Kenali Perbedaan Tipes dan DBD melalui Gejala

Kenali Perbedaan Tipes dan DBD melalui Gejala

Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi

Tidak sedikit orang tidak bisa membedakan antara tipes dan DBD karena mempunyai ciri-ciri yang hampir sama. Meskipun demikian, keduanya tetap berbeda dan mempunyai gejala-gejala yang berbeda pula.

Ketika daya tahan tubuh melemah, bahkan harus melakukan perawatan di rumah sakit, sebagian orang menganggap bahwa kondisi tersebut merupakan tipes atau DBD. Hal ini karena sulit membedakan antara kedua penyakit tersebut akibat gejala yang ditimbulkan serupa, yaitu demam tinggi.

Padahal tipes dan DBD merupakan penyakit yang berbeda, baik dari segi penyebab, pengobatan, maupun pencegahannya.

Perbedaan tipes dan DBD

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sedangkan tipes atau dikenal juga dengan sebutan demam tifoid disebabkan oleh patogen bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang tidak higienis.

Meski diawali dengan gejala demam tinggi, tetapi demam karena DBD dapat muncul secara mendadak yang bisa berlangsung sampai tujuh hari dan terjadi secara terus menerus.

Sedangkan demam pada penyakit tipes akan muncul secara bertahap. Saat gejala awal muncul, suhu tubuh bisa normal atau bahkan rendah, lalu naik secara bertahap setiap harinya hingga mencapai 40 derajat Celcius.

Baca Juga : Cara Mencegah Tipes (Demam Tifoid) serta Tips Pemulihan Jika Terkena

Gejala tipes dan DBD

Selain demam tinggi, terdapat gejala khas yang muncul pada masing-masing penyakit. Gejala khas pada DBD dapat berupa perdarahan, seperti gusi berdarah, mimisan, BAB berdarah, muntah berdarah, serta menstruasi dengan durasi dan volume yang lebih banyak.

Namun, gejala perdarahan pada DBD bisa juga tidak terlihat, sehingga tim medis perlu melakukan uji bendung menggunakan alat pengukur tekanan darah untuk memicu perdarahan pada kulit berupa bintik-bintik merah.

Selain itu, dibutuhkan juga beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah untuk mengetahui penyebab, menilai kekentalan darah, jumlah sel pembekuan darah (trombosit atau keping darah), serta jumlah sel darah merah atau hemoglobin.

Sementara pada penyakit tipes, gejala khas yang muncul ditandai dengan gangguan saluran pencernaan seperti kembung, rasa tidak nyaman di perut, sembelit atau diare, hingga nyeri perut atau kram. Pada penderita tipes, dibutuhkan pemeriksaan darah untuk melihat reaksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi.

Cara mencegah tipes dan DBD

Cara pencegahan kedua penyakit ini juga berbeda. Untuk mencegah DBD, Anda dapat menggunakan lotion anti nyamuk, memasang obat nyamuk, membersihkan lingkungan, memasang kelambu tempat tidur, menguras bak mandi, serta menutup tempat penampungan air.

Hindari adanya genangan air di lingkungan sekitar agar tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak.

Sementara cara pencegahan penyakit tipes Anda dapat rajin mencuci tangan sebelum makan, memperhatikan nutrisi makanan dan minuman, mengonsumsi air matang yang terjamin kebersihannya, istirahat yang cukup, serta menjaga kebersihan diri.

Hindari membeli makanan sembarangan dan mengonsumsi makanan kurang matang.

Setelah mengetahui perbedaan tipes dan DBD, ada baiknya lebih memperhatikan faktor risiko dan gejala dari kedua penyakit ini, serta melakukan penanganan awal dan perawatan yang tepat.

Apabila tubuh telah menandakan gejala-gejala tipes atau DBD, ada baiknya Anda segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisi yang Anda alami. Nantinya, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyakit yang Anda alami dan langkah mencegah komplikasi yang berisiko fatal.

Baca Juga : 10 Cara Paling Ampuh Cegah Demam Berdarah (DBD)

Sumber

CDC. (2008). Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. www.cdc.gov

Mayo Clinic. (2020). Dengue fever. www.mayoclinic.org

Mayo Clinic. (2020). Typhoid fever. www.mayoclinic.org

NHS. (2021). Typhoid fever. www.nhs.uk