Berbagai Macam Pilihan Obat Dermatitis

Berbagai Macam Pilihan Obat Dermatitis

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Dermatitis merupakan suatu kondisi di mana kulit menjadi meradang. Contoh dermatitis adalah dermatitis atopik (eksim), dermatitis kontak, dan dermatitis seboroik (ketombe). Dermatitis dapat menimbulkan ruam merah, kulit yang kering dan gatal. Dermatitis dapat diatasi dengan menggunakan berbagai obat dermatitis sesuai dengan petunjuk dokter.

Penyakit ini merupakan suatu kondisi iritasi kulit dan ruam yang bisa disebabkan karena faktor genetika, sistem kekebalan yang terlalu aktif, infeksi, alergi, dan paparan zat iritan, serta masih banyak lagi. Gejala umum dari dermatitis termasuk kulit menjadi kering, kemerahan, dan gatal-gatal. Ada 4 jenis dermatitis yang umum dialami oleh banyak orang, seperti dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis kontak, dan dermatitis seboroik.

Pilihan Obat Dermatitis

Obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi dermatitis bertujuan untuk meredakan gejala yang timbul. Hal ini karena cara terbaik untuk mengatasi dermatitis adalah dengan menghindari pemicunya.

Berikut beberapa pilihan obat dermatitis yang kerap diresepkan oleh dokter.

1. Antihistamin

Obat yang termasuk dalam golongan antihistamin diresepkan oleh dokter agar dapat meredakan gejala alergi yang terjadi pada dermatitis kontak, seperti gatal, bengkak-bengkak, dan kulit menjadi berwarna merah. Obat antihistamin bekerja dengan cara menghentikan proses pelepasan histamin yaitu suatu zat yang diproduksi oleh tubuh setelah terpapar zat pemicu alergi atau alergi.

Antihistamin oral yang dijual bebas seperti Benadryl, Zyrtec, atau obat alergi lainnya dapat membantu mengatasi dermatitis karena alergi. Jika Anda sering mengalami dermatitis kontak karena alergi ringan, Anda dapat minum obat alergi yang diresepkan oleh dokter untuk mencegah kambuhnya reaksi alergi di masa mendatang.

2. Krim Hidrokortison

Obat ini kerap digunakan untuk meredakan gejala peradangan yang muncul pada hampir semua jenis dermatitis. Krim hidrokortison adalah salah satu obat yang termasuk dalam golongan kortikosteroid. Akan tetapi, obat ini jika digunakan secara sembarangan dan tidak mematuhi aturan dari dokter akan menyebabkan penipisan kulit, kulit menjadi berwarna merah, kulit menjadi kering dan terasa seperti terbakar, iritasi, timbul stretch mark, dan kulit mengalami perubahan warna.

3. Antibiotik

Antibiotik dapat diberikan jika Anda mengalami dermatitis namun disertai oleh tanda-tanda infeksi seperti lukanya menjadi bernanah, tubuh menjadi demam, dan luka terasa nyeri. Dermatitis berkembang menjadi infeksi dapat terjadi karena kulit yang terasa gatal digaruk sampai luka dan luka tersebut terpapar bakteri penyebab infeksi.

4. Obat Golongan Kortikosteroid

Obat kortikosteroid juga tersedia sebagai obat oral dalam bentuk pil atau kapsul yang juga bisa diberikan untuk meredakan peradangan akibat dermatitis. Akan tetapi, obat ini harus diperoleh menggunakan resep dari dokter dan tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan apalagi dalam jangka panjang. Jika obat ini digunakan dalam jangka panjang, maka dapat menimbulkan efek samping seperti osteoporosis, hipertensi, dan diabetes. Selain itu, jika hal ini terjadi pada anak-anak maka dapat terjadi gangguan proses pertumbuhan.

5. Sampo Antiketombe

Sampo antiketombe dapat digunakan untuk mengatasi dermatitis seboroik yang menyebabkan ketombe. Hal ini karena sampo antiketombe memiliki kandungan seng pirition, tar, asam salisilat, sulfat, ketokonazol, dan selenium.

6. Calcineurin Inhibitor

Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk krim yang bekerja dengan cara membantu perbaikan kulit serta meredakan rasa gatal yang disebabkan karena dermatitis. Obat ini diformulasikan untuk memblokir respons sistem kekebalan yang terlalu aktif pada kulit yang dapat mengurangi gatal, kemerahan, dan bengkak-bengkak.

Pada umumnya, dokter biasanya akan meresepkan obat ini jika kortikosteroid topikal tidak efektif atau jika eksim atau dermatitis memengaruhi area sensitif kulit yang tidak dapat diobati dengan obat kortikosteroid topikal untuk waktu yang lama. Dokter kulit dapat merekomendasikan obat ini untuk ruam yang terjadi pada kelopak mata, wajah, atau area sensitif lainnya seperti ketiak atau selangkangan.

7. Imunosupresan Oral atau Suntik

Obat imunosupresan oral mencegah sistem kekebalan tubuh memunculkan respons inflamasi ke kulit sehingga menghasilkan lebih sedikit gejala seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, dan ruam. Obat imunosupresan tersedia dalam berbagai dosis dan dokter dapat menentukan dosisnya berdasarkan usia, tingkat keparahan gejala, lokasi timbulnya ruam, berat badan, dan apakah Anda memiliki kondisi medis lainnya.

Jika Anda mengalami eksim atau dermatitis parah, maka dokter dapat merekomendasikan obat imunosupresan yang disuntikkan ke kulit. Selain itu, dermatologis juga akan meresepkan obat imunosupresan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan atau sampai gejala eksim atau dermatitis menjadi terkendali.

Baca Juga: Ketahui 9 Jenis Dermatitis yang Mengintai Kulit Anda

Sumber

Cleveland Clinic. Dermatitis. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2019). Contact Dermatitis Treatments. healthline.com

Mayo Clinic. (2021). Dermatitis. mayoclinic.org

NYU Langone Health. Medication for Eczema & Dermatitis. nyulangone.org

WebMD. (2021). Understanding Dermatitis — Diagnosis and Treatment. webmd.com