{"id":4636,"date":"2020-04-01T22:12:40","date_gmt":"2020-04-01T15:12:40","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=4636"},"modified":"2020-12-14T12:43:04","modified_gmt":"2020-12-14T05:43:04","slug":"kesehatan-pencernaan-kenali-penyebab-dan-faktor-risiko-gerd","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/kesehatan-pencernaan-kenali-penyebab-dan-faktor-risiko-gerd\/","title":{"rendered":"Kenali Penyebab dan Faktor Risiko GERD"},"content":{"rendered":"

Penulis: Mustika | Editor: Umi<\/p>\n

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 28 Mei 2020<\/p>\n

 <\/p>\n

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)<\/em> adalah gangguan pencernaan yang memengaruhi sfingter<\/em> esofagus bagian bawah (LES) atau cincin otot yang menghubungkan kerongkongan dengan lambung.<\/p>\n

GERD sendiri dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk faktor biologis, gaya hidup yang kurang sehat, atau struktur organ tubuh yang abnormal. Berikut penyebab dan faktor risiko yang dapat memicu terjadinya GERD.<\/p>\n

1. Malfungsi Lower Esophageal Sphincter<\/em> (LES)<\/strong><\/h3>\n

Dalam pencernaan normal, LES akan terbuka untuk memungkinkan makanan masuk dan menutup untuk mencegah makanan serta cairan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Namun, ketika terjadi GERD maka otot LES akan melemah sehingga memungkinkan isi lambung mengalir ke kerongkongan.<\/p>\n

2. Obesitas<\/strong><\/h3>\n

Obesitas merupakan faktor risiko utama pemicu GERD. Hal ini karena obesitas meningkatkan tekanan pada perut Anda dan menyebabkan ketegangan pada sfingter<\/em> esofagus bagian bawah, sehingga cenderung mengembangkan refluks (naiknya asam lambung) yang lebih parah.<\/p>\n

Baca Juga :<\/strong> Penyebab Berat Badan Susah Turun<\/a><\/strong><\/p>\n

3. Merokok<\/strong><\/h3>\n

Kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok juga menjadi penyebab dan faktor risiko terjadinya GERD. Hal ini karena merokok dapat mengurangi jumlah air liur yang Anda hasilkan, menyebabkan perut Anda kosong lebih lambat, dan menciptakan lebih banyak asam lambung.<\/p>\n

4. Mengonsumsi Alkohol<\/strong><\/h3>\n

Selain merokok, mengonsumsi alkohol juga bisa memicu refluks asam. Alkohol mengganggu kemampuan LES untuk berfungsi sebagai penghalang naiknya asam lambung, serta akibat dari tingkat keasaman dalam minuman beralkohol.<\/p>\n

5. Mengonsumsi Obat Tertentu<\/strong><\/h3>\n

Berbagai obat dapat memengaruhi risiko GERD Anda. Misalnya saja Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen<\/em>, yang memiliki efek samping memicu tukak lambung, heartburn<\/em>, iritasi kerongkongan bertambah parah, dan membuat otot LES menjadi rileks ketika Anda meminumnya.<\/p>\n

Bahkan bagi penderita GERD atau penggunaan jangka panjang obat-obatan NSAID dapat meningkatkan keparahan gejala GERD. Maka penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mulai mengalami gejala apa pun saat sedang menjalani pengobatan.<\/p>\n

6. Hiatal Hernia<\/strong><\/h3>\n

Hernia hiatal terjadi ketika bagian atas perut Anda berada di atas diafragma (dinding otot yang memisahkan perut dari dada). Kondisi ini menurunkan tekanan pada LES yang menyebabkan refluks.<\/p>\n

Ketika berfungsi dengan normal, diafragma membantu menjaga asam lambung agar tidak naik ke kerongkongan Anda. Tetapi bagi penderita hernia hiatal, asam lambung menjadi lebih mudah mengalir kembali ke kerongkongan.<\/p>\n

7. Gangguan Fungsi Perut<\/strong><\/h3>\n

Penderita GERD mungkin memiliki fungsi saraf atau otot yang tidak normal di perut sehingga menyebabkan makanan dan asam lambung dicerna terlalu lambat. Kondisi ini bisa menyebabkan perut terlambat mengosongkan isinya, meningkatkan tekanan di dalamnya, dan meningkatkan risiko refluks asam.<\/p>\n

8. Kelainan Motilitas<\/strong><\/h3>\n

Pada pencernaan normal, makanan berpindah melalui saluran pencernaan dengan kontraksi berirama yang disebut dengan peristalsis. Jika Anda menderita kelainan motilitas pencernaan, kontraksi ini akan terlihat tidak normal.<\/p>\n

Kelainan tersebut bisa disebabkan oleh adanya masalah dalam otot itu sendiri, masalah dengan saraf, atau hormon yang mengendalikan kontraksi otot. Masalah dalam peristaltik di kerongkongan ini merupakan faktor umum pemicu GERD.<\/p>\n

9. Kehamilan<\/strong><\/h3>\n

Meningkatnya hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan merilekskan LES, ditambah lagi perut Anda yang membesar memberi tekanan pada perut Anda. Karena itu, sangat normal bagi wanita hamil untuk mengalami GERD.<\/p>\n

Baca Juga :<\/strong> 7 Penyakit Kehamilan yang Perlu Diwaspadai<\/a><\/strong><\/p>\n

10. Penderita Asma<\/strong><\/h3>\n

Dilansir dari Cleveland Clinic,<\/em> lebih dari 75 persen pengidap asma diyakini juga menderita GERD. Ada beberapa alasan mengapa kedua kondisi tersebut saling terkait.<\/p>\n

Alasan pertama adalah batuk yang menyertai serangan asma dapat menyebabkan perubahan tekanan dada, yang dapat memicu refluks. Lalu alasan kedua, terdapat fakta bahwa obat-obatan asma tertentu melebarkan saluran udara, mengendurkan LES, dan menyebabkan refluks.<\/p>\n

11. Makanan yang Merangsang Produksi Asam<\/strong><\/h3>\n

GERD dapat terjadi ketika perut Anda mengonsumsi makanan yang merangsang produksi asam dan melemahkan LES, seperti minuman berkafein, soda, alkohol, makanan pedas, lada hitam, buah jeruk dan tomat, makanan yang digoreng, daging tinggi lemak, mentega dan margarin, serta mayones.<\/p>\n

12. Genetik<\/strong><\/h3>\n

Penelitian dalam National Center for Biotechnology Information<\/em> menemukan adanya komponen genetik dalam banyak kasus GERD karena masalah otot atau struktural yang diwariskan di kerongkongan atau perut.<\/p>\n

Namun, hanya karena keluarga Anda menderita GERD, tidak berarti Anda juga akan mengalaminya, meskipun risiko Anda meningkat. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada komponen genetik sehingga diagnosis dan pengobatan untuk GERD dapat menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.<\/p>\n

13. Faktor Risiko Lainnya<\/strong><\/h3>\n

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami GERD.<\/p>\n