Yuk, Kenali 12 Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Yuk, Kenali 12 Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 9 Desember 2022

 

Anak berkebutuhan khusus secara sederhana adalah anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus sesuai dengan kebutuhan mereka.

Nah, yang termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang memiliki hambatan fisik, emosi, intelektual, interaksi, komunikasi, atau perilaku, hingga memiliki bakat dan kecerdasan istimewa.

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dalam Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Bagi Pendamping (Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat) tahun 2013, ada 12 jenis anak berkebutuhan khusus. Mari kita mengenal jenis ABK satu per satu.

Baca Juga: 7 Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Anak Diduga Berkebutuhan Khusus

1. Anak dengan hambatan penglihatan

Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut anak yang memiliki hambatan penglihatan adalah tunanetra.

Anak tunanetra dapat diklasifikasikan menjadi totally blind (kebutaan total) dan low vision. Totally blind secara klinis didefinisikan sebagai tidak adanya persepsi cahaya atau ketidakmampuan untuk membedakan antara terang dan gelap, sedangkan seorang anak dengan low vision masih memiliki sisa penglihatan.

2. Anak dengan hambatan pendengaran

Anak dengan hambatan pendengaran kerap disebut tunarungu atau tuli. Mereka mengalami kehilangan pendengaran, baik ringan, sedang, hingga berat.

Anak dengan hambatan pendengaran memiliki permasalahan bahasa dan komunikasi sebagai dampak gangguan pendengaran yang mereka alami.

Penggunaan alat bantu dengar atau pemasangan implan koklea sejak dini dipercaya dapat membantu anak mempelajari bahasa dan berbicara secara oral. Selain dengan komunikasi secara oral, mereka pun biasa berkomunikasi dengan bahasa isyarat.

3. Anak dengan hambatan intelektual

Tunagrahita atau anak berkemampuan mental rendah merupakan nama lain yang sering digunakan selain hambatan intelektual.

Anak dengan hambatan intelektual mempunyai kecerdasan atau intelegensi yang signifikan di bawah rerata anak seusia mereka (<70 skala Weschler) disertai dengan masalah kemampuan adaptif yang terjadi di usia perkembangan (sebelum 18 tahun).

Anak dengan hambatan intelektual biasanya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat dibandingkan anak lain. Down syndrome merupakan salah satu jenis kebutuhan khusus yang termasuk dalam hambatan ini.

4. Anak dengan hambatan fisik

Anak dengan hambatan fisik (tunadaksa) adalah anak yang mengalami gangguan gerak akibat kelumpuhan, anggota badan tidak lengkap, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.

Hambatan fisik dapat disebabkan oleh gangguan ortopedi (Polio & Muscular distrofi), gangguan neuromotor (Cerebral Palsy & Spina Bifida) atau kelainan bawaan dari lahir (hilangnya anggota tubuh, pigeon toe, dan polidaktil)

5. Anak dengan hambatan emosi dan perilaku

Anak dengan hambatan emosi dan perilaku disebut juga tunalaras atau disabilitas sosial.

Istilah ini ditujukan bagi anak yang memiliki hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang.

Pola gangguan perilaku dapat berbentuk eksternalisasi (menyerang atau tindakan keluar), atau internalisasi (kecemasan, penarikan diri dari lingkungan).

6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, merupakan gangguan neurologis yang terjadi pada masa perkembangan yang mengakibatkan seorang anak mengalami masalah dalam pemusatan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas.

Anak ADHD cenderung hiperaktif dan tidak kenal lelah, mudah terdistraksi, pelupa dan cenderung bertindak tanpa berpikir.

7. Anak dengan gangguan spektrum autis (ASD)

ASD merupakan gangguan neurologis  pada masa perkembangan yang menyebabkan seorang anak mengalami masalah pada interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku stereotip, kaku dan berulang.

Istilah spektrum pada ASD menunjukkan bahwa gejala gangguan ini bervariasi antara anak  yang satu dengan anak lainnya.

8. Anak dengan hambatan ganda

Adalah anak yang memiliki dua atau lebih gangguan atau hambatan dan disebut juga dengan tunaganda. Misalnya, deaf-blind atau buta dan tuli, atau kombinasi gangguan lain.

Anak tunaganda membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif dibandingkan hambatan lain.

9. Anak lamban belajar

Apakah Anda mendapati si kecil memiliki kemampuan yang sangat lamban dalam mempelajari sesuatu? Jika iya, bisa jadi anak Anda adalah seorang anak lamban belajar.

Lamban belajar juga sering disebut slow learner. Istilah ini ditunjukkan pada anak yang memiliki intelektual sedikit di bawah rata-rata tetapi belum termasuk
gangguan intelektual.

Anak dengan lamban belajar memerlukan waktu yang lebih lama dan berulang-ulang dalam belajar dibandingkan anak lain.

10. Anak berkesulitan belajar spesifik

Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang memiliki kecerdasan rata-rata hingga di atas rata-rata, tetapi mereka memiliki gangguan yang sangat spesifik dalam satu atau lebih proses psikologis yang berkaitan dengan pembelajaran.

Anak berkesulitan belajar spesifik terbagi atas beberapa jenis, yakni:

  • Kesulitan membaca (disleksia)
  • Kesulitan berhitung (diskalkulia)
  • Kesulitan menulis (disgrafia)
  • Kesulitan melakukan sesuatu yang membutuhkan koordinasi motorik (dispraksia)

11. Anak dengan gangguan komunikasi atau wicara

Tunawicara adalah anak yang mengalami hambatan dalam bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis dan lingkungan, baik reseptif maupun ekspresif.

Anak yang tunawicara tidak selalu tunarungu. Contoh gangguan yang dialami seperti gangguan artikulasi, cadel atau gagap.

12. Anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa

Tak hanya anak dengan hambatan tertentu, anak yang memiliki kecerdasan di atas rerata atau memiliki keberbakatan istimewa pun tergolong anak berkebutuhan khusus karena keistimewaan yang mereka milki.

Seorang anak dikatakan memiliki kecerdasan istimewa jika memiliki kecerdasan yang tinggi, misal memiliki skor IQ lebih dari 130.

Sedangkan anak dengan bakat dan talenta yang istimewa ditunjukkan pada anak yang memiliki bakat tertentu yang jauh lebih unggul dibandingkan teman seusia. Anak yang cerdas dan berbakat juga memiliki kreativitas, serta konsistensi yang lebih tinggi dibandingkan anak lain.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai 12 jenis anak berkebutuhan khusus di sekitar kita. Semoga dengan semakin mengenal mereka, kita semakin memiliki kesadaran dan kepedulian yang semakin tinggi terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh tentang Retardasi Mental

Sumber

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. 2013. Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus bagi Pendamping (Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat). www.kemenpppa.go.id

Gargiulo, R. M. (2012). Special education in contemporary society 4th ed: an introduction to exceptionality. Sage Publications

Heward, W. L. (2013). Exceptional Children: An Introduction to Special Education 10th ed. Pearson