{"id":5824,"date":"2020-06-21T22:29:51","date_gmt":"2020-06-21T15:29:51","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=5824"},"modified":"2020-12-14T12:41:38","modified_gmt":"2020-12-14T05:41:38","slug":"pencernaan-ketahui-perbedaan-diare-dan-disentri","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/pencernaan-ketahui-perbedaan-diare-dan-disentri\/","title":{"rendered":"Ketahui Perbedaan Diare dan Disentri"},"content":{"rendered":"
Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n
Diare dan Disentri adalah kedua jenis penyakit yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda. Keduanya merupakan penyakit yang berhubungan dengan pencernaan.<\/p>\n
Umumnya orang-orang menganggap diare dan disentri adalah hal yang serupa, karena memiliki gejala yang hampir sama. Padahal, sebenarnya kedua penyakit ini memiliki kondisi klinis yang berbeda. Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan diare dan disentri.<\/p>\n
Diare merupakan penyakit yang menyerang usus halus yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, virus, dan parasit. Penyakit ini mengakibatkan keluarnya feses bertekstur cair saat penderitanya buang air besar (BAB). Menurut WHO, diare menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang karena kebersihan yang buruk.<\/p>\n
Terdapat 3 jenis diare yaitu diare akut, diare menetap, dan diare kronis. Diare akut merupakan jenis diare yang paling umum dan bertahan antara satu sampai dua hari. Diare menetap adalah diare yang umumnya bertahan selama beberapa minggu (biasanya sekitar dua sampai empat minggu).<\/p>\n
Sedangkan diare kronis merupakan diare yang berlangsung lebih dari empat minggu, kemudian kembali dan hilang lagi dalam jangka waktu yang lama. Diare sendiri bisa menyerang berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.<\/p>\n
Baca Juga : <\/strong>Susah Tidur Karena Diare? Berikut 9 Tipsnya!<\/a><\/p>\n Disentri merupakan penyakit serius yang menyerang usus besar, di mana feses yang keluar disertai dengan darah dan lendir. Penyakit ini cepat menyebar di antara manusia melalui air dan makanan yang sudah terkontaminasi dengan bakteri.<\/p>\n Dilansir dari National Health Service<\/em>, terdapat dua jenis disentri berdasarkan penyebabnya yaitu disentri basiler yang disebabkan oleh bakteri Shigella<\/em> dan disentri amoeba yang disebabkan oleh amoeba (parasit bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica<\/em> yang banyak ditemukan di wilayah tropis.<\/p>\n Meski kebanyakan kasus disentri disebabkan oleh bakteri Shigella<\/em> dan amoeba, tetapi disentri juga bisa disebabkan oleh bakteri E.coli, Salmonella<\/em> dan Campylobacter.<\/em><\/p>\n Setelah melihat penjelasan mengenai diare dan disentri di atas, maka dapat disimpulkan perbedaan yang dikategorikan berdasarkan:<\/p>\n Diare mengganggu usus halus, sedangkan disentri menyerang usus besar. Pada diare feses yang keluar bertekstur cair tanpa darah dan lendir, sedangkan pada disentri fesesnya berlendir disertai darah.<\/p>\n Gejala yang dirasakan oleh penderita diare dan disentri juga berbeda. Penderita diare jarang mengalami gejala demam. Gejala demam lebih sering dirasakan oleh penderita disentri. Selain itu, pada penderita diare tidak selalu mengalami kram atau nyeri, sedangkan penderita disentri biasanya mengeluh merasakan kram dan nyeri pada perut bagian bawah.<\/p>\n Diare paling banyak disebabkan oleh virus, namun ada jenis bakteri yang menjadi penyebab diare yaitu E.coli<\/em>. Sedangkan penyebab disentri didominasi oleh bakteri Shigella<\/em> dan amoeba, meski juga bisa disebabkan oleh bakteri Salmonella<\/em> dan E.coli<\/em>.<\/p>\n Saat diare, penderitanya rentan mengalami dehidrasi karena tubuh kehilangan banyak cairan, elektrolit, dan nutrisi yang penting. Dehidrasi pada penderita diare ini tidak boleh diabaikan karena dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, kejang, gagal ginjal, hingga kematian.<\/p>\n Sedangkan disentri dapat menyebabkan banyak komplikasi, jika tidak segera ditangani. Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita disentri yaitu sepsis, kejang, artritis (radang sendi), abses hati, hingga sindrom hemolitik uremik (kondisi di mana pembuluh darah kecil di ginjal Anda menjadi rusak dan meradang).<\/p>\n Infeksi diare hanya menargetkan lumen usus (saluran di dalam pembuluh tubuh, seperti ruangan kecil di bagian tengah usus halus) dan sel epitel atas (sel yang berperan sebagai penghalang antara bagian dalam dan luar tubuh untuk melindungi bagian dalam tubuh dari virus). Namun, infeksi yang terjadi pada diare tidak menyebabkan sel mati dan hanya melepaskan beberapa racun dari penyebab penyakit.<\/p>\n Sedangkan infeksi pada disentri bisa menyebabkan sel mati, karena sel-sel epitel bagian atas diserang dan dihancurkan oleh bakteri penyebab penyakit. Disentri bahkan dapat mengakibatkan ulserasi (lesi) pada usus besar.<\/p>\n Diare dapat disembuhkan dengan meningkatkan rehidrasi seperti minum air putih, larutan rehidrasi oral (oralit), dan cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi. Sedangkan pasien disentri membutuhkan perawatan ekstra dengan memberikan antibiotik, obat anti diare, dan larutan rehidrasi oral dalam jumlah banyak. Selain itu, pemberian cairan infus yang mengarah langsung ke pembuluh darah juga dibutuhkan.<\/p>\n Baca Juga : <\/strong>Dehidrasi: Gejala dan Pencegahan<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Penulis: Dea | Editor: Umi Diare dan Disentri adalah kedua jenis penyakit yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda. Keduanya merupakan penyakit yang berhubungan dengan pencernaan. Umumnya orang-orang menganggap diare dan disentri adalah hal yang serupa, karena memiliki gejala yang hampir sama. Padahal, sebenarnya kedua penyakit ini memiliki kondisi klinis yang berbeda. Berikut ini…<\/p>\nDisentri<\/strong><\/h4>\n
Perbedaan Diare dan Disentri<\/strong><\/h4>\n
1. Daerah yang Diinfeksi serta Akibat yang Ditimbulkan<\/strong><\/h3>\n
2. Gejala Klinis yang Dialami<\/strong><\/h3>\n
3. Penyebab Penyakit<\/strong><\/h3>\n
4. Kemungkinan Komplikasi yang Terjadi<\/strong><\/h3>\n
5. Sel Tubuh yang Diserang<\/strong><\/h3>\n
6. Pengobatan<\/strong><\/h3>\n
\nCenters for Disease Control and Prevention. 2014. E.coli (Escherichia coli)<\/a>. www.cdc.gov\u00a0<\/span>
\nCleveland Clinic. (2020). Diarrhea<\/a>. my.clevelandclinic.org <\/span>
\nMicrobiology Info. 2018. Diarrhea vs Dysentery<\/a> . www.microbiologyinfo.com\u00a0<\/span>
\nNHS. (2020). Dysentery<\/a>. www.nhs.uk <\/span>
\nWHO. 2017. Diarrhoeal disease<\/a>. www.who.int<\/span><\/p>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"