{"id":6823,"date":"2020-08-23T11:56:28","date_gmt":"2020-08-23T04:56:28","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=6823"},"modified":"2020-12-14T12:39:08","modified_gmt":"2020-12-14T05:39:08","slug":"diagnosis-dan-pengobatan-dwarfisme","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/diagnosis-dan-pengobatan-dwarfisme\/","title":{"rendered":"Dwarfisme: Diagnosis dan Cara Mengobatinya"},"content":{"rendered":"

Penulis: Lely | Editor: Handa<\/p>\n

Pernahkah Anda mendengar istilah dwarfisme? Bagaimana dengan manusia kerdil atau cebol? Tentu familiar, bukan? Dwarfisme tak lain merupakan istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan seseorang bertubuh kerdil (cebol). Namun, tidak semua orang yang bertubuh pendek bisa dikatakan sebagai penderita kelainan ini.<\/p>\n

Pasalnya, dwarfisme memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti tinggi badan rata-rata 122 cm, pertumbuhan lebih lambat dari anak seusianya, memiliki lengan dan tungkai pendek, serta kepala yang terlihat besar dengan dahi menonjol. Lantas, apakah kelainan ini dapat diobati?<\/p>\n

Diagnosis Dwarfisme<\/h3>\n

Untuk mendiagnosis dwarfisme, dokter mungkin akan memeriksa sejumlah faktor untuk menilai pertumbuhan anak Anda. Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah anak Anda memiliki kelainan terkait dwarfisme atau tidak.<\/p>\n

Pada beberapa kasus, dwarfisme tidak proporsional dapat dicurigai selama USG kehamilan. Berikut ini beberapa tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis dwarfisme:<\/p>\n