{"id":4103,"date":"2020-02-17T09:13:06","date_gmt":"2020-02-17T09:13:06","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=4103"},"modified":"2020-11-25T16:03:30","modified_gmt":"2020-11-25T09:03:30","slug":"11-cara-mencegah-kanker-rahim","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/11-cara-mencegah-kanker-rahim\/","title":{"rendered":"11 Cara Mencegah Kanker Rahim"},"content":{"rendered":"
Penulis: Handa | Editor: Umi<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Kanker rahim adalah kanker paling umum yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Kanker ini juga disebut kanker endometrium. Kanker endometrium merupakan jenis kanker rahim yang dimulai pada lapisan dalam rahim.<\/p>\n Menurut National Cancer Institute<\/em>, sekitar 3 dari 100 wanita didiagnosis menderita kanker rahim dan lebih dari 80 persen penderita kanker rahim dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih setelah menerima diagnosis.<\/p>\n Oleh karena itu, para peneliti terus menyelidiki faktor apa yang meningkatkan risiko kanker jenis ini, termasuk cara untuk mencegahnya. Meskipun tidak ada cara yang terbukti untuk sepenuhnya mencegah kanker rahim, Anda mungkin dapat menurunkan risikonya dengan cara berikut ini.<\/p>\n Melakukan hubungan seksual yang tidak aman dapat memicu munculnya kanker rahim. Ketika Anda sedang berhubungan intim, dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi (kondom) untuk menghindari penyakit penyebab kanker rahim.<\/p>\n Tes PAP atau disebut juga pap smear merupakan prosedur skrining untuk kanker serviks. pada saat melakukan pap smear, dokter akan mengambil sampel sel-sel serviks Anda untuk mencari sel-sel yang dapat memicu kanker.<\/p>\n Prosedur ini merupakan cara yang dapat Anda lakukan sebagai langkah pencegahan dan antisipasi terhadap risiko kanker rahim. Bahkan, U.S. Preventive Services Task Force<\/em> merekomendasikan untuk wanita yang telah berusia 21 tahun harus melakukan tes pap rutin setiap 3 tahun sekali hingga berusia 65 tahun.<\/p>\n HPV adalah infeksi virus yang ditularkan melalui kontak kulit saat berhubungan badan dan dapat menyebabkan kanker rahim. Tes dan vaksin HPV ini digunakan untuk mendeteksi dan melindungi tubuh dari kanker serviks.<\/p>\n Maka dari itu, untuk membantu mencegah kanker rahim, American Society of Clinical Oncology<\/em> merekomendasikan agar anak perempuan menerima vaksinasi HPV. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang jadwal vaksinasi yang tepat dengan usia dan ketersediaan vaksin.<\/p>\n Dilansir dari American Cancer Society<\/em>, Pil KB memiliki kombinasi estrogen dan progesteron yang dapat menurunkan risiko kanker jenis ini. Manfaatnya bisa diperoleh dalam 3 hingga 6 bulan setelah mulai mengonsumsi pil. Jadi, semakin lama Anda menggunakannya, semakin rendah risiko Anda.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0Efek Samping Penggunaan Pil KB, Wanita Wajib Tahu!<\/a><\/strong><\/p>\n Tahukah Anda jika perokok memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terkena penyakit kanker serviks? Pasalnya, kandungan tembakau yang ada dalam rokok dapat merusak DNA sel serviks dan dapat berkontribusi pada perkembangan kanker serviks.<\/p>\n Jika Anda mengidap penyakit diabetes, maka sebaiknya Anda memantau kadar glukosa darah secara teratur. Selain itu, Anda perlu aktif secara fisik dan rutin berolahraga, karena dapat menurunkan resiko tekanan darah tinggi dan diabetes yang merupakan salah satu pemicu kanker endometrium.<\/p>\n Berat badan yang sehat merupakan salah satu cara untuk menurunkan risiko kanker rahim. Dalam kasus ini, wanita yang memiliki berat badan berlebih meningkatkan risiko terkena penyakit ini dibandingkan dengan wanita yang memiliki berat badan sehat.<\/p>\n Tentu tidak diragukan lagi mengonsumsi makanan sehat dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut American Cancer Society<\/em>, risiko wanita terkena kanker dapat dikurangi dengan makan minimal 5 porsi buah dan sayuran setiap hari.<\/p>\n Tentu saja hal ini bukan tanpa alasan, karena antioksidan yang di dapat secara alami yang ada di beberapa makanan, seperti seperti wortel, selada, teh hijau, kacang polong, dan roti gandum dapat memperlambat atau menghentikan sel kanker yang bermutasi di dalam tubuh.<\/p>\n Jika wanita mengalami perdarahan di vagina yang tidak seperti biasanya, kondisi tersebut bisa menjadi salah satu gejala kanker rahim. Oleh sebab itu, Anda perlu memeriksakan masalah vagina Anda untuk mencegah berkembang menjadi kanker.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0Ketahui Penyebab Nyeri Haid Tidak Tertahankan<\/a><\/strong><\/p>\n Terapi hormon untuk mengurangi gejala menopause tersedia dalam berbagai bentuk seperti pil, suntikan, krim, dan cincin vagina. Jika Anda berpikir tentang menggunakan terapi hormon untuk gejala menopause, tanyakan kepada dokter tentang potensi manfaat dan risikonya.<\/p>\n Progestin (obat yang mirip progesteron) dapat mengurangi risiko kanker endometrium pada wanita yang menggunakan terapi estrogen, tetapi kombinasi ini meningkatkan risiko kanker payudara. Jadi, pastikan untuk mendiskusikan masalah ini dengan dokter terutama jika Anda sedang menjalani terapi estrogen.<\/p>\n Bicaralah dengan dokter jika Anda memiliki riwayat sindrom Lynch. Karena wanita dengan riwayat sindrom lynch memiliki risiko kanker endometrium yang sangat tinggi.<\/p>\n Kebanyakan ahli merekomendasikan bahwa seorang wanita dengan sindrom lynch untuk mengangkat rahim, indung telur, dan saluran tuba (histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral) setelah memiliki anak untuk mencegah kanker endometrium.<\/p>\n Baca Juga :\u00a0Tips untuk Mengurangi Risiko Kanker<\/a><\/strong><\/p>\nSumber<\/span> Penulis: Handa | Editor: Umi Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida Kanker rahim adalah kanker paling umum yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Kanker ini juga disebut kanker endometrium. Kanker endometrium merupakan jenis kanker rahim yang dimulai pada lapisan dalam rahim. Menurut National Cancer Institute, sekitar 3 dari 100 wanita didiagnosis menderita kanker rahim dan lebih…<\/p>\n1. Berhubungan Seksual yang Aman<\/strong><\/h3>\n
2. Melakukan Tes PAP<\/strong><\/h3>\n
3. Lakukan Tes HPV dan Vaksin HPV<\/strong><\/h3>\n
4. Gunakan Pil KB<\/strong><\/h3>\n
5. Hindari Merokok<\/h3>\n
6. Kontrol Gula Darah<\/strong><\/h3>\n
7. Mengurangi Berat Badan<\/strong><\/h3>\n
8. Konsumsi Buah dan Sayuran<\/strong><\/h3>\n
9. Lakukan Pemeriksaan untuk Masalah Vagina<\/strong><\/h3>\n
10. Pertimbangkan Pro dan Kontra Terapi Hormon<\/strong><\/h3>\n
11. Beritahu Dokter Jika Memiliki Riwayat Sindrom Lynch<\/strong><\/h3>\n
\nCancer.net. Uterine Cancer: Risk Factors and Prevention<\/a>. www.cancer.net<\/span>
\nWebMD. 2018. Can I Prevent Cervical Cancer?<\/a>. webmd.com<\/span>
\nRush. 5 Tips for Preventing Cervical Cancer<\/a> rush.edu<\/span>
\nHealthline. 2019. Pap Smear (Pap Test) What to Expect?<\/a> www.healthline.com<\/span>
\nI Life Well. 2016. Top 5 Foods That Help To Prevent Cervical Cancer<\/a>. ilivewellnutritions.com<\/span>
\nHealthline. 2019. Everything You Need to Know About Endimetrial (Uterine) Cancer.<\/a> www.healthline.com<\/span><\/p>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"