Penulis: Dita | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 7 September 2022<\/p>\n <\/p>\n Serangan jantung atau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan infark miokard akut merupakan kondisi yang terjadi ketika salah satu bagian dari otot jantung tidak mendapatkan asupan darah yang cukup. Semakin lama kondisi ini berlangsung tanpa penanganan, semakin besar pula risiko kerusakan pada otot jantung.<\/p>\n Faktor utama yang menyebabkan kurangnya asupan darah adalah karena adanya penyumbatan pada aliran darah. Penyumbatan ini umumnya disebabkan oleh tumpukan lemak, kolesterol, dan faktor lainnya. Penumpukan ini menimbulkan plak yang pada akhirnya menghalangi aliran darah dan menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung.<\/p>\n Serangan jantung bisa menyerang siapa saja. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan Anda mengalami serangan jantung, antara lain:<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Waspadai 6 Gejala Awal Serangan Jantung<\/a><\/p>\n Anda mungkin terlahir dengan kondisi tertentu yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan kondisi ini tidak bisa diubah.<\/p>\n Semakin banyak faktor risiko yang Anda punya, semakin besar juga risiko Anda akan mengalami penyakit yang berhubungan dengan jantung termasuk serangan jantung.<\/p>\n Karena sifatnya tidak bisa diubah, yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan pengelolaan faktor risiko dengan baik. Adapun yang termasuk faktor risiko yang tidak bisa diubah antara lain:<\/p>\n Orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko menderita penyumbatan jantung yang lebih besar. Pada lansia, kasus serangan jantung yang menyebabkan kematian lebih sering terjadi pada wanita.<\/p>\n Meski kasus kematian karena serangan jantung pada wanita lebih banyak, pria memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung. Dalam beberapa kasus, serangan jantung pada pria bahkan bisa terjadi di usia muda.<\/p>\n Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung juga berisiko lebih besar mengalami kondisi yang sama.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>7 Tips Pencegahan Penyakit Jantung<\/a><\/p>\n Jika pertambahan usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga tidak bisa diubah, ada beberapa faktor risiko yang bisa Anda kendalikan dengan mudah antara lain:<\/p>\n Perokok<\/a> berisiko lebih besar mengalami masalah pada jantung termasuk jantung koroner<\/a> dibanding mereka yang tidak merokok.<\/p>\n Penelitian dari National Heart, Blood, and Lung Institute<\/em> menemukan bahwa bahan kimia dalam tembakau<\/a> menyebabkan kerusakan hampir semua organ dalam tubuh manusia terutama jantung, pembuluh darah, dan sel darah.<\/p>\n Kandungan nikotin<\/a> dalam rokok juga dapat menyebabkan pengerasan dinding arteri, yang pada gilirannya dapat menyebabkan serangan jantung. Bahan kimia ini dapat bertahan di tubuh Anda selama 6\u20138 jam tergantung pada seberapa sering Anda merokok.<\/p>\n Kenaikan kadar kolesterol dalam darah secara langsung akan meningkatkan risiko jantung koroner. Penelitian dalam National Institutes of Health<\/em> menunjukkan bahwa kolesterol tinggi<\/a> memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner karena plak menumpuk di dinding bagian dalam arteri koroner.<\/p>\n Kondisi ini akhirnya akan mengakibatkan plak mengeras dan mempersempit arteri sehingga menyebabkan pembekuan darah, arteri tersumbat, dan serangan jantung dapat terjadi.<\/p>\n Ketika tekanan darah Anda lebih tinggi dari yang seharusnya, Anda membuat jantung bekerja lebih keras. Ini bisa menyebabkan otot jantung menebal dan menjadi kaku. Ketika otot kaku dan tidak normal, fungsi jantung juga akan terganggu.<\/p>\n Tekanan darah tinggi<\/a> juga bisa meningkatkan risiko stroke<\/a>, gagal ginjal<\/a>, dan gagal jantung<\/a>. Ketika tekanan darah tinggi disertai dengan masalah obesitas<\/a>, kebiasaan merokok<\/a>, dan diabetes, maka risiko serangan jantung akan lebih tinggi.<\/p>\n Kurang bergerak atau kurang beraktivitas juga bisa meningkatkan risiko jantung koroner<\/a>. Selain bisa mengurangi masalah pada jantung, aktivitas fisik bisa membantu Anda mengontrol tekanan darah, gula darah, dan obesitas. Pada beberapa kasus, olahraga juga bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi.<\/p>\n Diabetes<\/a> merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kadar gula darah atau glukosa meningkat. Kadar gula darah yang tinggi tersebut dapat merusak pembuluh darah dan pada akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner. Ini adalah kondisi kesehatan serius yang dapat memicu serangan jantung pada beberapa orang.<\/p>\n Selain diabetes, peluang Anda mengalami serangan jantung juga lebih tinggi jika Anda memiliki kelebihan berat badan. Obesitas telah dikaitkan dengan berbagai kondisi yang meningkatkan risiko serangan jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.<\/p>\n Baca Juga : <\/strong>Diet Rendah Garam (DASH) untuk Hindari Stroke & Penyakit Jantung<\/a><\/p>\n Selain faktor risiko yang tidak bisa dikontrol dan bisa dikontrol, ada beberapa faktor lainnya yang juga berkontribusi terhadap kemungkinan terjadinya serangan jantung, antara lain:<\/p>\n Setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap stres. Beberapa penelitian menemukan ada hubungan antara risiko penyakit jantung koroner dan stres dengan gaya hidup, serta status sosial ekonomi seseorang.<\/p>\n Misalnya saja, orang yang stres cenderung akan makan berlebihan, merokok lebih banyak, dan lain sebagainya. Gaya hidup yang disebabkan oleh stres inilah yang bisa memicu serangan jantung.<\/p>\n Kebiasaan minum alkohol bisa meningkatkan tekanan darah, risiko stroke, kanker dan lain sebagainya. Konsumsi alkohol<\/a> juga berkontribusi pada tingginya trigliserida dalam darah yang memicu detak jantung menjadi tidak teratur.<\/p>\n Serangan jantung bisa terjadi pada usia berapa pun. Tidak ada kata terlalu cepat untuk memulai gaya hidup sehat dengan olahraga dan konsumsi makanan bergizi. Pengelolaan faktor risiko dengan tepat juga bisa menghindarkan Anda dari kemungkinan mengalami serangan jantung.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0<\/strong>Ragam Jenis Tes Pemeriksaan Jantung<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Active Beat. (2015). 9 Factors that Increase Your Risk of Heart Attack<\/a>. www.activebeat.com<\/span> Penulis: Dita | Editor: Umi Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida Terakhir ditinjau: 7 September 2022 Serangan jantung atau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan infark miokard akut merupakan kondisi yang terjadi ketika salah satu bagian dari otot jantung tidak mendapatkan asupan darah yang cukup. Semakin lama kondisi ini berlangsung tanpa penanganan, semakin besar pula…<\/p>\nFaktor Risiko yang Tidak Bisa Diubah<\/strong><\/h3>\n
\n
Pertambahan Usia<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Jenis Kelamin Pria<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Genetik<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
Faktor Risiko yang Bisa Dikendalikan dan Dikontrol<\/strong><\/h3>\n
\n
Kebiasaan Merokok<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Tingkat Kolesterol yang Tinggi<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Tekanan Darah Tinggi<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Kurang Aktif Secara Fisik<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Obesitas<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Diabetes<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
Faktor Risiko Lainnya<\/strong><\/h3>\n
\n
Stres<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\n
Konsumsi Alkohol<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ul>\n
\nCDC. (2019). What is Heart Attack?<\/a> www.cdc.gov<\/span>
\nHeart. (2020). Understand Your Risk to Prevent a Heart Attack<\/a>. www.heart.org<\/span>
\nMayo Clinic. (2020). Heart Attack<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span>
\nMichigan Health. (2018). 12 Heart Attack Risk Factors You Can\u2019t Ignore<\/a>. www.healthblog.uofmhealth.org<\/span><\/p>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"