Apa Itu Perdarahan Postpartum? Simak Penjelasan Berikut

Apa Itu Perdarahan Postpartum? Simak Penjelasan Berikut

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 10 April 2023

 

Adapun perdarahan postpartum atau perdarahan pascapersalinan adalah sesuatu yang normal terjadi usai Anda melahirkan. Pada saat itu, akan keluar darah atau disebut lochia dan berubah jadi merah muda dalam waktu seminggu.

Sementar seminggu, setelah sekitar 10 hari akan berubah menjadi warna putih atau kuning. Lochia sendiri bisa bertahan hingga 4–6 minggu, tetapi darahnya dapat berkurang setelah dua minggu.

Mengenal Perdarahan Postpartum

Perdarah lebih berat dan tidak terkontrol setelah melahirkan inilah yang disebut sebagai perdarahan postpartum. Ini mungkin berisiko besar dialami oleh ibu hamil yang melahirkan secara sesar. Namun, tidak terkecuali jika ada faktor lain.

Dikatakan sebagai perdarahan postpartum saat Anda telah kehilangan darah total melebihi 32 ons cairan setelah melahirkan. Ini terlepas dari jenis persalinan yangd igunakan.

Ada 2 jenis perdarahan postpartum. Pertama, perdarahan postpartum primer yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Sementara itu, perdarahan postpartum sekunder terjadi setelah 24 jam hingga 12 minggu.

Terdapat tiga tahap yang sangat khas saat perdarahan postpartum terjadi. Tahapannya meliputi:

  • Lochia Rubra, tahap pertama dan berlangsung sekitar seminggu setelah melahirkan. Bisa disebut ini perdarahan terberat dengan warna merah cerah.
  • Lochia Serosa, tahap kedua ini bisa berlangsung antara 2 dan 6 minggu. Namun, aliran darah perlahan mulai melambat dan lebih tipis. Seringkali warnanya lebih merah muda atau coklat ketimbang merah cerah.
  • Lochia Alba, tahap ketiga dan terakhir ini darah akan digantikan dengan cairan kekuningan atau keputihan.

Pertanda Anda Mengalami Perdarahan Postpartum

Gejala paling umum yang dapat Anda temui ketika mengalami perdarahan postpartum adalah perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Namun, ada tanda-tanda lain seperti berikut ini.

  • Muncul gejala hipotensi, seperti pusing, pandangan kabur, atau merasa ingin pingsan.
  • Penurunan jumlah sel darah merah.
  • Peningkatan denyut jantung.
  • Kulit pucat dan lembap.
  • Mual atau muntah.
  • Nyeri di perut atau panggul semakin memburuk.

Faktor Risiko Perdarahan Postpartum

Meskipun perdarahan ialah bagian normal dari proses pemulihan setelah melahirkan, tetapi terdapat beberapa kondisi yang justru dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami perdarahan lebih hebat setelah melahirkan.

Adapun faktor risiko perdarahan postpartum antara lain:

  • Pengumpulan darah di luar jarungan darah, bisa jadi di vulva atau vagina.
  • Gangguan pembekuan darah.
  • Solusio plasenta atau plasenta terpisah dari rahim sebelum lahir.
  • Plasenta previa atau plasenta terletak renda di dalam rahim dan menutupi leher rahim.
  • Otot-otot rahim melemah dan menyebabkannya jatuh ke dalam vagina.
  • Preeklampsia atau tekanan darah yang tinggi selama kehamilan.
  • Menggendong banyak bayi sekaligus.
  • Persalinan lama.
  • Infeksi.
  • Kegemukan.
  • Persalinan dengan alat vakum.
  • Persalinan sesar.

Cara Menangani Kondisi Perdarahan Postpartum

Tujuan pengobatan perdarahan postpartum adalah menghentikan sumber perdarahan secepat mungkin dan mengganti volume darah. Perawatan yang biasanya akan digunakan adalah:

  • Pijat rahim untuk membantu otot-otot rahim berkontraksi.
  • Obat untuk merangsang kontraksi.
  • Menghilangkan jaringan plasenta yang tertinggal dari rahim Anda.
  • Memperbaiki robekan pada vagina, serviks, dan rahim.
  • Menggunakan kateter untuk membantu memberikan tekanan terhadap dinding rahim Anda.
  • Transfusi darah jika diperlukan.

Obat-obatan yang sering digunakan untuk membantu menginduksi kontraksi tersebut, yakni oksitosin, methylergonovine, atau prostaglandin seperti misoprostol atau carboprost.

Dalam beberapa kasus yang juga cukup jarang terjadi, saat pengobatan di atas ternyata tidak bekerja, maka dokter akan merekomendasikan Anda untuk melakukan laparatomi dan histerektomi.

Laparatomi sendiri ialah tindakan yang dilakukan dokter bedah untuk membuat sayatan di perut agar sumber perdarahan bisa ditemukan segera.

Perdarahan postpartum haruslah diatasi sesegera mungkin, jika Anda tidak mau ibu yang baru melahirkan mengalami komplikasi berbahaya.

Komplikasi yang mungkin dapat dialami jika tidak mendapatkan penanganan segera, yaitu peningkatan denyut jantung, gagal ginjal akut, kehilangan kesuburan, pembekuan darah yang terlalu aktif, nekrosis hipofiise, dan penurunan aliran darah.

Karena perdarahan postpartum termasuk kondisi serius yang seharusnya memerlukan perhatian medis segera, maka jangan ragu untuk selalu mengonsultasikan perkembangan Anda setelah proses melahirkan selesai. Terlebih, jika sudah muncul gejala dari perdarahan pasca melahirkan ini.

Baca Juga: Ciri-ciri Perdarahan Normal dan Abnormal Setelah Melahirkan

Sumber

Cleveland Clinic. (2022). Postpartum Hemorrhage. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2018). Is Postpartum Bleeding Normal?. www.healthline.com

Verywell Health. (2021). What Is Postpartum Bleeding?. www.verywellhealth.com

Web MD. (2021). Vaginal Bleeding After Birth: When to Call a Doctor. www.webmd.com