Ketahui Penyebab dan Gejala Sindrom Koroner Akut

Ketahui Penyebab dan Gejala Sindrom Koroner Akut

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 3 Juli 2023

 

Sindrom koroner akut menggambarkan berbagai kondisi yang terkait dengan berkurangnya aliran darah ke jantung secara tiba-tiba. Penyumbatan terjadi secara tak terduga dan dalam sekejap, atau bisa muncul dalam waktu tertentu. Kondisi tersebut terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah akibat rokok, penggumpalan sel darah merah yang terlalu pekat, serta penumpukan gula atau lemak. Arteri ini bekerja dengan mengirimkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung.

Otot jantung membutuhkan suplai darah kaya oksigen yang stabil dan teratur agar berfungsi dengan baik. Pembekuan darah adalah penyebab utama tersumbatnya arteri koroner. Hal inilah yang dapat mempengaruhi penyakit arteri koroner atau sindrom koroner akut, hingga dapat mengakibatkan kerusakan jantung permanen.

Baca Juga: Jantung Koroner: Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penyebab

Sindrom koroner akut terjadi karena hasil dari penumpukan endapan berlemak (plak) pada dinding arteri koroner, pembuluh darah yang memberikan oksigen, dan nutrisi ke otot jantung. Ketika endapan plak pecah atau terbelah akan membentuk gumpalan darah, gumpalan darah inilah yang memblokir aliran darah ke otot jantung.

Ketika pasokan oksigen ke sel terlalu rendah, sel-sel dari otot jantung dapat mati. Kematian sel dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otot sehingga menyebabkan serangan jantung. Bahkan, ketika tidak ada kematian sel, penurunan oksigen masih mempengaruhi fungsi otot jantung sehingga tidak berfungsi seperti seharusnya.

Kondisi ini mungkin bersifat sementara atau bahkan permanen. Ketika sindrom koroner akut tidak mengakibatkan kematian sel, hal ini disebut dengan angina (nyeri dada) yang tidak stabil.

Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko umum untuk sindrom koroner akut memiliki ciri yang hampir sama dengan jenis penyakit jantung lainnya. Faktor risiko tersebut meliputi:

  • Penuaan
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol darah tinggi
  • Merokok
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Diet tidak sehat
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Diabetes
  • Adanya riwayat keluarga terhadap penyakit jantung, atau stroke
  • Riwayat tekanan darah tinggi, preeklampsia, atau diabetes
  • Selama kehamilan
  • Infeksi COVID-19

Gejala

Tanda-tanda dan gejala sindrom koroner akut umumnya mulai dengan cepat, terjadi tiba-tiba tanpa peringatan, atau tubuh Anda memberikan tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang salah. Gejala umum meliputi:

  • Merasa tidak nyaman
  • Nyeri dada
  • Rasa sakit dapat terjadi pada satu atau kedua lengan, rahang, leher, punggung, atau perut.
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Gangguan pencernaan
  • Mual atau muntah
  • Berkeringat

Gejala-gejala tersebut sangat serius dan harus segera mendapatkan perawatan medis darurat. Dalam kasus lain, rasa sakit yang Anda rasakan bisa tidak dapat diprediksi dan dapat memburuk bahkan setelah Anda beristirahat, yang merupakan gejala nyeri dada yang tidak stabil. Nyeri dada atau ketidaknyamanan yang muncul merupakan gejala umum dari sindrom koroner akut. Dan tanda dan gejala bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan adanya kondisi medis lainnya.

Diagnosis

Jika Anda memiliki tanda atau gejala terkait dengan sindrom koroner akut, dokter Anda kemungkinan akan melakukan beberapa pemeriksaan. Diagnosis tersebut dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang gejala atau riwayat medis Anda. Pemeriksaan ini meliputi:

  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan untuk merekam dan mengukur aktivitas listrik jantung. Impuls jantung yang tidak teratur dapat berarti jantung Anda tidak berfungsi dengan baik karena kekurangan oksigen. Pola-pola tertentu dalam sinyal listrik dari jantung dapat menunjukkan lokasi penyumbatan. Pemeriksaan ini mungkin perlu dalam beberapa kali.
  • Tes darah. Enzim tertentu dapat dideteksi dalam darah jika ada sel mati yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan jantung. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang positif artinya Anda terkena serangan jantung.
  • Pemindaian perfusi jantung. Pemindaian ini bertujuan untuk menunjukkan dan memeriksa aliran normal darah Anda. Sekaligus untuk mencari kerusakan otot jantung, akibat serangan jantung sebelumnya.

Informasi dari beberapa pemeriksaan, serta tanda-tanda dan gejala aktual digunakan untuk membantu mendiagnosis sindrom koroner akut dan menentukan apakah hal tersebut termasuk dalam kategori serangan jantung atau angina (nyeri dada) yang tidak stabil.

Pengobatan

Sindrom koroner akut merupakan kondisi darurat medis yang harus segera Anda tangani. Pengobatan awal harus segera dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan aliran darah untuk membantu memulihkan fungsi jantung secepat mungkin. Sedangkan untuk pengobatan jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan fungsi jantung secara keseluruhan, mengendalikan faktor risiko, dan menurunkan risiko serangan jantung. Perawatan pada umumnya mencakup kombinasi obat-obatan medis dan prosedur bedah. Obat-obatan yang dokter respkan meliputi:

  • Nitrogliserin. Obat untuk meringankan dan mencegah angina (nyeri dada).
  • Obat antiplatelet. Mencegah terbentuknya sumbatan atau plak di pembuluh darah.
  • Beta bloker. Golongan obat untuk mengatasi gangguan irama jantung.
  • Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor. Kelompok obat yang berfungsi untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung.
  • Angiotensin reseptor blocker (ARB). Golongan obat untuk menurunkan tekanan darah.
  • Statins. Obat-obatan untuk menurunkan kolesterol.

Baca Juga: Tips Mencegah Jantung Koroner dan Cara Merawatnya

Sumber

Mayo Clinic. (2021). Acute coronary syndrome. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2017). Acute coronary syndrome: What you need to know. www.medicalnewstoday.com

MSD Manual. (2020). Overview of Acute Coronary Syndromes (ACS). www.msdmanuals.com

Verywell Health. (2020). Acute Coronary Syndrome (ACS) Symptoms and Diagnosis. www.verywellhealth.com