Waspadai BAB Berbusa
Waspadai BAB Berbusa
Penulis: Devita | Editor: Ratna
Pergerakan pada usus Anda dapat menunjukan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Warna, tekstur, bentuk, dan aroma kotoran seseorang bisa menjadi informasi untuk mengidentifikasi kondisi tertentu pada tubuh seperti pankreatitis dan penyakit celiac. Ada kalanya kotoran berbentuk berbusa. Kotoran berbusa menandakan seseorang salah makan atau suatu penyakit. Berikut ini adalah penyebab dan bahaya BAB berbusa yang perlu Anda waspadai.
Penyebab
Mengonsumsi makanan berlemak bisa memicu tinja menjadi berbusa dan berlendir. Busa dan lendir pada kotoran ada yang bersifat normal karena busa dan lendir sendiri membantu proses pengeluaran kotoran. Malabsorpsi lemak dapat memicu steatorrhea, yang menyebabkan terlalu banyak busa di tinja Anda. Alih-alih melewati usus Anda secara normal, lemak tidak diserap atau tidak dicerna dengan. Malabsorpsi yang menyebabkan tinja berbusa memiliki gejala:
- Tinja berwarna pucat atau seperti tanah liat
- Tinja berbentuk besar
- Tinja berbau busuk
- Tinja berbusa
Bahaya BAB Berbusa
Jika gejala Anda disebabkan oleh sesuatu yang Anda makan, gejala tersebut akan hilang setelah Anda berhenti makan makanan itu. Apabila gejala Anda kerap terjadi, bisa jadi disebabkan karena gejala berikut ini:
1. Penyakit Celiac
Celiac merupakan kondisi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini dapat kambuh jika pengidapnya mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Gluten merupakan protein yang dapat ditemukan di gandum. Kemudian sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan merusak lapisan usus. Kondisi ini menyebabkan malabsorbsi lemak sehingga tinja dapat berbusa.
2. Sindrom Iritasi Usus
Sindrom iritasi usus merupakan gangguan fungsional yang terjadi pada usus besar. Hal tersebut menandakan usus tidak memiliki kelainan, namun tidak dapat berfungsi dengan baik. Gejalanya berupa perut terasa kram, nyeri, diare, kembung, sembelit, kerap bersendawa, tinja berbusa, kelelahan, sering buang air besar. Pengobatan utamanya adalah dengan mengatur pola makan yang sehat. Dokter akan menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang menyebabkan gas, misalnya minuman berkarbonasi, kubis, dan kacang.
3. Giardiasis
Giardiasis merupakan penyakit pada pencernaan yang disebabkan karena parasit bernama giardia lamblia. Parasit tersebut dapat menginfeksi tubuh melalui air minum dan makanan yang terkontaminasi, atau berenang di air yang menjadi habitat giardia lamblia. Gejala giardiasis meliputi perut kram, diare berbau busuk, demam, sakit kepala, dan tinja berbusa. Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter, pasien biasanya akan diberikan antibiotik.
4. Pankreatitis
Pankreatitis merupakan peradangan pada pankreas. Pankreas adalah kelenjar yang berperan untuk melepaskan enzim pencernaan makanan dan untuk mengatur kadar gula darah di dalam tubuh. Pankreatitis terkadang dapat menjadi penyakit akut, namun ada yang bisa sembuh dalam beberapa hari. Salah satu akibat pankreatitis adalah malabsorbsi lemak sehingga feses menjadi berbusa. Penyakit ini kerap menyerang pria berusia 30 hingga 40 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui, namun kondisi ini merupakan penyakit menurun. Hindari minum minuman beralkohol,p dan merokok supaya gejalanya tidak semakin parah.
5. Fibrosis Kistik
Fibrosis kistik merupakan kondisi yang menyebabkan tubuh memproduksi lendir kental secara abnormal, akibatnya dapat mempengaruhi paru-paru, pankreas, dan sistem pencernaan. Lendir tersebut mengenai tinja sehingga membuat kotoran berbuih.
Baca Juga: Waspadai Penyebab BAB Bayi Berbusa
SumberHealthfully. What Causes Foamy Diarrhea?. www.healthfully.com
Healthline (2018). Why Is My Poop Foamy?. www.healthline.com
Medical News Today (2022). What causes foamy bowel movements?. www.medicalnewstoday.com
Very Well Health (2022). Why Is My Poop Foamy?. www.verywellhealth.com