Pahami Kandungan Obat PCC Serta Bahayanya

Pahami Kandungan Obat PCC Serta Bahayanya

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Obat PCC sempat menghebohkan banyak orang pada 2017 lalu karena tercatat ada 61 orang dilarikan ke rumah sakit di Kendari, Sulawesi Tenggara akibat overdosis konsumsi obat PCC. Pada umumnya, korban overdosis merupakan siswa SD dan SMP.

Obat PCC adalah obat yang memiliki kandungan bahan aktif generik yang terdiri atas paracetamol atau acetaminofen, caffeine, dan carisoprodol. Tiga komponen bahan aktif tersebut dapat memberikan efek kerja yang berlainan akan tetapi saling berkaitan untuk mendukung masing-masing fungsi obat. Oleh karena itu, simak bahaya dan efek samping dari obat PCC berikut ini.

Obat Paracetamol

Paracetamol merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam. Paracetamol digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan demam. Obat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit yang terjadi saat mengalami radang sendi ringan, tapi tidak berpengaruh pada peradangan dan pembengkakan sendi yang mendasarinya.

Akan tetapi, jangan menggunakan obat ini lebih dari yang direkomendasikan. Overdosis paracetamol dapat menyebabkan kerusakan serius.

Jumlah maksimum penggunaan paracetamol pada orang dewasa adalah 1 gram per dosis dan 4 gram per hari. Penggunaan obat terlalu banyak, maka akan menyebabkan kerusakan pada organ hati.

Jika Anda menggunakan paracetamol dalam bentuk cair, ukur dengan sendok atau cangkir pengukur dosis khusus, bukan sendok makan biasa. Jika obat yang Anda miliki tidak disediakan alat pengukur dosis, mintalah pada apoteker Anda. Anda mungkin juga perlu mengocok obat terlebih dahulu sebelum penggunaan, dan tetap ikuti petunjuk pada label obat.

Tanda-tanda pertama overdosis parasetamol adalah kehilangan nafsu makan, mual, muntah, berkeringat, sakit perut, menjadi bingung, dan tubuh terasa lemah. Gejala selanjutnya yaitu nyeri pada perut bagian atas, urin berwarna gelap, dan menguningnya kulit atau bagian putih dari mata Anda.

Caffeine

Kandungan ini merupakan senyawa kimia alami yang memiliki efek stimulan. Caffeine sendiri bisa Anda temukan dalam kopi, cola, teh, kakao, dan sebagainya.

Caffeine bekerja dengan cara merangsang sistem saraf pusat, jantung, otot, dan sistem di dalam tubuh yang mengontrol tekanan darah. Oleh karena itu, caffeine dapat memberikan efek meningkatkan tekanan darah. Akan tetapi, mungkin efek ini tidak selalu dialami oleh setiap orang, apalagi orang yang sering mengonsumsinya sepanjang waktu. Kandungan ini juga dapat bertindak seperti pil air yang dapat meningkatkan aliran urin.

Pada umumnya, caffeine digunakan agar lebih waspada atau tetap terjaga, mengatasi sakit kepala, migrain, meningkatkan kinerja atletik dan kemampuan memori, serta menurunkan berat badan. Obat yang mengandung caffeine juga sering digunakan untuk obat mengatasi asma, penyakit kandung empedu, ADHD, tekanan darah rendah, depresi, dan banyak kondisi lainnya.

Seharusnya caffeine digunakan sesuai dengan saran petugas kesehatan. Sebagian besar obat bebas yang mengandung caffeine yang berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan mengandung 200 mg caffeine per tablet. Dosis maksimum caffeine yang dijual bebas yang direkomendasikan biasanya tidak lebih dari 200 mg setiap 3-4 jam atau 1600 mg per hari.

Efek samping umum dari konsumsi obat mengandung caffeine yaitu menjadi sulit tidur, gugup atau cemas, mudah marah, mual, dan sakit kepala. Jika mengalami reaksi alergi yang serius, diare, muntah, detak jantung menjadi cepat atau palpitasi, peningkatan tekanan darah, dan nyeri dada, maka sebaiknya segera cari bantuan medis secepat mungkin.

Carisoprodol

Carisoprodol merupakan pelemas obat yang dapat digunakan untuk menghalangi sensasi nyeri antara saraf dan otak. Obat ini digunakan bersama dengan istirahat dan terapi fisik untuk mengobati kondisi pada otot rangka seperti nyeri atau cedera.

Akan tetapi, carisoprodol hanya boleh digunakan untuk jangka pendek, yaitu sampai dua atau tiga minggu karena tidak ada bukti efektivitasnya dalam penggunaan jangka panjang dan sebagian besar cedera otot rangka umumnya berdurasi pendek.

Carisoprodol dapat menyebabkan efek samping yang dapat mengganggu syaraf atau reaksi Anda. Oleh karena itu, jika Anda mengemudi atau melakukan sesuatu setelah konsumsi obat ini, Anda harus tetap terjaga dan waspada. Anda juga tidak boleh mengonsumsi alkohol saat minum obat ini. Gejala overdosis carisoprodol dapat menimbulkan masalah penglihatan, halusinasi, kebingungan, kekakuan otot, kehilangan koordinasi, pernapasan menjadi lemah, pingsan, kejang, atau koma.

Obat yang mengandung bahan carisoprodol dapat memberikan efek relaksasi pada otot serta memberikan efek samping bersifat sedatif dan euforia. Overdosis obat ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kejang, halusinasi serta membahayakan kesehatan sampai kematian. Oleh karena itu, pada tahun 2013 semua obat yang mengandung carisoprodol yang diberikan izin edar oleh BPOM RI sudah dicabut izin edarnya dan tidak boleh beredar di Indonesia.

Baca Juga: Efek Samping, Dosis, dan Peringatan Obat Paracetamol yang Perlu Diketahui

Sumber

BPOM. Penjelasan Badan POM RI Tentang Penyalahgunaan Obat Jenis PCC. pom.go.id

BPOM. (2017). Penjelasan Badan POM RI Tentang Penyalahgunaan Obat Jenis PCC. pom.go.id

Drugs. (2021). Paracetamol. drugs.com

Drugs. (2022). Carisoprodol. drugs.com

Drugs. (2021). Caffeine. drugs.com

Dinkes Provinsi Banten. (2017). PENYALAHGUNAAN OBAT JENIS PCC (Paracetamol, Caffein, dan Carisoprodol). dinkes.bantenprov.go.id

WebMD. Caffeine – Uses, Side Effects, and More. www.webmd.com