Mengenal Disleksia (Dyslexia) : Tipe dan Cara Mengatasinya

Mengenal Disleksia (Dyslexia) : Tipe dan Cara Mengatasinya

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022

 

Disleksia merupakan ketidakmampuan belajar di mana seseorang mengalami kesulitan dengan kemampuan bahasa tertentu, terutama membaca. Penderita disleksia biasanya juga mengalami kesulitan dengan kemampuan bahasa lainnya, seperti mengeja, menulis, dan mengucapkan kata-kata.

Disleksia sendiri terjadi akibat adanya masalah saat mengidentifikasi suara ucapan dan mempelajari bagaimana kaitannya dengan huruf dan kata.

Penderita disleksia umumnya memiliki kecerdasan dan penglihatan yang normal. Disleksia tidak berhubungan dengan kecerdasan. Sebagian besar anak yang mengalami disleksia bisa berhasil di sekolah melalui bimbingan atau program pendidikan khusus.

Baca Juga: Mengenal Trypophobia: Pemicu dan Perawatannya

Karakteristik Disleksia

Disleksia sendiri dapat memengaruhi semua bentuk bahasa, termasuk lisan dan tulisan. Berikut ini beberapa karakteristik yang terkait dengan disleksia:

Bahasa Lisan

  • Kesulitan mendapatkan kosakata atau menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan usia
  • Kesulitan mengikuti petunjuk
  • Kesulitan mengucapkan kata-kata

Bacaan

  • Kesulitan membaca lisan atau dalam hati
  • Tidak dapat membaca dengan cepat
  • Kesulitan untuk mengeja

Bahasa Tertulis

  • Kesulitan mengoreksi
  • Kesulitan untuk menulis
  • Kesulitan dalam menyalin

Penyebab Disleksia

Para peneliti masih belum mengetahui secara pasti penyebab disleksia, tapi masalah yang terjadi selama perkembangan yang memengaruhi cara otak untuk memproses informasi mungkin menjadi penyebabnya.

Tingkat keparahan disleksia juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Terdapat sebuah bukti yang menunjukkan bahwa disleksia disebabkan oleh adanya faktor keturunan.

Menurut sebuah jurnal berjudul “Genetics of Dyslexia: The Evolving Landscape” yang diterbitkan oleh BMJ Journal pada tahun 2007, 60% anak yang lahir dari orang tua yang mengalami disleksia juga berisiko mengembangkan gangguan tersebut.

Jenis-Jenis Disleksia

Terdapat 3 jenis disleksia utama, yaitu:

Disleksia Primer

Disleksia primer merupakan jenis disleksia paling umum. Jenis disleksia ini terjadi akibat adanya disfungsi sisi kiri otak (korteks serebral) yang tidak berubah seiring bertambahnya usia.

Kondisi tersebut diturunkan secara genetik atau melalui mutasi gen baru yang lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibanding perempuan.

Disleksia Sekunder atau Perkembangan

Disleksia sekunder atau perkembangan adalah jenis disleksia yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak selama tahap awal perkembangan janin. Jenis disleksia ini akan berkurang saat anak Anda memasuki usia dewasa. Disleksia sekunder lebih sering terjadi pada anak laki-laki.

Trauma Disleksia

Trauma disleksia adalah jenis disleksia yang disebabkan oleh adanya trauma atau cedera otak pada area otak yang berperan dalam mengendalikan membaca dan menulis.

Selain ketiga jenis utama di atas, terdapat beberapa jenis disleksia lainnya, meliputi:

Disleksia Visual

Selain dikenal sebagai surface dyslexia, disleksia visual juga dikenal dengan nama dyseidetic dyslexia. Jenis disleksia ini terjadi saat otak tidak mampu menafsirkan sinyal visual dengan benar.

Disleksia Auditori

Dikenal juga dengan nama disleksia fonologis, disleksia auditori merupakan disleksia yang terjadi akibat adanya kesulitan memecah kata menjadi satuan yang lebih kecil. Akibatnya penderita disleksia jenis ini mengalami kesulitan untuk mencocokkan suara dengan bentuk kata yang tertulis.

Disgrafia

Disgrafia merupakan kesulitan yang dialami oleh anak dalam memegang dan mengontrol pensil yang mengakibatkan mereka tidak dapat menulis dengan benar.

Rapid Naming Deficit

Disleksia rapid naming deficit adalah disleksia yang terjadi akibat adanya kesulitan menamai benda-benda, seperti huruf, angka, atau warna dengan cepat ketika Anda melihatnya.

Penderita disleksia membutuhkan waktu lebih lama untuk menyebutkan banyak nama secara berurutan. Para ahli beranggapan masalah tersebut berkaitan dengan kecepatan pemrosesan bahasa, seperti kecepatan membaca.

Double Deficit Dyslexia

Double deficit dyslexia merupakan disleksia yang terjadi saat seseorang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi suara dalam kata-kata dan kesulitan dengan kecepatan penamaan suatu objek.

Biasanya penderitanya mengalami dua jenis disleksia, yaitu disleksia fonologis dan rapid naming deficit.

Baca Juga: Cara Ampuh Mengendalikan Emosi agar Tidak Mudah Marah

Cara Mengatasi Disleksia

Dengan penanganan yang tepat, banyak penderita disleksia yang dapat belajar membaca dan menulis dengan baik. Identifikasi dan pengobatan dini adalah kuncinya.

1. Teknik Pendidikan

Penderita disleksia sering kali membutuhkan pembelajaran bahasa secara intensif, membaca, dan instruksi multisensori untuk meningkatkan kemampuannya.

Guru bisa menggunakan teknik pendidikan yang melibatkan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan untuk meningkatkan keterampilan membaca penderita disleksia. Misalnya dengan mendengarkan materi pelajaran yang direkam, serta menelusuri bentuk huruf yang digunakan dengan jari dan kata yang diucapkan yang berperan penting dalam membantu memproses informasi.

Fokus perawatannya adalah untuk membantu penderita disleksia belajar mengenali dan menggunakan fonem (satuan suara terkecil yang membentuk kata), memahami hal yang dia baca, dan mengembangkan kosakata untuk kata-kata yang dikenali dan dipahami.

2. Latihan di Rumah

Orang tua berperan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar anak dengan disleksia. Sebagai orang tua, lakukanlah kegiatan-kegiatan sederhana berikut ini:

  • Gunakan flash card (kartu bergambar) untuk mengembangkan kemampuan pengenalan kata melalui penglihatan.
  • Anda juga bisa menggunakan perangkat lunak komputer untuk memeriksa ejaan dan membantu menulis.
  • Membacakan buku untuk meningkatkan kemampuan pengenalan kata melalui pendengaran. Anda bisa melakukannya saat anak Anda berusia 6 bulan atau usia yang lebih muda.
  • Ajak anak Anda untuk rajin membaca buku. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan, misalnya dengan membacakan buku favoritnya.

3. Terapi 

Penerapan terapi wicara dan bahasa berfungsi untuk mengatasi masalah pada artikulasi, pengetahuan fonemik, bahasa reseptif, serta gejala gangguan bicara. Penggunaan bahasa asing juga dapat digunakan untuk menangani disleksia.

Baca Juga: Alasan Pentingnya Buah dan Sayur bagi Anak

 

Sumber

Mayo Clinic. (2017). Dyslexia. www.mayoclinic.org

Medicine Net. (2020). Dyslexia. www.medicinenet.com

Medical News Today. (2020). What to Know About Dyslexia. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2018). Dyslexia. www.nhs.uk

Schumacher J, Hoffmann P, Schmäl C, Schulte-Körne G, Nöthen MM. Genetics of Dyslexia: The Evolving Landscape. J Med Genet. 2007;44(5):289-297.doi:10.1136/jmg.2006.046516. www.jmg.bmj.com

Understood. Types of dyslexia: What researchers are studying and why. www.understood.org

Verywell Family. (2020). What Is Dyslexia?.www.verywellfamily.com