Ketahui Efektivitas Tes Tubex untuk Cek Penyakit Tipes

Ketahui Efektivitas Tes Tubex untuk Cek Penyakit Tipes

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 8 Agustus 2023

 

Typhidot atau tes tubex adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu membuat diagnosis dugaan demam enterik, juga dikenal sebagai demam tifoid atau sakit tipes. Tipes merupakan penyakit yang dapat mengancam jiwa, disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enterica serotype Typhi (S. typhi).

Bakteri ini biasanya ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kotoran. Penyakit tipes terkait dengan gejala yang meliputi demam tinggi, kelelahan, sakit kepala, sakit perut, diare, atau sembelit. Diagnosis dan pengobatan dini penting karena komplikasi serius, termasuk perdarahan usus yang parah atau perforasi, dapat berkembang dalam beberapa minggu.

Baca Juga: Cara Mencegah Tipes (Demam Tifoid) serta Tips Pemulihan Jika Terkena

Mengenal Tes Tubex dan Prosedurnya

Pemeriksaan tes tubex ini mendeteksi demam dengan mencampur serum Anda dengan sampel darah yang sudah diambil dari tubuh Anda untuk digunakan untuk pengujian aglutinasi yang mendeteksi adanya aglutinin serum pada Anda yang mengalami demam tifoid dan paratifoid.

Demam tifoid dan paratifoid sama sama disebabkan oleh bakteri salmonela, hanya berbeda jenis yaitu demam tifoid disebabkan oleh salmonella typhosa sedangkan paratifoid disebabkan oleh paratyphosa. Kedua bakeri ini bisa menyebabkan perbedaan gejala dari gangguan pencernaan, biasanya S. Typhosa membuat sembelit, sedangkan S. Paratyphosa membuat diare.

Ketika Anda terinfeksi bakteri Salmonella, tubuh Anda akan membentuk zat antibodi untuk melawan bakteri tersebut. Inilah yang disebut dengan antibodi Salmonella dan akan dapat dideteksi dengan menggunakan tes tubex setelah 7 – 10 hari.

Darah akan diambil dan dikumpulkan ke dalam botol, kemudian sampel yang dikumpulkan disimpan ke dalam wadah darah yang memiliki pengawet atau antikoagulan yang sesuai. Antikoagulan merupakan golongan obat yang digunakan untuk menghambat pembekuan darah.

Baca Juga: Penyakit Tipes Bisa Menular? Kok Bisa?

Keuntungan dari Tes Tubex

Pemeriksaan ini merupakan tes cepat untuk digunakan sebagai skrining demam tifoid dan paratifoid di daerah dengan penyakit endemik, suatu populasi di wilayah tertentu dimana penyakit ini dapat dengan mudah menyebar. Ketika fasilitas pemeriksaan lain masih belum tersedia, tes tubex juga dapat digunakan sebagai pengganti yang dapat mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella parathypi.

Kekurangan dari Tes Tubex

Salah satu kekurangan dari tes tubex yaitu memiliki harga yang lebih mahal dari widal, namun lebih sensitif dan spesifik. Berikut ini adalah beberapa kekurangan lain dari tes tubex, antara lain:

  • Pemeriksaan ini hanya tes dugaan serta diagnosis terhadap penyakit tipes yang tidak dapat dikonfirmasi hanya berdasarkan tes tersebut.
  • Tes tubex harus dilakukan selama periode tertentu, hanya karena tes tersebut harus dilakukan dalam waktu 7 hari setelah Anda sakit, dan setidaknya 4 minggu setelah Anda sakit biasanya hasil tes akan menunjukkan hasil yang negatif.
  • Karena titer antibodi yang rendah seringkali terjadi pada umumnya, tes tubex akhirnya harus disimpulkan berdasarkan titer awal pada populasi lokal yang sehat. Dan titer antibodi adalah sejenis tes darah yang digunakan untuk melihat adanya dan tingkat antibodi dalam darah Anda.
  • Tes tubex seringkali memakan waktu lama untuk diselesaikan, sehingga Anda harus menunggu untuk mengetahui hasil tes tersebut.
  • Tes tubex sendiri mungkin dapat memberikan hasil yang positif, pada Anda yang sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi atau terinfeksi bakteri Salmonella typhi sebelumnya.
  • Reaksi positif palsu mungkin umum terjadi karena reaktivitas silang dalam kasus infeksi non-Salmonella lainnya seperti pada tipes, gangguan imunologi, malaria falciparum akut pada anak-anak atau penyakit hati kronis yang berhubungan dengan peningkatan kadar globulin, dan gangguan seperti rheumatoid arthritis, myelomatosis, dan sindrom nefrotik. Oleh karena itu, metode diagnosis yang lebih handal lainnya sering dilakukan akhir-akhir ini.
  • Selain adanya reaktivitas silang dengan spesies bakteri Salmonella lainnya, tes ini tidak dapat membedakan antara infeksi yang sedang terjadi saat ini dan infeksi sebelumnya, atau terhadap vaksinasi terhadap tipes.
  • Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mengatakan bahwa, karena berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari tes tubex. Sehingga ada baiknya jika tidak terlalu bergantung pada tes tubex ini.

Kesimpulan

Hasil penelitian telah menunjukkan sensitivitas, spesifisitas, akurasi terhadap hasil tes positif dan negatif yang unggul dibandingkan dengan tes lain yang lebih cepat dalam diagnosis demam tifoid. Namun, kedua tes ini tidak dapat dianggap sebagai standar untuk diagnosis karena Positive predictive value (PPV) yang rendah.

Namun, ketika Net Present Value (NPV) atau selisih hasil nilai positif dan negatif yang tinggi dari tes diagnostik menunjukkan hasil yang negatif, maka hasil tersebut akan mengatakan bahwa Anda tidak terinfeksi. Meskipun begitu, diagnosis pasti sakit tipes atau demam tifoid ini tidak bisa hanya mengandalkan tes serologis, terutama pada populasi dimana infeksi sangat lazim untuk terjadi.

Baca Juga: Ketahui Prosedur Widal Test untuk Diagnosis Tifus

Sumber