{"id":42108,"date":"2023-12-24T08:55:47","date_gmt":"2023-12-24T01:55:47","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=42108"},"modified":"2023-12-24T08:55:47","modified_gmt":"2023-12-24T01:55:47","slug":"dampak-kelebihan-karbohidrat-bagi-kesehatan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/dampak-kelebihan-karbohidrat-bagi-kesehatan\/","title":{"rendered":"Ketahui Dampak Kelebihan Karbohidrat Bagi Kesehatan"},"content":{"rendered":"

Penulis: Umi Fatimah<\/p>\n

Karbohidrat adalah salah satu dari tiga nutrisi penghasil energi besar yang dikenal sebagai makronutrien, selain lemak dan protein. Bahkan karbohidrat mensuplai hampir 40\u201360% dari total energi tubuh kita.<\/p>\n

Ada tiga jenis karbohidrat utama yang ditemukan dalam makanan yang kita makan, yaitu gula, pati, dan serat. Tubuh kita memecah gula dan sebagian besar pati menjadi glukosa (gula), yang diserap oleh aliran darah dan digunakan sebagai energi.<\/p>\n

Meskipun memiliki manfaat yang begitu penting bagi tubuh, mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari penyakit yang bersifat jangka pendek (akut) hingga penyakit kronis jangka panjang.<\/p>\n

Meski kekurangan karbohidrat tidak baik bagi tubuh, kelebihan zat gizi ini juga bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Adapun beberapa dampak kelebihan karbohidrat dalam tubuh antara lain:<\/p>\n

1. Gula Darah Tinggi<\/strong><\/h3>\n

Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi dan meningkatkan risiko terkena diabetes. Hal ini karena setelah Anda makan, tubuh Anda akan memecah karbohidrat menjadi glukosa, yang kemudian meningkatkan kadar glukosa dalam darah Anda.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0Pahami Efek Kebanyakan Makan Alpukat<\/a><\/strong><\/p>\n

2. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular<\/strong><\/h3>\n

Pola makan yang mengandung terlalu banyak karbohidrat dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida adalah salah satu bentuk kolesterol yang menyebabkan penumpukan plak di arteri Anda, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.<\/p>\n

Asupan karbohidrat yang berlebihan juga dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Kadar trigliserida yang tinggi dan kadar HDL yang relatif rendah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung seiring waktu, terutama jika asupan karbohidrat Anda berasal dari gula tambahan, seperti yang terdapat pada permen dan soda.<\/p>\n

3. Merasa Lesu Setelah Makan<\/strong><\/h3>\n

Apakah kamu pernah merasa ngantuk atau lesu setelah makan? Bisa jadi keluhan tersebut terjadi karena asupan karbohidrat Anda berlebihan.<\/p>\n

Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat bisa meningkatkan gula darah dengan cepat sehingga memberikan lonjakan energi, kemudian turun drastis saat insulin mengangkut glukosa ke dalam sel. Naik-turunnya kadar glukosa dalam darah ini dapat menyebabkan perubahan energi, nafsu makan, dan bahkan suasana hati.<\/p>\n

4. Selalu Merasa Haus<\/strong><\/h3>\n

Merasa haus bahkan setelah minum air dalam jumlah yang cukup, tidak selalu merupakan tanda dehidrasi. Keluhan ini bisa terjadi karena pola makan Anda.<\/p>\n

Kadar gula darah yang meningkat akibat mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat bisa membuat Anda merasa lebih haus dan menyebabkan lebih sering buang air kecil. Untuk mengatasinya, konsumsi air dalam jumlah yang optimal untuk membantu tubuh untuk menghilangkan kelebihan gula darah melalui urin.<\/p>\n

5. Sakit Kepala dan Migrain<\/strong><\/h3>\n

Sakit kepala dan migrain adalah salah satu gejala kesehatan yang tidak boleh Anda abaikan. Faktanya, kedua keluhan tersebut bisa terjadi akibat asupan karbohidrat yang berlebihan.<\/p>\n

Ketika Anda mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat (seperti roti putih atau pasta), tubuh Anda kemudian memproduksi insulin ekstra untuk memecah glukosa. Proses ini pada gilirannya mengakibatkan kadar gula darah turun drastis. Peningkatan dan penurunan gula darah ini bisa menyebabkan dan memperburuk sakit kepala.<\/p>\n

6. Masalah Pencernaan<\/strong><\/h3>\n

Serat merupakan jenis karbohidrat yang tidak dapat dipecah dalam usus halus. Ketika makanan tidak dicerna di usus halus, makanan tersebut akan masuk ke usus besar.<\/p>\n

Makanan yang tidak tercerna kemudian akan difermentasi saat dipecah menjadi bagian-bagian kecil oleh bakteri baik di usus besar. Proses ini akan menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida.<\/p>\n

Ketika Anda mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak (terutama serat), maka hal ini dapat meningkatkan penumpukan gas akibat proses fermentasi karbohidrat yang tidak diserap selama proses pencernaan.<\/p>\n

7. Gigi Berlubang<\/strong><\/h3>\n

Karbohidrat olahan, seperti keripik, pasta, dan roti, akan dipecah oleh air liur menjadi gula sederhana. Bakteri di mulut kemudian akan memakan gula tersebut dan menghasilkan asam yang memicu kerusakan pada gigi.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0Bahaya Konsumsi Junk Food bagi Kesehatan Tubuh<\/a><\/strong><\/p>\n

Berapa Banyak Asupan Karbohidrat Harian?<\/strong><\/h3>\n

Berapa banyak asupan karbohidrat yang Anda butuhkan setiap hari bergantung pada beberapa faktor, termasuk usia, metabolisme, dan tingkat aktivitas Anda.<\/p>\n

Berikut ini asupan karbohidrat harian berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG):<\/p>\n