Apa itu Sekolah Inklusi?

Apa itu Sekolah Inklusi?

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 25 April 2023

 

Apakah Anda pernah mendengar tentang pendidikan inklusi? Sejarah mencatat bahwa pendidikan inklusi mulai berkembang sejak dikeluarkannya The Salamanca Statement on Inclusive Education pada tahun 1994 di Salamanca, Spanyol.

Pendidikan inklusi kemudian semakin berkembang di berbagai negara termasuk Indonesia. Tahun 2004, melalui Deklarasi Bandung, Indonesia mulai menggaungkan inklusi untuk digalakkan. Namun, baru pada tahun 2009 lewat Permendiknas No. 70 Tahun 2009, penyelenggaraan inklusi di negara kita secara resmi diatur.

Peraturan tersebut kembali diperbarui dan disempurnakan dengan dikeluarkannya PP. Nomor 13 Tahun 2020 tentang Kemajuan Pengaturan Pendidikan Inklusi di Indonesia.

Baca Juga: Yuk, Kenali 12 Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Apa itu pendidikan inklusi?

Pendidikan inklusi memiliki akar filosofi pendidikan untuk semua. UNESCO menerangkan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang memungkinkan semua siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar, tumbuh berdampingan untuk kepentingan yang sama.

Semua latar belakang ini berarti setiap anak dari latar belakang agama, budaya, ekonomi, jenis kelamin, suku, ras, hingga memiliki kebutuhan khusus serta cerdas dan berbakat dapat belajar di sekolah yang sama dan mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Sehingga, sekolah inklusi merupakan sekolah yang menempatkan siswa dari berbagai karakteristik dan latar belakang di tempat yang sama untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Inklusi dapat diterapkan dari TK hingga ke perguruan tinggi.

Apa saja Prinsip Pendidikan Inklusi?

Pendidikan inklusi memiliki sejumlah prinsip dalam pelaksanaannya. Kemendikbud (2010) dalam Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif menyebutkan ada lima prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusi yaitu sebagai berikut:

  • Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu,
  • Prinsip kebutuhan individual,
  • Prinsip kebermaknaan,
  • Prinsip keberlanjutan,
  • Prinsip keterlibatan.

Kelima prinsip tersebut saling terhubung dan bertujuan agar adanya pemerataan dan layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing individu.

Jika di sekolah biasa ketika belajar guru meminta semua anak untuk membaca, misalnya. Kegiatan di sekolah inklusi dapat berbeda-beda sesuai dengan karakteristik anak.

Contoh, ketika teman-teman diminta belajar dari membaca buku teks, Maya yang disleksia dapat mendengarkan rekaman guru menjelaskan pembelajaran di kelas.

Manfaat Sekolah Inklusi

Inklusi memiliki sejumlah manfaat baik bagi siswa berkebutuhan khusus maupun siswa lain. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan anak yang bersekolah di sekolah inklusi:

  • Semua anak bisa mendapatkan kesempatan belajar
  • Semua anak dapat belajar sesuai dengan usia di sekolah yang dekat dengan rumah
  • Semua anak menerima program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik mereka
  • Semua anak menerima kurikulum yang relevan dengan potensi, hambatan, dan kebutuhan mereka
  • Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan keterlibatan setiap anak dalam belajar
  • Semua anak menjadi bagian dari komunitas sekolah, dan mendapatkan kesempatan untuk lebih mengembangkan diri di masyarakat.
  • Memberikan harapan yang lebih tinggi, karena inklusi berusaha mengembangkan potensi dan bakat setiap anak.
  • Memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengenal keragaman sejak dini. Anak dapat lebih mudah menerima perbedaan apabila berada di dalam keragaman dan mendapatkan dukungan untuk menerima perbedaan.
  • Menumbuhkan rasa saling menghargai, menghormati dan memiliki keragaman dan perbedaan yang ada.
  • Mengembangkan persahabatan antar anak.
  • Melalui dukungan interaksi yang positif dengan anak berkebutuhan khusus lain, disability awareness anak semakin meningkat. Anak akan mengenal disabilitas sejak dini dan belajar bagaimana memperlakukan teman difabel dengan baik.
  • Prinsip inklusi memanfaatkan sumber daya sekolah secara menyeluruh dan efektif.

Tantangan Sekolah Inklusi di Indonesia

Inklusi memiliki filosofi yang teramat baik, pendidikan untuk semua. Namun, untuk dapat mengimplementasikan filosofi tersebut dalam pelaksanaan pendidikan tentunya memiliki sejumlah tantangan.

Berikut beberapa hasil penelitian terkait masalah dan tantangan yang dihadapi di sekolah inklusi, terutama di Indonesia:

  • Sekolah inklusi masih sering dianggap sebatas mencampur anak berkebutuhan khusus dengan anak lain, dan bukan sebagai upaya peningkatan layanan pendidikan. Sehingga dalam pelaksanaan pendidikannya masih jauh dari yang dicita-citakan.
  • Pendidikan inklusi masih sering dianggap sebagai integrasi saja, sehingga muncul anak berkebutuhan khusus yang ‘dipaksa’ mengikuti aturan dan standar sekolah reguler.
  • Masih terbatasnya pendidik berlatar belakang pendidikan khusus yang sangat penting dalam pelaksanaan inklusi. Serta adanya miskonsepsi bahwa Guru Pendamping Khusus (GPK) bertanggung jawab penuh terhadap ABK, sehingga kerjasama antara guru kelas dengan GPK kurang tercipta dan interaksi siswa ABK dengan teman lain kurang terbangun.
  • Guru umum di sekolah inklusi perlu meningkatkan kompetensi terkait karakteristik ABK dan bagaimana bekerja sama bersama GPK dalam memberikan pembelajaran yang berdiferensiasi dan bermakna.
  • Sarana dan prasarana sekolah yang sebagian besar kurang aksesibel.
  • Kerjasama antara guru, orangtua, dan pihak-pihak terkait belum maksimal.
  • Penerimaan teman sebaya, orangtua siswa lain, termasuk guru reguler yang terkadang belum sepenuhnya menerima ABK. Adanya kasus perundungan terhadap ABK atau orangtua lain yang tidak terima anaknya bersekolah bersama ABK.

Kendati demikian, pendidikan inklusi merupakan suatu hal yang terbilang membawa angin segar dalam dunia pendidikan.

Pelaksanaan pendidikan inklusi kini mungkin belum maksimal dan masih jauh dari yang dicita-citakan.

Namun, melalui dukungan berbagai pihak, seperti pemerintah, sekolah, guru, orangtua, siswa, dan masyarakat sekitar, kita tentu berharap Indonesia benar-benar berhasil menerapkan pendidikan inklusi.

Bahwa filosofi pendidikan untuk semua benar-benar terwujud dan tidak sekadar ilusi.

Baca Juga: 7 Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Anak Diduga Berkebutuhan Khusus

Sumber

UNICEF. nd. Inclusive education www.unicef.org

Tarnoto, N. (2016). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sekolah penyelenggara pendidikan inklusi pada tingkat SD. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 13(1), 50-61.

Agustin, I. (2019). Permasalahan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di SDN Se Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 3(2), 17-26.

Understood. Nd.  4 benefits of inclusive classrooms www.understood.org 

Inclusive School. 2015. Together We Learn Better: Inclusive Schools Benefit All Children inclusiveschools.org