Prednisone: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Samping

Prednisone: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Samping

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Prednisone adalah obat untuk mengobati ketika tubuh memiliki gejala kadar kortikosteroid yang rendah. Tubuh mengalami kortikosteroid rendah karena kekurangan zat tertentu yang biasanya diproduksi oleh tubuh. Padahal tubuh memerlukan zat tersebut untuk menjalankan fungsinya agar berjalan normal.

Tubuh yang kekurangan steroid secara alami akan muncul gejala seperti kelelahan, lemah, sakit perut, gerakan jadi lambat, penurunan berat badan, luka di mulut, perubahan warna kulit, dan keinginan untuk mengonsumsi makanan asin.

Prednisone bisa berbentuk tablet, tablet yang dapat dicairkan, larutan, atau larutan yang pekat. Obat ini dikonsumsi dengan cara diminum. Dokter akan memberikan prednisone apabila sudah pasti Anda mengalami penyakit yang berhubungan dengan kortikosteroid rendah atau kortikosteroid normal tetapi memiliki kondisi lain.

Fungsi Prednisone

Prednisone termasuk dalam kelas obat yang disebut kortikosteroid. Tubuh memproduksi steroid secara alami. Namun, ada kalanya tubuh tidak cukup memproduksi steroid sehingga tubuh butuh tambahan steroid dengan menggunakan obat-obatan. Salah satunya adalah prednisone.

Prednisone pada umumnya digunakan untuk mengurangi peradangan akibat penyakit alergi, penyakit kulit, penyakit otot dan persendian serta penyakit autoimun. Cara kerjanya adalah menekan peradangan sehingga bisa mengurangi gejala radang pada asma, ruam kulit, radang usus, dan radang sendi.

Obat kortikosteroid seperti prednisone ini juga bekerja menekan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh berkurang daya kekebalannya. Ini berfungsi mengendalikan kekebalan tubuh yang sering menyerang jaringan tubuh sendiri.

Kadang-kadang prednisone juga digunakan untuk mengobati gejala pada kanker jenis tertentu.

Cara Pakai

Prednisone hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Jadi, tidak dijual bebas. Dokter akan memberi info cara pakai prednisone dan dosisnya. Sebab, pemakaian obat ini tergantung dari jenis penyakit dan kondisi tubuh Anda.

Prednisone jenis tablet atau tablet lepas tunda harus dikonsumsi dengan cara ditelan secara utuh. Jangan mengunyahnya dan jangan mencairkannya terlebih dahulu. Prednisone jenis larutan pekat bisa digunakan dengan memakai alat penetes yang sudah dilengkapi penanda khusus untuk mengukur dosis.

Khusus prednisone jenis larutan, Anda dapat mengonsumsinya dengan cara dicampur makanan lain seperti jus, saus apel, atau cairan yang ada rasanya.

Konsumsilah prednisone sesuai dosis yang telah ditentukan. Jangan mengurangi atau menambah dosis. Bacalah aturan pakai di label kemasan atau meminta petunjuk dokter. Begitu juga jika ada waktu pemakaian yang terlewat, tanyakan ke dokter tentang pemberian selanjutnya. Jangan membuat keputusan sendiri terkait pemakaian obat ini.

Biasanya dokter akan memberikan dosis paling rendah terlebih dahulu. Lalu, dokter akan memantau apakah obat ini bekerja dengan baik sesuai gejala atau penyakit yang Anda alami.

Dokter bisa saja mengubah dosisnya apabila perlu. Tentu saja perubahan dosis ini tidak sembarangan. Dokter pasti memantau perkembangan kondisi Anda terlebih dahulu. Apabila dengan dosis rendah kondisi Anda belum membaik, barulah diberikan dosis lebih.

Jangan menghentikan pemakaian prednisone tanpa konsultasi dengan dokter. Sebab, ada pemberian prednisone secara jangka panjang, untuk mengendalikan kondisi tubuh, meskipun tidak menyembuhkannya.

Efek Samping Penggunaan Prednisone

Seperti obat-obat kimia lainnya, tentu saja prednisone berpotensi memberikan efek samping yang burut, terutama bila pemakaiannya tidak sesuai dosis. Namun, efek positif dalam penggunaan obat ini jauh lebih besar daripada risiko efek sampingnya. Sering kali pemakaian obat ini pun tanpa efek samping.

Efek samping yang mungkin terjadi pada pemakaian obat ini adalah:

  • Naiknya gula darah, sehingga dapat memperburuk apabila Anda mengidap diabetes.
  • Terjadinya perubahan mental atau suasana hati seperti depresi.
  • Penyembuhan luka yang lebih lama.
  • Nyeri tulang.
  • Perubahan periode menstruasi.
  • Wajah bengkak.
  • Mudah kejang.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Masalah penglihatan seperti penglihatan kabur.
  • Gejala perdarahan pada usus atau lambung, seperti sakit perut, tinja menjadi hitam, muntah seperti bubuk kopi.
  • Tanda-tanda infeksi, seperti sakit tenggorokan dan demam.
  • Detak jantung tidak teratur.

Tidak semua orang mengalami efek samping. Jadi ketika Anda memang membutuhkan prednisone untuk meredakan gejala kortikosteroid, jangan ragu untuk mengonsumsinya asalkan sesuai dengan resep dan dosis dari dokter.

Baca Juga: Jenis, Kegunaan, dan Efek Samping dari Obat Kortikosteroid

Sumber

Drugs. (2021). Prednisone. www.drugs.com

Mayo Clinic. (2020). Prednisone and other corticosteroids. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2021). Prednisone, oral tablet. www.medicalnewstoday.com

Medline Plus. (2020). Prednisone. medlineplus.gov

Web MD. Prednisone – Uses, Side Effects, and More. www.webmd.com