{"id":5739,"date":"2020-06-18T09:14:55","date_gmt":"2020-06-18T02:14:55","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=5739"},"modified":"2020-12-14T12:41:42","modified_gmt":"2020-12-14T05:41:42","slug":"kenali-penyebab-dan-gejala-rakitis-pada-anak","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/kenali-penyebab-dan-gejala-rakitis-pada-anak\/","title":{"rendered":"Kenali Penyebab dan Gejala Rakitis Pada Anak"},"content":{"rendered":"

Penulis: Mustika | Editor: Umi<\/p>\n

Rakitis adalah penyakit tulang yang menyebabkan tulang lemah dan lunak. Kondisi ini seringkali mengakibatkan tulang bengkok dan menjadi bentuk yang tidak normal. Rakitis umumnya terjadi saat masa pertumbuhan tulang, sehingga sebagian besar dialami oleh bayi dan anak kecil, meski penyakit ini juga dapat terjadi pada remaja.<\/p>\n

Rakitis biasanya disebabkan oleh vitamin D rendah, terutama jika anak-anak juga memiliki kalsium rendah atau asupan fosfat rendah. Meski begitu, rakitis juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini penyebab dan faktor risiko rakitis:<\/p>\n

1. Kekurangan Vitamin D<\/strong><\/h3>\n

Dalam beberapa kasus, rakitis umumnya disebabkan oleh kekurangan vitamin D. Padahal vitamin D dapat membantu tubuh Anda menyerap kalsium dan fosfat dari usus. Anak-anak dapat mengalami defisiensi vitamin D karena tidak mendapatkan cukup vitamin D dari dua sumber, yaitu sinar matahari dan asupan makanan.<\/p>\n

Baca Juga : <\/strong>Cara Mencegah Kekurangan Vitamin D<\/a><\/p>\n

2. Faktor Genetik<\/strong><\/h3>\n

Faktor genetik yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan kalsium juga dapat menyebabkan rakitis, termasuk yang memengaruhi fungsi hati, ginjal, dan usus. Salah satu jenis rakitis yang disebabkan oleh kondisi genetik yaitu rakitis hipofosfatemik.<\/p>\n

Rakitis hipofosfatemik merupakan kondisi langka di mana ginjal tidak dapat memproses fosfat dengan baik. Padahal kadar fosfat yang rendah dalam darah dapat menyebabkan tulang lemah dan lunak. Berdasarkan National Library of Medicine<\/em>, rakitis hipofosfatemik merupakan salah satu jenis rakitis yang paling umum menyerang sekitar 1 dari 20.000 bayi baru lahir.<\/p>\n

3. Masalah dengan Penyerapan<\/strong><\/h3>\n

Beberapa anak dilahirkan dengan mengembangkan kondisi medis yang memengaruhi cara tubuh mereka dalam menyerap vitamin D. Beberapa kondisi medis ini termasuk penyakit celiac, penyakit radang usus, fibrosis kistik, dan masalah ginjal.<\/p>\n

4. Kurang Mengonsumsi Makanan Kaya Vitamin D<\/strong><\/h3>\n

Anak Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena rakitis jika mengonsumsi makanan vegetarian. Padahal beberapa jenis makanan, seperti salmon, tuna, telur, dan udang diperkaya dengan vitamin D. Selain itu, anak Anda juga berisiko lebih tinggi mengalami rakitis jika kesulitan mencerna susu atau alergi terhadap laktosa.<\/p>\n

Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa bayi yang hanya diberi ASI juga bisa kekurangan vitamin D karena ASI tidak mengandung cukup vitamin D untuk mencegah rakitis. Karena itu, American Academy of Pediatrics<\/em> merekomendasikan bayi yang diberi ASI eksklusif atau sebagian harus menerima tetes vitamin D.<\/p>\n

5. Warna Kulit<\/strong><\/h3>\n

Anak-anak keturunan Afrika, Kepulauan Pasifik, dan Timur Tengah berada pada risiko tertinggi menderita rakitis karena memiliki kulit gelap. Pasalnya, kulit gelap memiliki lebih banyak pigmen melanin yang menurunkan kemampuan kulit untuk menghasilkan vitamin D dari sinar matahari.<\/p>\n

6. Lokasi Geografis<\/strong><\/h3>\n

Tubuh menghasilkan lebih banyak vitamin D ketika kulit terpapar sinar matahari. Sehingga Anda lebih berisiko terhadap rakitis jika tinggal di daerah yang sedikit terpapar sinar matahari. Terutama jika anak Anda berada di dalam ruangan selama siang hari atau selalu menggunakan tabir surya saat keluar rumah.<\/p>\n

Hal ini diperkuat oleh studi dalam National Institutes of Health<\/em> yang menemukan bahwa anak-anak asli Alaska memiliki risiko lebih tinggi terkena rakitis karena gizi buruk, kurangnya suplementasi vitamin D, dan garis lintang (sangat sedikit sinar UV mencapai bumi dari November hingga Februari di wilayah tersebut).<\/p>\n

7. Ibu Hamil yang Mengalami Defisiensi Vitamin D<\/strong><\/h3>\n

Kekurangan vitamin D yang parah pada ibu hamil dapat membuat bayinya yang baru lahir mengalami tanda-tanda rakitis atau mengembangkan gejala rakitis dalam beberapa bulan setelah dilahirkan.<\/p>\n

Baca Juga : <\/strong>Pentingnya Menjaga Kesehatan Tulang bagi Ibu Hamil<\/a><\/p>\n

8. Bayi Lahir Prematur<\/strong><\/h3>\n

Bayi yang lahir prematur cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah. Ini karena bayi prematur memiliki lebih sedikit waktu untuk menerima vitamin dari ibu mereka di dalam kandungan.<\/p>\n

9. Konsumsi Obat-obatan<\/strong><\/h3>\n

Beberapa jenis obat anti-kejang dan obat antiretroviral (yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV), dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi vitamin D.<\/p>\n

Gejala Rakitis<\/strong><\/h4>\n

Setelah mengetahui penyebab terjadinya rakitis, berikut ini beberapa tanda dan gejalanya yang harus Anda perhatikan:<\/p>\n