Ketahui Tujuan dan Prosedur Hidrotubasi

Ketahui Tujuan dan Prosedur Hidrotubasi

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Saat sedang dalam proses untuk menyongsong kehamilan, tak jarang banyak pasangan yang mengalami kendala dan kesulitan untuk mempunyai anak. Beragam pemeriksaan akhirnya  dilakukan untuk bisa mencari tahu masalah yang menghambat proses kehamilan.

Apabila dokter merasa ada gangguan di rahim calon ibu, maka dokter dapat merekomendasikan Anda untuk menjalani prosedur hidrotubasi. Untuk memahami tujuan dan prosedur hidrotubasi, simak artikel di bawah!

Tujuan Prosedur Hidrotubasi

Prosedur hidrotubasi atau yang juga dikenal sebagai tubal flushing, adalah suatu penanganan yang dilangsungkan saat dokter mencurigai adanya penyumbatan di saluran penghubung antara rahim dan ovarium atau tuba falopi.

Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan peluang kehamilan dengan mencari tahu ada tidaknya penyumbatan di tuba falopi dan lokasi di mana penyumbatan terjadi.

Saat ada penyumbatan di bagian tuba falopi, maka peluang untuk hamil akan menurun karena sperma akan mengalami kesulitan untuk menjangkau ovarium. Oleh karena itu, dokter akan melakukan tes hidrotubasi untuk mengecek kondisi tuba falopi.

Akan tetapi, tidak semua wanita dapat menjalani prosedur hidrotubasi. Dokter tidak akan menganjurkan Anda untuk mengikuti pemeriksaan ini apabila Anda menderita infeksi pada tulang panggul atau mengalami pendarahan di vagina.

Bagaimana Prosedur Hidrotubasi Dilakukan?

Anda tidak perlu khawatir saat menjalani prosedur hidrotubasi karena dokter tidak akan membuat sayatan. Prosedur hidrotubasi umumnya dilakukan setelah pasien sudah selesai menstruasi dan belum mengalami ovulasi.

Sebelum mengikuti prosedur hidrotubasi, dokter dapat menganjurkan pasien untuk mengonsumsi obat pereda nyeri satu jam sebelum pemeriksaan, atau bahkan meminta pasien untuk memakan antibiotik yang sudah diresepkan.

Terkadang dokter juga dapat memberikan pasien anestesia atau obat bius ringan pada rahim. Semuanya tergantung dari kesepakatan awal dengan dokter serta kondisi fisik pasien.

Saat prosedur hidrotubasi, pasien akan diminta untuk berbaring di bawah X-ray sementara dokter memasang alat spekulum untuk membuka rongga vagina dan melakukan pengecekan serta pembersihan rahim terlebih dahulu.

Selanjutnya, dokter akan memasukan cairan warna khusus atau iodin melalui kateter ke dalam tuba falopi dan melepas spekulum. Nantinya, dokter dapat mengidentifikasi daerah yang tersumbat dari aliran larutan di dalam tuba falopi melalui X-ray.

Dokter bisa saja menginstruksikan pasien untuk mengganti posisi berbaring menjadi menyampik supaya bisa melihat semua sisi atau bagian tuba falopi secara jelas. Sementara itu, dokter akan mengambil gambar-gambar dari X-ray dan melakukan analisis mendalam.

Prosedur hidrotubasi hanya memerlukan waktu kurang lebih lima menit dan pasien bisa langsung pulang di hari yang sama tanpa menjalani rawat inap.

Apa yang Terjadi Jika Terdapat Penyumbatan pada Tuba Falopi?

Biasanya, apabila terdapat penyumbatan pada bagian tuba falopi, dokter akan menyarankan pasien untuk mengikuti tubal cannulation atau penanganan yang dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada tuba falopi.

Tubal cannulation merupakan penanganan pertama yang akan dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi masalah penyumbatan pada tuba falopi.

Saat proses tubal cannulation, dokter akan memasukkan saluran kateter ke dalam vagina yang tersambung dengan kawat atau balon khusus dan menggunakan X-ray atau ultrasound untuk memantau dan memposisikan kateter.

Jika dokter sudah meletakkan kateter di bagian tuba falopi yang tersumbat, selanjutnya dokter akan membuka sumbatan dengan kawat atau balon khusus yang terdapat pada ujung kateter.

Apakah yang Terjadi Setelah Prosedur?

Seusai menjalani prosedur hidrotubasi, Anda dapat mengalami kram, pusing, dan rasa tidak nyaman di area perut. Kadang kala, pendarahan ringan dari vagina berupa titik-titik noda darah bisa berlangsung selama beberapa hari.

Dokter juga biasanya akan meminta Anda untuk tidak melakukan hubungan badan dengan pasangan selama beberapa hari pasca prosedur hidrotubasi.

Setiap penanganan medis tentunya memiliki risiko tersendiri, begitupun juga dengan prosedur hidrotubasi. Berikut adalah beberapa risiko yang bisa terjadi setelah menjalani prosedur hidrotubasi:

  • Demam atau menggigil
  • Reaksi alergi terhadap cairan warna
  • Muntah-muntah
  • Pingsan
  • Infeksi pada tuba falopi
  • Nyeri perut yang parah
  • Pendarahan yang parah dari vagina
  • Adanya kotoran atau cairan yang berbau dari organ intim

Selalu pastikan kalau dokter yang menangani Anda memang sudah ahli dalam menjalankan prosedur hidrotubasi untuk mengurangi risiko pasca penanganan.

Selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menjalani prosedur hidrotubasi, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau mengonsumsi obat-obatan khusus.

Baca Juga: Preeklamsia di Masa Kehamilan: Gejala dan Penanganannya

Sumber

ACOG. (2021). Hysterosalpingography (HSG). www.acog.org

ASRM. (2015). Hysterosalpingogram (HSG). www.reproductivefacts.org

WebMD. (2020). What Test Check for Blocked Fallopian Tubes?. www.webmd.com

WebMD. (2022). Tuba Cannulation. www.webmd.com