Alergi Antibiotik: Penyebab dan Penanganannya

Alergi Antibiotik: Penyebab dan Penanganannya

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 17 April 2023

 

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri. Namun, beberapa golongan antibiotik justru dapat menimbulkan alergi bagi orang yang menggunakannya. Hal tersebut terjadi saat sistem imun tubuh melawan antibiotik karena menganggapnya sebagai zat asing yang berbahaya.

Pada umumnya obat antibiotik yang menimbulkan alergi adalah yang berasal dari golongan penisilin dan cephalosporin. Selain itu, golongan antibiotik yang memiliki kandungan mirip dengan cephalosporin dan penisilin juga berpotensi dapat menyebabkan reaksi alergi. Seseorang yang mengalami reaksi alergi akibat penggunaan antibiotik dapat mengalami anafilaksis yang dapat ditandai dengan gejala seperti sesak napas, kepala menjadi pusing, dan jantung berdebar.

Sebetulnya, alergi obat antibiotik merupakan kasus yang sering terjadi. Hal tersebut mungkin berkaitan dengan banyaknya pemakaian antibiotik. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami alergi antibiotik sebaiknya didiagnosis dengan tepat terlebih dahulu agar mendapatkan penanganan dari dokter dengan cepat. Anda juga dapat menggunakan beberapa obat untuk meredakan gejala yang muncul akibat alergi.

Baca Juga: Waspadai Gejala Alergi Antibiotik dan Penanganannya

Gejala Alergi Antibiotik

Gejala yang disebabkan karena alergi antibiotik dapat muncul bervariasi dan berbeda di setiap orang. Reaksi alergi dapat muncul satu jam setelah minum obat, beberapa jam, hari, hingga pekan kemudian.

Alergi yang disebabkan karena penggunaan antibiotik menimbulkan gejala seperti:

  • Kulit menjadi berwarna kemerahan dan muncul biduran atau gatal-gatal
  • Pembengkakan pada bibir, wajah, dan mata
  • Hidung menjadi meler
  • Mata terasa gatal dan berair
  • Suhu tubuh naik atau demam
  • Mengi atau napas terdengar nyaring dan pendek.

Namun, beberapa orang ada yang mengalami gejala alergi antibiotik yang ringan seperti mata menjadi merah dan mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami alergi antibiotik. Meski begitu, ada beberapa kasus alergi antibiotik yang menimbulkan gejala parah seperti sesak napas, sakit perut, muntah-muntah, dan tubuh membengkak.

Gejala yang paling khas dan muncul akibat alergi antibiotik adalah ruam pada kulit. Gejala tersebut umumnya disebabkan karena penggunaan obat antibiotik seperti amoxicillin, di mana amoxicillin merupakan salah satu jenis antibiotik yang masih satu kelompok dengan penisilin.

Penyebab Alergi Antibiotik

Penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan alergi disebabkan karena sistem imun tubuh mengeluarkan reaksi alergi untuk melawan zat-zat yang terkandung di dalam antibiotik. Sistem imun tubuh keliru mengenali antibiotik sebagai zat asing yang berbahaya. Oleh karena itu, sistem imun tersebut akan mengeluarkan antibodi dan berbagai zat kimia untuk menghilangkan efek antibiotik tersebut.

Reaksi sistem imun ini pada umumnya terjadi ketika Anda menggunakan antibiotik untuk pertama kalinya. Namun, tidak menutup kemungkinan jika reaksi alergi ini bisa tetap muncul pada orang yang sudah berulang-ulang menggunakan antibiotik tersebut tanpa mendapatkan masalah.

Cara Menangani Alergi Akibat Penggunaan Antibiotik

Pada umumnya, orang yang mengalami alergi antibiotik tidak mengetahui bahwa dirinya mengalaminya. Oleh karena itu, cara paling baik untuk memastikannya adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

Dokter dapat melakukan berbagai pemeriksaan fisik dan menanyakan berbagai gejala yang Anda alami, obat yang sedang Anda gunakan, dan kebiasaan ketika menggunakan obat. Dokter juga dapat melakukan diagnosis dengan menggunakan tes alergi untuk mengetahui bahwa Anda memiliki kondisi alergi antibiotik atau tidak.

Untuk mengatasi alergi antibiotik, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah dengan menghentikan konsumsi obat tersebut. Selain itu, dokter juga dapat memberikan Anda obat alergi untuk mengatasi gejala alergi yang timbul.

Dokter juga dapat memberikan suntikan epinefrin untuk mengatasi reaksi alergi berat yang dapat ditimbulkan akibat anafilaksis. Obat tersebut bekerja dengan cara memulihkan sistem tubuh karena efek dari histamin.

Dokter juga dapat memberikan terapi seperti desensitisasi, yaitu untuk menekan munculnya respon alergi dengan cara minum antibiotik dalam dosis yang kecil setiap 15-30 menit selama beberapa jam atau hari. Jika pada dosis tertentu tubuh tidak menimbulkan reaksi alergi, maka dapat dikatakan dosis tersebut merupakan batas aman jika Anda ingin menggunakan antibiotik. Cara tersebut juga dapat membuat tubuh Anda tidak akan bereaksi secara berlebihan ketika menggunakan antibiotik.

Baca Juga: Ini Berbagai Jenis Antibiotik yang Perlu Dipahami

Sumber

Cleveland Clinic. (2016). Medication Allergies. clevelandclinic.org

Drugs. (2021). Common Side Effects from Antibiotics, and Allergies and Reactions. drugs.com

WebMD. (2020). Common Drugs That Cause Allergies. webmd.com

WebMD. (2020). Penicillin Allergy. webmd.com