Pahami 5 Cara Pemberian Obat Selain Diminum, Apa Saja?

Pahami 5 Cara Pemberian Obat Selain Diminum, Apa Saja?

Penulis: Silvia | Editor: Alhasbi

Ternyata, ada beberapa cara pemberian obat selain diminum lho. Obat merupakan hal penting yang perlu Anda gunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Ada beberapa jenis obat yang bisa Anda konsumsi, baik itu obat tradisional atau obat medis dengan berbagai bentuk dan cara konsumsi.

Agar khasiat dari obatnya dapat maksimal, Anda perlu memahami aturan pakai dari setiap obat yang Anda konsumsi. Berikut beberapa jenis obat dengan cara pemberian yang tepat.

1. Obat Minum (Oral)

Cara yang paling umum untuk mengonsumsi obat ialah dengan cara minum atau disebut juga sebagai oral. Adapun jenis obat oral ini bisa berbentuk cair, tablet, tablet kunyah, atau kapsul.

Sesuai dengan namanya, Anda dapat mengonsumsi obat menggunakan air putih untuk membantu menelan (seperti minum). Dengan begitu, obat dapat tertelan dan larut ke dalam tubuh.

Cara pemberian obat minum ini biasanya harus menggunakan air putih, bukan susu atau cairan lain karena bisa berpengaruh pada proses penyerapan. Dinding usus akan menyerap obat yang telah larut untuk kemudian diuraikan oleh hati dan diedarkan darah ke seluruh tubuh.

Jangan mencoba untuk menghancurkan, mematahkan, atau mengunyah tablet minum kecuali mendapatkan arahan dari dokter dan apoteker. Sebab, hal ini mungkin dapat mengurangi kinerja optimal dari obat tersebut.

Apabila Anda kesulitan untuk menelan obat berbentuk tablet atau kapsul, beri tahu dokter sehingga menemukan cara terbaik dalam mengonsumsi obat.

2. Suntikan (Parenteral)

Cara pemberian obat selanjutnya yakni dalam bentuk suntikan atau parenteral. Biasanya cara ini menjadi solusi ketika Anda tidak bisa mengonsumsi obat secara oral, bahkan menjadi alternatif ketika membutuhkan pengobatan cepat dalam dosis tinggi.

Ada beberapa jenis suntikan yang umumnya berguna sebagai cara pengobatan. Adapun ini bergantung pada lokasi penyuntikan, yaitu:

Subkutan 

Ini merupakan pemberian obat dengan cara memasukkan jarum ke dalam jaringan lemak tepat di bawah kulit. Setelah penyuntikan, obat akan bergerak ke arah pembuluh darah kecil (kapiler) kemudian mengalir bersama aliran darah ke seluruh tubuh.

Jenis pemberian obat yang umum dengan cara ini yaitu obat protein seperti insulin. Pasalnya, jenis obat ini dapat hancur oleh sistem pencernaan jika mengonsumsi secara oral.

Intramuskular 

Ini merupakan pemberian obat dengan suntikan ke beberapa bagian meliputi ke otot lengan atas, paha, atau bokong.

Cara pemberian obat Intramuskular menggunakan jarum yang lebih panjang untuk meletakkan cairan melalui otot yang berada di bawah kulit dan jaringan lemak. Intramuskular dilakukan apabila Anda membutuhkan obat dengan dosis yang lebih tinggi.

Baca Juga : Berbagai Macam Jenis Cairan Infus dan Fungsinya

Intravena 

Ini merupakan pemberian obat dengan penyuntikan langsung ke dalam vena yang efektif untuk mengalirkan obat ke seluruh tubuh. Cara penggunaan obat ini lebih terkenal dengan infus yang dapat diberikan dalam dosis tunggal atau infus kontinu (berkelanjutan).

Cairan atau larutan berisi obat akan berpindah ke seluruh tubuh dengan gravitasi, sehingga menggunakan kantong plastik elastis atau dengan pompa infus melalui tabung fleksibel tipis ke tabung (kateter) yang langsung masuk ke dalam vena.

Intratekal 

Ini merupakan penyuntukan dengan memasukkan jarum di antara dua tulang belakang pada tulang belakang bagian bawah dan ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang. Obat tersebut kemudian disuntikkan ke dalam kanal tulang belakang.

Dokter akan memberikan anestesi lokal ketika menggunakan cara ini untuk mematikan rasa di tempat penyuntukan. Intratekal diberikan untuk menghasilkan efek pengobatan cepat atau lokal pada bagian otak, sumsum tulang belakang, atau lapisan jaringan yang menutupinya.

3. Topikal

Cara pemberian obat topikal dilakukan dengan cara mengoleskan langsung ke bagian kulit. Biasanya jenis obat tropikal berbentuk krim, losion, atau salep. Jadi, zat aktif untuk mengobati masalah kesehatan tertentu dapat terserap langsung melalui bagian kulit Anda.

Bahan aktif di dalam obat akan dicampurkan dengan zat lain sehingga mudah untuk dibalurkan pada kulit Anda.

Cara pemberian obat topikal cukup efektif karena bekerja langsung pada area yang memerlukan pengobatan. Selain itu, obat topikal cenderung minim efek samping karena tidak mengenai area tubuh lain.

4. Supositoria (Rektal)

Supositoria merupakan cara pemberian obat melalui rektum/anus. Jadi, obat akan dimasukkan pada bagian dubur agar dapat bekerja.

Cara pemberian obat ini biasanya dilakukan ketika Anda sudah tidak bisa mengonsumsinya secara oral. Misalnya karena mual dan muntah parah atau harus menjalani puasa sebelum dan setelah operasi.

Obat supositoria umumnya mengandung zat lilin yang larut atau mencair setelah masuk ke dalam rektum. Dinding rektum yang tipis namun kaya suplai darah membuat obat lebih mudah untuk terserap.

5. Cara Pemberian Obat Lainnya

Selain beberapa cara pemberian obat di atas, ada juga beberapa penggunaan obat lain yang lebih khusus. Misalnya obat yang melalui vagina dalam bentuk larutan, tablet, krim, gel, supositoria, atau cincin.

Bisa juga dalam bentuk obat yang dapat Anda oleskan pada bagian mata atau telinga dalam bentuk cairan, gel, atau salep.

Baca Juga : Waspada, Ini Bahaya Konsumsi Obat Kadaluarsa dan Obat Palsu

Sumber

Healthline. (2019). Medication Administration: Why It’s Important to Take Drugs the Right Way. healthline.com

MSD Manual. (2022). Drug Administration. msdmanuals.com

Verywell Health. (2022). How to Take Oral Medications Properly. verywellhealth.com