoniasis biasanya menginfeksi vagina, dan dapat menimbulkan gejala. Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko wanita terkena penyakit infeksi menular seksual lainnya.

4. Vaginitis Tidak Menular

Semprotan vagina, douche atau mencuci dengan sabun wangi dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi jaringan vulva dan vagina. Penggunaan tisu atau tampon yang terlalu lama di dalam vagina juga dapat mengiritasi jaringan vagina.

5. Sindrom Genitourinari Menopause (Atrofi Vagina)

Penurunan kadar estrogen setelah menopause atau operasi pengangkatan indung telur Anda dapat menyebabkan lapisan vagina menipis, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan peradangan.

Gejala

Tanda dan gejala vaginitis dapat meliputi:

  • Perubahan warna, bau,  atau jumlah cairan vagina
  • Vagina gatal atau iritasi
  • Sakit saat berhubungan
  • Buang air kecil yang menyakitkan
  • Pendarahan vagina ringan atau bercak
  • Hubungan seksual yang menyakitkan
  • Bau vagina yang busuk atau amis

Faktor Risiko

Faktor meningkatkan risiko mengembangkan vaginitis diantaranya:

  • Perubahan hormonal, seperti yang berhubungan dengan kehamilan, pil KB atau menopause
  • Aktivitas seksual
  • Mengalami infeksi menular seksual
  • Obat-obatan, seperti antibiotik dan steroid
  • Penggunaan spermisida untuk pengendalian kelahiran
  • Diabetes yang tidak terkontrol
  • Mandi busa, semprotan vagina atau deodoran vagina
  • Mencuci / douching
  • Mengenakan pakaian yang lembab atau ketat
  • Menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Upaya Pencegahan

Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dan dapat meredakan beberapa gejala:

  • Hindari mandi dengan bak air panas dan spa pusaran air.
  • Hindari iritasi. Umumnya dari tampon beraroma, pembalut yang lama diganti, douche dan sabun beraroma.
  • Keringkan area sekitar vagina setelah mandi atau buang air dengan baik untuk mencegah iritasi. Lap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet, bukan menggunakan semprotan dari belakan yang percikannya bisa membawa kotoran ke vagina, sehingga menghindari penyebaran bakteri tinja ke vagina.
  • Gunakan kondom lateks. Ini dapat membantu Anda menghindari infeksi yang disebarkan melalui kontak seksual.
  • Kenakan pakaian dalam berbahan katun. Jika Anda merasa nyaman tanpanya, lepaskan celana dalam saat tidur. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang lembab.

Temui dokter spesialis jika Anda mengalami ketidaknyamanan vagina yang tidak biasa. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan. Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan bagian dalam vagina, apakah ada peradangan dan kelebihan cairan. Sampel cairan kadang-kadang diambil dalam upaya untuk menentukan penyebab peradangan.

Penyebab vaginitis dapat didiagnosis dengan memeriksa penampilan cairan vagina, tingkat pH vagina, adanya amina yang mudah menguap (gas yang menyebabkan bau tidak sedap), dan deteksi mikroskopis sel-sel tertentu.

Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Ini mungkin termasuk steroid topikal potensi rendah yang diterapkan pada kulit, antibiotik topikal atau oral, antijamur, atau krim antibakteri.

Baca Juga: Penyakit Kelamin Pada Wanita dan Gejalanya

 

Sumber

Mayo Clinic. (2019). Vaginitis. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2018). Causes, symptoms, and treatment of vaginitis. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2020). Vaginitis. www.nhs.uk

WebMD. (2020). Vaginitis (Vaginal Infection). www.webmd.com