{"id":9900,"date":"2021-01-04T08:08:39","date_gmt":"2021-01-04T01:08:39","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=9900"},"modified":"2023-10-09T11:25:39","modified_gmt":"2023-10-09T04:25:39","slug":"apakah-hernia-nukleus-pulposus-hnp-bisa-disembuhkan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/apakah-hernia-nukleus-pulposus-hnp-bisa-disembuhkan\/","title":{"rendered":"Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang Perlu Dipahami"},"content":{"rendered":"
Penulis: Novi | Editor: Handa<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 20 Agustus 2023<\/p>\n <\/p>\n Mengalami hernia nucleus pulposus<\/em> (HNP) atau saraf terjepit, tentunya sangat mengganggu. Hal ini karena bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan tulang belakang. Penyakit yang sering disebut dengan saraf kejepit ini dapat menimbulkan gejala nyeri pinggang, punggung atas, atau leher, tergantung lokasi terjadinya HNP.<\/p>\n Meskipun demikian, dokter akan tetap melakukan beberapa pemeriksaan sebelum mendiagnosa seseorang mengalami HNP. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pengobatan yang tepat kepada penderita.<\/p>\n Berikut ini hal-hal yang biasanya dokter lakukan untuk mendiagnosa seseorang mengalami HNP, yaitu:<\/p>\n Sebagian besar seseorang yang mengidap HNP dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati HNP, yaitu:<\/p>\n Terapi konservatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:<\/p>\n Terapi fisik atau fisioterapi<\/a> dilakukan dengan memberikan beberapa latihan fisik pada penderita HNP. Contoh terapi fisik yang biasa diberikan pada penderita HNP adalah latihan pemanasan ringan dan peregangan otot. Tujuan dari terapi fisik ini yaitu untuk mengurangi lordosis dan relaksasi otot.<\/p>\n Terapi operatif dilakukan jika terapi konservatif gagal menyembuhkan HNP. Terapi ini pun dilakukan pada penderita yang mengalami HNP atau saraf terjepit kronis, baik mengalami komplikasi maupun tidak.<\/p>\n Selain itu, terapi ini juga dilakukan pada penderita HNP yang mengalami penurunan fungsi saraf dan gangguan otonom, seperti buang air kecil, buang air besar, dan gangguan fungsi seksual. Terapi operatif pada penderita HNP dibagi menjadi empat, yaitu:<\/p>\n Rehabilitasi dilakukan setelah proses terapi pengobatan selesai. Tahap rehabilitasi ini bertujuan untuk membuat penderita yang telah menjalani proses pengobatan atau terapi dapat beraktivitas normal seperti sebelumnya.<\/p>\n Meski telah berhasil menjalani pengobatan ataupun terapi untuk HNP, tetapi rasa sakit maupun nyeri yang dirasakan selama menderita HNP tidak dapat hilang begitu saja. Nyeri ataupun sakit akan kembali muncul karena trauma yang dirasakan tubuh akibat HNP.<\/p>\n Oleh sebab itu, diperlukan rehabilitasi agar tubuh menjadi kembali terbiasa dengan aktivitas harian sehingga tidak bergantung pada orang lain. Tidak hanya itu saja, rehabilitasi juga bisa membuat nyeri yang biasanya muncul akan berangsur-angsur menghilang.<\/p>\n Selain berbagai cara pengobatan tersebut, Anda pun dapat melakukan pengobatan alternatif untuk mengurangi nyeri yang disebabkan karena HNP atau saraf terjepit<\/a>. Contoh pengobatan alternatif yang dapat dilakukan untuk HNP adalah akupunktur, pijat dan chiropractic<\/em>.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0<\/strong>Folavit: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya<\/a><\/p>\n Sumber<\/span> Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Bahan Ajari Hernia Nucleus Pulposus. med.unhas.ac.id<\/span><\/p>\n Healthline. 2020. Slipped (Herniated) Disc. <\/a>www.healthline.com<\/span><\/p>\n National Center for Biotechnology Information. 2020. Nucleus Pulposus Herniation.<\/a> www.ncbi.nlm.nih.gov<\/span><\/p>\n National Center for Biotechnology Information. 2020. Disc Herniation. <\/a>www.ncbi.nlm.nih.gov <\/span><\/p>\n Spine Universe. Herniated Disc: Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment. <\/a>www.spineuniverse.com<\/span><\/p>\nDiagnosis Hernia Nucleus Pulposus<\/em> (HNP)<\/h3>\n
\n
Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus (HNP)<\/h3>\n
1. Terapi Konservatif<\/h4>\n
\n
2. Terapi Fisik (Fisioterapi)<\/h4>\n
3. Terapi Operatif (Prosedur Pembedahan)<\/h4>\n
\n
4. Rehabilitasi<\/h4>\n