{"id":42044,"date":"2023-11-08T12:04:55","date_gmt":"2023-11-08T05:04:55","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=42044"},"modified":"2023-11-08T12:04:55","modified_gmt":"2023-11-08T05:04:55","slug":"perbedaan-insomnia-dan-hipersomnia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/perbedaan-insomnia-dan-hipersomnia\/","title":{"rendered":"Pahami Perbedaan Insomnia dan Hipersomnia"},"content":{"rendered":"

Penulis: Umi Fatimah<\/p>\n

Gangguan tidur sangat umum dialami oleh kebanyakan orang. Kondisi gangguan tidur ini dapat mencakup dari kesulitan tidur hingga tidur terlalu lama.<\/p>\n

Meskipun kebanyakan orang pada umumnya akrab dengan insomnia<\/a>, tidak semua orang mengetahui jenis gangguan tidur umum lainnya yang dikenal sebagai hipersomnia<\/a>.<\/p>\n

Baik insomnia maupun hipersomnia bisa menyebabkan berkurangnya produktivitas, penurunan kualitas hidup, serta perasaan lelah dan depresi. Lantas, apa perbedaan kedua gangguan tidur ini? Mari kita ketahui lebih lanjut mengenai perbedaan hipersomnia dan insomnia.<\/p>\n

Baca Juga: Ketahui Durasi Jam Tidur yang Ideal Berdasarkan Usia<\/a><\/strong><\/p>\n

Perbedaan Utama Insomnia dan Hipersomnia<\/strong><\/h3>\n

Insomnia<\/a> dan hipersomnia<\/a> adalah dua kondisi yang berlawanan dalam kategori atau jenis gangguan tidur. Keduanya bisa berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya dan menimbulkan berbagai komplikasi, tetapi dengan cara yang berbeda.<\/p>\n

Adapun perbedaan mendasar antara insomnia dan hipersomnia antara lain:<\/p>\n

1. Pola dan Durasi Tidur<\/strong><\/h4>\n

Perbedaan terbesar antara insomnia dan hipersomnia terletak pada pola dan durasi tidur. Pada insomnia, penderitanya akan kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, atau kembali tidur setelah bangun. Penderita insomnia juga mungkin akan kesulitan untuk bangun terlalu pagi.<\/p>\n

Sementara pada kondisi hipersomnia, penderitanya akan sulit bangun, kesulitan mengatasi rasa ngantuk di siang hari, dan tetap merasa lelah sepanjang hari meskipun sudah tidur lama di malam hari.<\/p>\n

2. Frekuensi Gangguan Tidur<\/strong><\/h4>\n

Selain pola tidur, ada beberapa perbedaan antara hipersomnia dan insomnia yang berhubungan dengan frekuensi munculnya gangguan tidur.<\/p>\n

Insomnia sendiri bisa berkembang menjadi kondisi akut (berlangsung dalam waktu singkat) atau kronis (jangka panjang).<\/p>\n

Kondisi insomnia akut biasanya berlangsung dalam waktu singkat dan sering kali disebabkan oleh peristiwa traumatis (misalnya kehilangan orang yang dicintai) atau stres yang berlebihan di tempat kerja.<\/p>\n

Sedangkan Insomnia kronis dapat berlangsung dalam jangka panjang. Biasanya insomnia kronis disebabkan oleh faktor kesehatan yang mendasari, seperti penggunaan obat-obatan tertentu atau penggunaan narkoba.<\/p>\n

Pada kondisi insomnia akut, biasanya gejala dapat hilang dengan sendirinya setelah penderita mengatasi traumanya. Namun, untuk insomnia kronis, penderitanya memerlukan perawatan profesional untuk mengatasi kebiasaan dan gangguan tidur yang dialaminya.<\/p>\n

Untuk hipersomnia, kondisi ini bisa bersifat primer atau sekunder. Hipersomnia sekunder terjadi ketika penderitanya memiliki kondisi yang mendasari, seperti sleep apnea<\/a>, penyakit Parkinson<\/a>, masalah neurologis, kebiasaan mengonsumsi obat-obatan, dan gangguan mood<\/em>. Sementara hipersomnia primer terjadi tanpa alasan yang jelas.<\/p>\n

Perbedaan Gejala Insomnia dan Hipersomnia<\/strong><\/h3>\n

Selain perbedaan di atas, gejala ditimbulkan antara insomnia dan hipersomnia juga berbeda.<\/p>\n

Gejala Insomnia<\/strong><\/h4>\n

Kondisi insomnia akan menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan tidur atau tetap tertidur, meski dalam keadaan lelah. Gejala insomnia yang paling umum meliputi:<\/p>\n