Ketahui Fakta Menarik Tentang Kloning Manusia, Apakah Nyata?

Ketahui Fakta Menarik Tentang Kloning Manusia, Apakah Nyata?

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Apabila Anda penggemar film-film fiksi ilmiah, Anda tentunya sudah sangat familiar dengan istilah kloning manusia. Penelitian mengenai kloning sebenarnya sudah lama dilakukan dan bahkan sudah pernah diterapkan pada hewan.

Kloning manusia tampak seperti sesuatu yang mengagumkan. Namun, apakah kloning manusia dapat dilakukan dan apakah hal tersebut nyata? Cari tahu jawaban dan fakta menarik mengenai kloning manusia di bawah!

Apakah Kloning Manusia Nyata?

Kloning merupakan proses membuat replika atau kopian genetik dari sel atau organisme tertentu. Bisa dikatakan, kloning manusia ibarat membuat kembaran dari satu individu tertentu.

Untuk saat ini, belum ada penelitian kloning manusia yang benar-benar menghasilkan satu manusia utuh. Namun, peneliti sudah mencoba mengkloning embrio manusia dan berhasil mengambil sel punca atau stem cell.

Sel punca ini digadang-gadang sebagai salah satu alternatif masa depan untuk menyembuhkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit Parkinson, stroke, kelumpuhan akibat cedera saraf tulang belakang, dan diabetes.

Penelitian kloning embrio manusia ini dilakukan di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Studi yang dilaksanakan di Korea Selatan menggunakan 242 sampel sel telur dari 16 wanita yang bersedia menyumbang sel telurnya.

Proses kloning dimulai dengan mengeluarkan inti sel dari sel telur dan menggantinya dengan sel rahim dari para relawan. Setelahnya para peneliti akan memakai senyawa kimia tertentu untuk memicu proses pembelahan sel.

Melalui sampel tersebut, peneliti berhasil membuat sebanyak 30 blastosis atau embrio di tahap awal yang mengandung 100 sel punca.

Seluruh sel punca dalam 30 blastosis tersebut memiliki kopian atau replika genetik yang serupa dengan sel telur sampel awalnya. Sel punca tersebut dapat ditransplantasi ke manusia lain yang memiliki kecocokan genetik dengan sel tersebut.

Dari sisi ilmu kedokteran, kloning manusia merupakan sesuatu yang menjanjikan karena dapat membantu penyembuhan beragam penyakit atau bahkan mempermudah transplantasi organ untuk orang-orang tertentu yang memerlukan pergantian organ tubuh.

Selain itu, adanya sel punca hasil kloning manusia dapat menjadi gerbang awal untuk penelitian obat-obatan tertentu tanpa mengorbankan atau memberikan efek samping negatif kepada relawan manusia.

Hanya saja, pertumbuhan sel punca memerlukan donor sel telur dan pengambilan sampel sel telur dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada para relawan meskipun mereka sudah setuju untuk menyumbangkan sel telurnya.

Ditambah lagi, penelitian kloning manusia membutuhkan dana yang besar karena tidak hanya menumbuhkan sel punca, peneliti juga perlu memastikan kalau sel punca tersebut cocok dengan pasien yang membutuhkannya.

Selain itu, kloning manusia menuai banyak perdebatan dan kontroversi secara moral. Oleh karena itu, penelitian kloning manusia belum terlalu banyak dan sulit untuk dilaksanakan serta diteliti.

Apakah Kloning Manusia Secara Utuh Dapat Dilakukan?

Kloning pada hewan secara utuh sudah pernah dilakukan, contohnya domba Dolly. Namun, bagaimana dengan kloning manusia?

Faktanya, hanya sedikit hewan hasil kloning yang berhasil hidup setelah proses kelahirannya. Ditambah lagi, domba dan sapi yang merupakan sampel utama penelitian pada kloning hewan lebih mudah untuk hamil daripada manusia.

Dari segi medis, belum ada penelitian kloning manusia yang bisa menjamin keselamatan hasil kloning manusia dan tidak semua embrio hasil kloning bisa cocok dengan rahim calon relawan. Besar kemungkinannya untuk terjadi keguguran ataupun cacat setelah kelahiran.

Selain itu, peneliti juga masih harus memastikan kalau replika tersebut akan sama persis dengan manusia aslinya. Nyatanya, anak yang lahir kembar saja belum tentu bisa serupa.

Selain memiliki sidik jari yang tidak sama, pertumbuhan anak kembar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Anak kembar yang diasuh di lingkungan yang berbeda dapat tumbuh dengan kepribadian yang juga berbeda.

Hal ini menunjukkan bahwa tiap manusia memiliki DNA yang unik dan susah untuk direplikasi dan peneliti juga masih harus mempertimbangkan faktor lingkungan dan eksternal lainnya. Tentunya kloning manusia secara utuh dan sama persis dengan aslinya adalah hal yang sangat sulit dilakukan.

Dari sisi moral dan etika, kloning untuk membuat kembaran manusia adalah sesuatu yang dianggap menyalahi kebebasan, keberhargaan, dan keseteraan manusia.

Ditambah lagi, masih ada isu mengenai kehidupan manusia hasil kloning, hak asuh calon ibu yang harus menampung sel telur hasil kloning, dan potensi eksploitasi embrio manusia.

Oleh karena itu, kloning manusia masih menjadi suatu perdebatan yang kontroversial. Semuanya tergantung dari sisi mana Anda memandang kloning manusia.

Sumber

Britannica. Cloning. www.britannica.com

Healthline. (2018). How Close Are We to Cloning a Human?. www.healthline.com

Livestrong. What Are the Risk of Cloning?. www.livestrong.com

WebMD. The Facts and Fiction of Cloning. www.webmd.com