Penulis: Mustika | Editor: Handa<\/p>\n
Ditinjau oleh:\u00a0dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023<\/p>\n <\/p>\n Sirosis<\/a> merupakan tahap akhir dari radang hati yang ditandai dengan adanya luka di sekitar organ tersebut. Pada umumnya, sirosis tidak menunjukkan gejala yang mencolok. Namun, jika kondisi ini semakin memburuk, penderita sirosis harus melakukan transplantasi hati.<\/p>\n Meskipun gejalanya tidak terlihat, penderita sirosis hati dapat mengalami berbagai komplikasi bahkan kematian. Berdasarkan data dari National Death Index from the Centers for Disease Control and Prevention and the Rochester Epidemiology Project<\/em>, \u00a0memperkirakan bahwa penyakit hati bertanggung jawab atas 66.007 kematian pada 2008 dan 18.175 di antaranya disebabkan oleh kanker hepatobilier.<\/p>\n Perlu Anda ketahui bahwa sirosis tidak hanya membahayakan organ hati saja, melainkan juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang menyerang organ tubuh lainnya. Berikut ini beberapa komplikasi yang disebabkan oleh sirosis hati:<\/p>\n Hepatitis portal merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah dalam pembuluh vena porta. Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah dari organ pencernaan (usus, limpa, pankreas, dan lambung) ke hati.<\/p>\n Jika pembuluh darah tersumbat, maka darah tidak dapat mengalir dengan baik menuju hati. Akibatnya, tekanan darah pada pembuluh darah meningkat dan pembuluh darah di sepanjang organ pencernaan akan membengkak. Tidak hanya itu, pembuluh darah vena dapat pecah dan memicu pendarahan hingga mengancam jiwa.<\/p>\n Tekanan yang meningkat pada vena porta dapat menyebabkan cairan menumpuk di kaki (edema) dan di perut (asites). Edema dan asites juga dapat terjadi akibat ketidakmampuan hati untuk mencukupi protein darah tertentu, seperti albumin.<\/p>\n Asites dan Edema dapat diobati dengan diet rendah garam dan pil air. Untuk itu, jika Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya segera periksa diri Anda ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.<\/p>\n Hipertensi portal dapat menyebabkan pembengkakan limpa.<\/a> Semakin limpa membesar, maka jumlah sel darah merah yang terangkut dalam aliran darah akan berkurang.<\/p>\n Penumpukan sel darah merah dan trombosit di dalam limpa menyebabkan penyumbatan dan merusak jaringan limpa. Kondisi ini merupakan tanda awal dari sirosis.<\/p>\n Sirosis menyebabkan hati memperlambat atau menghentikan produksi protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Ketika darah tidak menggumpal dengan benar, memar dan pendarahan dapat terjadi secara spontan.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0Sama-sama Kanker Darah, Apa Perbedaan Leukemia dan Limfoma?<\/a><\/strong><\/p>\n Peritonitis<\/em> merupakan peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut (peritoneum<\/em>) yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari cairan yang menumpuk di perut. Kondisi ini membutuhkan diagnosis yang cepat dan perawatan secara tepat.<\/p>\n Jaundice<\/em> adalah warna kuning pada kulit dan bagian putih mata, serta urin yang menjadi gelap. Kondisi ini terjadi ketika hati yang sakit tidak mampu mengeluarkan bilirubin<\/em> (pigmen kuning dalam darah dan tinja) dari darah secara memadai.<\/p>\n Hati memproduksi empedu untuk membantu pencernaan lemak. Ketika hati tidak berfungsi secara normal, empedu dapat menumpuk dan meninggalkan endapan pada kulit sehingga menimbulkan rasa gatal yang parah.<\/p>\n Beberapa penderita sirosis hati dapat menderita batu empedu, terutama jika kerusakan hatinya disebabkan oleh alkohol, hepatitis C, atau non-fatty liver disease. Untuk itu, sebaiknya hindari mengonsumsi alkohol untuk menjaga kesehatan tubuh Anda.<\/p>\n Ensefalopati hepatik<\/em> merupakan kondisi yang merujuk pada kepribadian, psikologis, dan sistem saraf pada seseorang yang mengalami gagal hati. Kondisi ini disebabkan oleh kadar amonia yang tinggi di dalam pembuluh darah dan otak.<\/p>\n Tidak hanya beberapa penyakit yang telah disebutkan di atas, sirosis juga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses nutrisi. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh kekurangan gizi, sehingga Anda akan merasa lemas dan mengalami penurunan berat badan.<\/p>\n Sirosis dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk merespon insulin dengan benar. Untuk mengimbanginya, pankreas akan memproduksi insulin lebih banyak sehingga kadar gula (glukosa) dalam darah menumpuk. Kondisi tersebut mengakibatkan diabetes tipe 2.<\/p>\n Beberapa orang dengan sirosis kehilangan kekuatan tulang dan memiliki risiko patah tulang lebih besar. Hal ini karena hati berperan dalam aktivasi vitamin D di dalam tubuh. Oleh sebab itu, gangguan pada hati dapat memengaruhi kekuatan tulang.<\/p>\n Sindrom hepatorenal merupakan sejumlah gejala akibat gagal ginjal yang bermula dari penyakit hati stadium lanjut. Sindrom ini menjadi komplikasi serius dari sirosis hati dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.<\/p>\n Karsinoma hepatoseluler merupakan jenis kanker hati yang paling umum dan menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor tiga di dunia. Menurut American Cancer Society, sebagian besar penderita kanker hati karena mengidap sirosis.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0Tips untuk Mengurangi Risiko Kanker<\/a><\/strong><\/p>\n Salah satu komplikasi sirosis hati dapat mengenai paru-paru, yaitu sindrom hepatopulmonar atau hepatopulmonary syndrome<\/em> (HPS). Dokter mendefinisikan HPS sebagai kombinasi penyakit hati, pembuluh darah melebar di paru-paru, dan kelainan pertukaran gas.<\/p>\n Berikut ini beberapa pengobatan sirosis hati yang bisa Anda lakukan:<\/p>\n Baca Juga :\u00a0Ketahui 7 Penyebab Sirosis Hati dan Gejalanya<\/a><\/strong><\/p>\n Sumber<\/span> Penulis: Mustika | Editor: Handa Ditinjau oleh:\u00a0dr. Bianda Dwida Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023 Sirosis merupakan tahap akhir dari radang hati yang ditandai dengan adanya luka di sekitar organ tersebut. Pada umumnya, sirosis tidak menunjukkan gejala yang mencolok. Namun, jika kondisi ini semakin memburuk, penderita sirosis harus melakukan transplantasi hati. Meskipun gejalanya tidak terlihat,…<\/p>\n1. Hipertensi Portal<\/h3>\n
2. Pembengkakan di Kaki dan Perut<\/h3>\n
3. Pembesaran Limpa (Splenomegali<\/em><\/a>)<\/h3>\n
4. Memar dan Berdarah<\/h3>\n
5. Peritonitis<\/em><\/h3>\n
6. Jaundice<\/em><\/h3>\n
7. Gatal<\/h3>\n
8. Batu Empedu<\/h3>\n
9. Ensefalopati Hepatik<\/em><\/h3>\n
10. Malnutrisi<\/h3>\n
11. Diabetes Tipe 2<\/h3>\n
12. Penyakit Tulang<\/h3>\n
13. Sindrom Hepatorenal<\/h3>\n
14. Kanker Hati (Karsinoma Hepatoseluler)<\/h3>\n
15. Hepatopulmonary syndrome<\/em> (HPS)<\/h3>\n
Pengobatan Sirosis Hati<\/h3>\n
\n
\nMayo Clinic. Cirrhosis<\/a>. www.mayoclinic.com<\/span>
\nMayo Clinic. Managing the Complications of Cirrhosis.<\/a> www.mayoclinic.com<\/span>
\nMedscape. 2018. Cirrhosis.<\/a> emedicine.medscape.com<\/span>
\nNational Institute of Health. Cirrhosis and its complications: Evidence based treatment. <\/a>www.ncbi.nlm.nih.gov<\/span>
\nUhealth. Complications of Cirrhosis.<\/a> umiamihealth.org<\/span>
\nUptodate. Cirrhosis in adults: Overview of complications, general management, and prognosis.<\/a> uptodate.com<\/span>
\n<\/div>\u00a0<\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"