Ketahui Penyebab dan Gejala SLE (Systemic Lupus Erythematosus)

Ketahui Penyebab dan Gejala SLE (Systemic Lupus Erythematosus)

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 29 Agustus 2023

 

Penyakit lupus termasuk ke dalam penyakit autoimun. Penyakit ini terjadi karena tubuh memproduksi antibodi secara berlebihan yang kemudian menyerang diri kita sendiri. Sebenarnya antibodi atau sistem kekebalan tubuh itu berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit. Begitu penyakit masuk, sistem kekebalan tubuh akan menyerangnya. Namun, ketika antibodi terbentuk secara berlebihan, sistem kekebalan tubuh ini juga menyerang sel-sel tubuh yang sehat.

Ada banyak jenis penyakit lupus. Systemic Lupus Erythematosus atau biasa disingkat SLE adalah salah satunya. Inilah jenis lupus yang paling umum. Saking umumnya, orang mengenal SLE sebagai lupus itu sendiri. Banyak orang yang belum tahu bahwa SLE hanya salah satu jenis lupus.

Baca Juga: Gejala Penyakit Lupus dan Penyebabnya

Penyebab SLE

Penyebab SLE tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang memicu terjadinya penyakit ini. Kemungkinan penyebabnya adalah kombinasi antara kondisi lingkungan dan faktor genetik.

Beberapa pemicu terjadinya SLE adalah:

Genetik

Sebenarnya penyakit SLE tidak terkait dengan gen tertentu. Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa gen tertentu akan mengalami SLE. Namun, pada penderita SLE, jika ditelusuri, seringkali memiliki anggota keluarga yang juga mengalami SLE.

Sebaliknya, jika ada anggota keluarga terutama keluarga inti atau lingkaran orangtua, risiko terkena SLE akan lebih tinggi.

SLE mungkin juga terjadi pada Anda yang tidak mengalami riwayat lupus pada keluarga, tetapi memiliki riwayat penyakit autoimun lainnya pada keluarga.

Lingkungan

  • Sering terpapar cahaya matahari dapat membuat tubuh merespon dan membuat sistem imun bekerja jauh lebih aktif, sampai kemudian tidak mengenali lagi sel-sel tubuh yang sehat.
  • Cahaya matahari juga dapat menyebabkan lesi kulit lupus, yaitu jaringan kulit yang tumbuh abnormal dan memicu terjadinya lupus. Hal ini terutama terjadi pada orang-orang yang rentan.
  • SLE juga dapat dipicu karena obat-obatan yang dikonsumsi. Obat-obatan tersebut misalnya antibiotik, obat anti kejang, dan obat untuk tekanan darah.
  • Pemicu SLE selanjutnya adalah infeksi. Ketika tubuh terinfeksi virus, bakteri, atau penyebab penyakit yang lain, tubuh dapat bereaksi ke arah penyakit lupus. Orang yang sudah terkena SLE pun, ketika terinfeksi, sangat mungkin akan mengalami kambuh.
  • Stres baik secara fisik maupun emosional juga memicu SLE. Ketika Anda sedang mengalami masalah dan tidak bisa mengelola emosi dengan baik, sehingga menyebabkan stres, berhati-hatilah. Sebab, di kondisi inilah SLE bisa terbentuk di dalam tubuh. Begitu juga jika fisik yang mengalami stres.

Hormon

Hormon estrogen juga diperkirakan menjadi salah satu pemicunya. Perempuan yang sedang hamil atau perempuan yang sedang haid, kemungkinan mengalami SLE lebih tinggi daripada yang tidak sedang hamil atau haid. Namun, soal hormon sebagai pemicu SLE, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Faktor risiko

Faktor ini membuat kemungkinan terkena SLE menjadi lebih tinggi. Risiko tersebut adalah jenis kelamin (perempuan lebih mudah terkena SLE karena faktor hormon) dan usia (biasanya terjadi pada orang di usia 15-45 tahun).

Gejala SLE

Pada awalnya, SLE kemungkinan besar muncul dengan gejala tubuh yang kelelahan. Gejala lainnya adalah hilangnya nafsu makan, rasa sakit atau tidak nyaman yang terasa samar-samar, serta turunnya berat badan.

Gejala selengkapnya adalah:

  • Demam. Penderita SLE mungkin mengalami demam hingga lebih dari 37° C. Demam ini disebabkan karena adanya infeksi atau peradangan.
  • Sakit dada. SLE juga menyebabkan terjadinya peradangan pada lapisan paru-paru. Oleh karena itu, ketika menarik napas dalam-dalam, dada terasa sakit.
  • Nyeri sendi dan otot. Hal ini kerap terjadi pada penderita SLE atau lupus jenis lainnya. Nyeri sendi dan otot biasanya terjadi pada leher, bahu, lengan atas, dan paha. Ada kemungkinan disertai dengan pembengkakan, tapi bisa juga tidak mengalami pembengkakan.
  • Adanya masalah kulit. Kulit mungkin mengalami bintik merah kecil yang disebut petechiae. Ini adalah perdarahan di bawah kulit. Hal ini terjadi karena kurangnya sel yang membantu pembekuan darah. Bagian bawah kulit juga mungkin mengalami kekurangan kalsium (disebut calcinosis) atau mengalami kerusakan pembuluh darah pada kulit (disebut vasculitis).
  • Kelelahan. Rasa lelah ini lebih berat daripada biasanya. Kelelahan ekstrim ini tidak juga menghilang meskipun Anda sudah cukup istirahat.
  • Luka mulut. Gejala ini muncul berupa luka pada langit-langit mulut, gusi, pipi bagian dalam, dan bibir. Luka ini bisa terasa sakit, bisa juga tidak terasa.
  • Terjadi ruam kupu-kupu. Masalah kulit ini berupa bercak-bercak atau ruam merah pada pipi dan atau pangkal hidung. Bentuk ruamnya seperti kupu-kupu. Itu sebabnya disebut dengan ruam kupu-kupu. Ruam ini tidak sakit dan tidak gatal, tapi ketika berada di bawah sinar matahari langsung, akan lebih terasa.
  • Kerontokan rambut. Hal ini sering terjadi pada orang dengan SLE. Kerontokan rambut bisa berupa hanya helai-helai rambut yang rontok sedikit, tetapi bisa juga rontok banyak sampai mengalami kebotakan.

Ketika Anda mengalami gejala-gejala tersebut di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Apabila terbukti bahwa itu adalah gejala SLE, dokter akan cepat memberi tahu langkah selanjutnya, agar penyakit tersebut dapat dikendalikan.

Baca Juga: Apakah Lupus Menular? Ketahui Juga Cara Mengobati dan Mencegah Lupus

Sumber

CDC. (2018). Systemic Lupus Erythematosus (SLE). www.cdc.gov

Healthline. (2020). Systemic Lupus Erythematosus (SLE). www.healthline.com

Mayo Clinic. (2021). Lupus. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2020). What is lupus?. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2020). Lupus. www.nhs.uk