Cara Menangani TB Tulang Belakang yang Perlu Diketahui

Cara Menangani TB Tulang Belakang yang Perlu Diketahui

Penulis: Lely | Editor: Handa

Tuberkulosis (TB) tulang belakang (TB spondilitis) merupakan penyakit infeksi tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kondisi ini dikaitkan dengan nyeri punggung dan radang sendi yang melibatkan banyak ruas tulang belakang.

TB tulang belakang juga dikenal dengan penyakit pott. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2017, menyatakan bahwa Indonesia memiliki 898 ribu penderita TBC dan menempati posisi kedua untuk negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia.

Gejala TB Tulang Belakang

Sejauh ini, untuk mengenali gejala TB tulang belakang tidak mudah. Hal ini karena TB tulang belakang sulit didiagnosis karena tidak menimbulkan rasa sakit pada tahap awal atau bahkan penderita tidak menunjukkan gejala apapun.

Biasanya, ketika didiagnosis TB tulang belakang, tanda atau gejala yang dialami penderita sudah parah. Berikut ini beberapa gejala TB tulang belakang yang harus diketahui:

  • Sakit punggung yang parah
  • Pembengkakan
  • Kekakuan
  • Abses
  • Kelelahan
  • Hilang nafsu makan
  • Demam
  • Keringat berlebihan saat tidur
  • Penurunan berat badan

Namun, ketika TB tulang belakang semakin parah dan memburuk, kemungkinan penderita akan mengalami gejala, seperti:

  • Paraplegia  atau kelumpuhan
  • Pemendekan anggota tubuh pada anak-anak
  • Kelainan tulang
  • Gangguan saraf
  • Tulang belakang yang melengkung menyebabkan bungkuk
  • Komplikasi neurologis

Baca Juga : Tips Konsumsi Obat TBC agar Selalu Tepat Jadwal

Diagnosis TB Tulang Belakang

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan untuk mendiagnosis TB tulang belakang akan diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dialami, riwayat penyakit yang pernah dialami, riwayat penyakit keluarga. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meliputi:

  • Pemeriksaan susunan tulang belakang (ada tidaknya deformitas atau gibbus)
  • Pemeriksaan detail fungsi saraf
  • Evaluasi ada tidaknya benjolan atau abses di daerah lambung
  • Pemeriksaan kulit termasuk di daerah yang berongga untuk mengetahui adanya infeksi bakteri.

2. Melakukan Tes Laboratorium

Untuk memastikan diagnosa perlu adanya tes laboratorium yang dilakukan untuk penderita TB tulang belakang. Prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan, perubahan elemen atau kerusakan dan infeksi bakteri yang menjadi penyebab TB tulang belakang.

Beberapa tes laboratorium yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis TB tulang belakang, yaitu:

  • Tes sedimentasi sel darah merah. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi jika terjadi peradangan di dalam tubuh.
  • MRI dan CT scan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penekanan dan perubahan elemen tulang pada stadium awal penyakit.
  • X-ray tulang belakang dan dada (CRX). Tes ini dilakukan untuk mendeteksi jika ada kerusakan atau penyempitan tulang antar keping tulang belakang. Selain itu, tes ini juga dapat mengetahui jika terdapat tuberkulosis pada saluran pernapasan yang menyebar ke tulang belakang.
  • Biopsi pada tulang atau jaringan. Biopsi merupakan prosedur medis yang digunakan untuk mendeteksi ketidaknormalan pada jaringan tubuh menggunakan mikroskop.

Baca Juga : Ketahui Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk TBC

Pengobatan TB Tulang Belakang

Ketika Anda telah didiagnosis menderita TB tulang belakang, maka segera lakukan perawatan intensif untuk mengobati penyakit ini. Pasalnya, TB tulang belakang dapat disembuhkan, ketika diobati sejak dini dengan menggunakan yang tepat. Pengobatan TB tulang belakang, meliputi:

  • Pemberian obat-obatan. Obat-obatan adalah langkah awal untuk mengobati TB tulang belakang. Biasanya dokter akan memberikan obat antituberkulosis, seperti rifampisin, isoniazid, etambutol, dan pirazinamid. Efek samping dari obat-obat tersebut yang mungkin muncul, seperti sakit kuning, demam, ruam, gatal-gatal, nafsu makan menurun, dan urin berwarna gelap.
  • Operasi. Dalam banyak kasus, diperlukan pembedahan tulang belakang, seperti laminektomi, yaitu jenis operasi untuk mengangkat sebagian tulang belakang.

Selain itu, penderita TB tulang belakang juga disarankan untuk tidak menggerakkan tulang belakangnya hingga suatu periode tertentu. Selain itu, serangkaian terapi fisik juga disarankan untuk mengurangi nyeri, serta melatih fleksibilitas tulang.

Pencegahan TB Tulang Belakang

Secara umum, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah TB tulang belakang, di antaranya:

  • Pemberian vaksin. Vaksinasi merupakan tindakan pencegahan TB tulang belakang yang utama. Vaksin yang diberikan yaitu Bacillus Calmette-Guerrin atau BCG. Vaksin ini diberikan pada bayi sebelum usia 3 bulan.
  • Mengenakan masker ketika berada di tempat umum, terutama ketika bersin atau batuk. Hal ini untuk menghindari penyebaran virus yang mungkin Anda keluarkan saat bersin atau batuk.
  • Gunakan masker ketika berinteraksi dengan penderita atau hindari berinteraksi dengan penderita.
  • Mulailah kebiasaan mencuci tangan secara teratur.
  • Usahakan lingkungan tempat tinggal Anda memiliki sirkulasi udara yang baik.

Baca Juga : Bagaimana TBC bisa Kambuh dan Cara Mencegahnya

Sumber


Healthline. 2018. Bone Tuberculosis.www.healthline.com
Physiopedia. 2020. Pott’s Disease.www.physio-pedia.com
NCBI. 2020. Pott Disease (Tuberculous Spondylitis).www.ncbi.nlm.nih.gov
Radiopaedia. 2020. Tuberculous spondylitis.www.radiopaedia.org
World Health Organitation. 2018. Indonesia National TB Program. www.who.int