Lidocaine: Jenis, Dosis, dan Efek Samping

Lidocaine: Jenis, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Dewi | Editor: Agnes

Lidocaine adalah salah satu obat anestesi lokal. Obat ini berfungsi mencegah rasa sakit dengan menghalangi sinyal pada ujung saraf kulit. Lidocaine tidak menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran, seperti anestesi umum yang digunakan untuk operasi. Obat ini hanya digunakan untuk memberikan efek mati rasa pada sebagian tubuh, sehingga Anda tidak merasakan sakit di area tertentu yang akan diberi tindakan medis.

Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati aritmia dengan jenis tertentu. Oleh karena itu lidocaine digolongkan sebagai obat antiaritmia. Obat ini juga tersedia dalam berbagai bentuk yaitu berupa krim, gel, salep, dan injeksi.

Baca Juga: 8 Pilihan Obat Alami untuk Mengatasi Sinusitis

Jenis-Jenis Lidocaine

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, obat lidocaine tersedia dalam beberapa jenis. Di bawah ini merupakan jenis-jenis lidocaine yang biasa digunakan dalam dunia medis.

1. Lidocaine topikal

Lidocaine topikal tersedia dalam bentuk krim, salep, ataupun gel. Obat jenis ini biasanya digunakan untuk meredakan nyeri akibat gigitan serangga, luka bakar ringan, terkena getah tanaman yang beracun,  dan luka lainnya.

2. Lidocaine injeksi

Lidocaine injeksi atau suntik memberikan efek mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Jenis ini biasanya diberikan oleh dokter sebelum melakukan tindakan medis seperti operasi caesar atau menjahit luka robek pada kulit. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi aritmia atau gangguan irama jantung.

3. Lidocaine suppositoria

Lidocaine suppositoria biasa digunakan untuk meredakan rasa nyeri, gatal, maupun mengobati pembengkakan yang terjadi pada anus akibat wasir atau gangguan lainnya. Cara menggunakan obat ini adalah dengan memasukkannya lewat anus.

4. Lidocaine semprot

Selain berbentuk krim dan injeksi, obat ini juga tersedia dalam bentuk cairan yang disemprotkan. Lidocaine semprot biasanya digunakan oleh dokter untuk memberikan efek mati rasa sementara pada mulut atau tenggorokan. Obat ini digunakan sebelum menjalani tindakan medis, misalnya memasang alat bantu pernafasan.

5. Lidocaine hisap

Lidocaine hisap biasanya digunakan untuk meredakan sakit tenggorokan. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas penggunaan dan keamanannya.

6. Lidocaine untuk tetes telinga

Lidocaine untuk tetes telinga digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat radang telinga bagian tengah maupun bagian luar. Namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan obat ini aman digunakan.

Baca Juga: Penyebab Sakit Kepala Tegang dan Pengobatannya

Dosis penggunaan

Dosis penggunaan lidocaine berbeda-beda, tergantung pada jenis dan tujuan penggunaan. Di bawah ini merupakan dosis penggunaan lidocine berdasarkan jenisnya.

1. Anestesi epidural

Anestesi epidural diberikan melalui suntikan di daerah tulang belakang dengan dosis maksimal 300 mg dan tidak boleh melebihi 4,5 mg/kg dari berat badan. Untuk anestesi jenis ini, dosis yang dianjurkan tidak boleh diberikan dengan interval kurang dari 90 menit.

2. Anestesi spinal

Anestesi spinal digunakan dengan dosis 50 mg hingga 100 mg. Selain itu, obat ini bisa digunakan sebagai anestesi larutan dengan persentasi penggunaan 5%, tergantung tindakan operasi yang dilakukan.

3. Anestesi semprot

Anestesi semprot digunakan dengan dosis sebanya 40 mg hingga 200 mg. Sedangkan jika dijadikan larutan, hanya diperbolehkan 4% saja ke area yang akan dibius.

4. Anestesi supposinal

Anestesi supposinal diberikan dengan dosis 2-3 kali dalam satu hari. Untuk penggunaannya disesuaikan dengan kondisi pasien dan kebutuhan dokter.

5. Lidocaine gel

Lidocaine gel biasanya digunakan sebagai anestesi uretra. Untuk laki-laki, dosis penggunaannya sebanyak 20 ml, sementara untuk perempuan sebanyak 10 ml hingga 20 ml.

6. Lidocaine untuk obat tetes telinga

Lidocaine untuk obat tetes biasanya digunakan dengan dosis 4 sampai 5 tetes ke dalam lubang telinga. Gunakan 2-4 kali sehari.

Interaksi Lidocaine dengan Obat Lain

Bagi Anda yang sedang menjalani terapi atau mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Penggunaan lidocaine bersamaan dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan efek interaksi tertentu,  seperti:

  • jika penggunaan lidocaine digabung dengan propranolol, maka kadar lidocaine dalam darah akan meningkat
  • risiko terjadinya gangguan jantung akan meningkat jika penggunaan lidocaine digabung dengan obat golongan beta bloker
  • penggunaan lidocaine bersamaan dengan phenytoin suntik juga akan meningkatkan efek samping terhadap kinerja jantung Anda
  • efektivitas lidocaine akan berkurang jika Anda menggabungkan lidocaine dengan diuretik loop, acetazolamide, atau thiazide.

Efek Samping Lidocaine

Sama seperti obat lainnya, licodaine juga dapat menimbulkan efek samping tertentu. Segera konsultasikan ke dokter Anda, jika Anda mengalami beberapa gejala berupa:

  • muncul sensasi terbakar dan iritasi pada kulit saat diaplikasikan salep atau gel yang mengandung lidocaine
  • nengalami bengkak dan kemerahan
  • mengalami ngantuk dan pusing setelah menggunakan obat tersebut
  • penglihatan kabur
  • telinga berdenging dan kebingungan
  • hipotensi
  • merasa kesemutan dan tremor.

Segera konsultasikan ke dokter Anda jika efek samping dari penggunaan obat tidak kunjung membaik. Dokter akan segera memeriksa Anda dan memberikan perawatan sesuai dengan kondisi yang Anda alami.

Baca Juga: Penyebab Sakit Kepala Tegang dan Pengobatannya

Sumber

Science Direct. Lidocaine. www.sciencedirect.com

Drugs. Lidocaine topical. www.drugs.com

Drugs. Lidocaine. www.drugs.com

Mayo Clinic. (2021). Lidocaine (intradermal route). www.mayoclinic.com

PubChem. Lidocaine. www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

DrugBank. Lidocaine: Uses, Interactions, Mechanism of Action. www.go.drugbank.com