Ketahui Manfaat CAPD dan Efek Sampingnya

Ketahui Manfaat CAPD dan Efek Sampingnya

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Dialisis peritoneal merupakan suatu metode untuk membuang produk limbah dari darah ketika organ ginjal tidak lagi dapat melakukan tugasnya yaitu menyaring darah dengan baik. Dialisis berfungsi untuk membuang sisa metabolisme tubuh atau racun serta kelebihan cairan dan garam serta membantu mengontrol tekanan darah. Ada dua jenis dialisis peritoneal yaitu dialisis peritoneal otomatis (APD) dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD).

Penjelasan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

CAPD seperti namanya merupakan dialisis yang dilakukan secara terus menerus (continuous) dan bisa dilakukan saat menjalankan aktivitas normal seperti biasanya seperti bekerja atau sekolah. CAPD dilakukan dengan cara memasukkan sekitar 2 liter cairan pembersih ke dalam perut dengan cara menaikkan posisi kantong cairan di atas pundak sehingga cairan akan mengikuti gravitasi kemudian mengalir turun sendiri melalui kateter.

Cairan dialisat akan menetap di dalam perut selama kurang lebih 6 jam sampai proses penyaringan atau filtrasi selesai. Jika sudah selesai, cairan dialisat akan diganti lagi dengan yang baru. Proses penggantian cairan ini dapat dilakukan sampai 4 kali dalam sehari dan setiap penggantian cairan berdurasi sekitar 30 sampai 40 menit. Pasien dapat melakukan cairan ini saat sedang makan maupun sebelum tidur.

Cara Melakukan CAPD

CAPD harus dilakukan di ruangan yang cukup terang serta steril tidak ada hewan peliharaan, bulu, angin kencang, atau kipas angin di dalam ruangan. Hal ini karena benda-benda tersebut dapat memicu risiko infeksi.

Pertama, kumpulkan alat-alat yang dibutuhkan seperti:

  • Tas dialisat dan tas produk limbah
  • Dudukan untuk menggantung tas dialisat
  • Tabung berbentuk Y dan klem tabung
  • Sarung tangan medis dan masker medis
  • Jarum suntik tanpa jarum

Cuci tangan dengan sabun dan air. Gosok tangan setidaknya selama 15 detik, lalu keringkan dengan baik menggunakan handuk bersih atau handuk kertas yang baru. Petugas kesehatan akan meminta agar Anda menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol setelah Anda mengeringkan tangan.

Pakai masker dan sarung tangan. Pastikan masker menutupi hidung dan mulut Anda. Masker perlu digunakan untuk mencegah kontaminasi kuman dari hidung atau mulut. Selain itu, pakai sarung tangan Anda dan jangan menyentuh apapun selain perban dan perlengkapan saat sarung tangan terpasang.

Setelah itu, bilas tabung dengan dialisat. Hubungkan ujung bawah tabung Y ke kateter. Hubungkan 2 ujung selang lainnya ke kantong dialisat dan kantong sampah.

Jepit selang yang menuju ke perut, lalu biarkan 100 mililiter dialisat segar mengalir keluar dari kantong. Biarkan dialisat mengalir ke tabung ke dalam kantong sampah. Kemudian, klem selang yang menuju kantong sampah.

Selanjutnya, biarkan dialisat mengalir ke perut. Gantung tas pada tingkat yang lebih tinggi dari perut. Kemudian, lepas klem untuk membiarkan sisa dialisat mengalir ke perut. Proses ini setidaknya memakan waktu selama 10 menit. Anda dapat berbaring, duduk, atau berdiri saat dialisat sedang mengalir masuk. Setelah semua dialisat berada di perut, cuci tangan dan pakai sarung tangan baru. Lepaskan kateter dari selang, lalu jepit kateter sampai tertutup. Biarkan dialisat di perut selama 3 sampai 5 jam waktu tinggal.

Tiriskan dialisat dari perut. Cuci tangan lagi, lalu pakai masker dan sarung tangan baru. Hubungkan selang Y ke kateter. Jepit tabung yang masuk ke dalam kantong dialisat. Gantung kantong di tempat yang lebih rendah dari perut. Kemudian, lepaskan klem dari tabung yang menuju kantong sampah. Dialisat yang mengalir keluar harus sudah jernih. Kemudian, tutup kantong sampah lalu buang sesuai petunjuk. Setelah itu, cuci tangan Anda.

Keuntungan CAPD

  • Pola diet dan manajemen cairan yang lebih baik dan memudahkan pasien untuk bepergian
  • Derajat anemia menjadi lebih ringan
  • Tidak memerlukan koagulan
  • Menurunkan komplikasi hipertensi
  • Risiko hipotensi selama proses dialisis jadi lebih rendah
  • Lebih baik untuk dilakukan pada pasien yang masih anak-anak, lanjut usia, dan diabetes
  • Ekonomis
  • Akses yang lebih baik.

Efek Samping CAPD

  • Meningkatkan risiko peritonitis atau peradangan pada peritoneum (selaput tipis yang membatasi dinding perut bagian dalam dan organ-organ perut).
  • Komplikasi hernia
  • Pasien menjadi mudah bosan dan kelelahan
  • Menyebabkan obesitas dan hiperlipidemia
  • Hilangnya ultrafiltrasi dan bersihan peritoneum
  • Muncul masalah yang berhubungan dengan kateter dan konektor.

Dialisis merupakan suatu perawatan yang dapat bermanfaat untuk memperpanjang harapan hidup untuk pasien yang mengalami gangguan pada organ ginjal. Oleh karena itu, tetap konsultasikan kepada dokter spesialis penyakit dalam mengenai metode cuci darah yang tepat seperti CAPD serta kelebihan dan kekurangannya.

Baca Juga: Ketahui Prosedur CAPD atau Cuci Darah Lewat Perut

Sumber

Drugs. (2022). Peritoneal Dialysis. drugs.com

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. (2020). Peran Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis dalam Pemerataan Layanan Pengganti Ginjal di Indonesia. jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id

Mayo Clinic. Peritoneal Dialysis. mayoclinic.org

Rumah Sakit Kasih Ibu. (2019). Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). rskasihibu.com

Science Direct. (2017). Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis. www.sciencedirect.com