{"id":38669,"date":"2023-05-01T20:44:04","date_gmt":"2023-05-01T13:44:04","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=38669"},"modified":"2023-05-01T20:44:58","modified_gmt":"2023-05-01T13:44:58","slug":"ketahui-tentang-perlemakan-hati-non-alkohol","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketahui-tentang-perlemakan-hati-non-alkohol\/","title":{"rendered":"Ketahui Tentang Perlemakan Hati Non-Alkohol"},"content":{"rendered":"

Penulis: Dita | Editor: Umi<\/p>\n

Perlemakan hati non-alkohol merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan berbagai kondisi yang disebabkan oleh penumpukan lemak pada organ hati. Masalah ini biasanya sering terjadi pada mereka yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas. Seperti namanya, kondisi hati ini dialami oleh orang-orang yang mengonsumsi sedikit alkohol atau tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.<\/p>\n

Di tahap awal, perlemakan hati non-alkohol biasanya tidak berdampak buruk. Namun jika semakin parah, bisa menyebabkan kerusakan hati yang serius, termasuk sirosis. Kadar lemak yang tinggi di hati juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sejumlah penyakit serius termasuk tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan diabetes.<\/p>\n

Bagi pasien yang menderita diabetes, masalah perlemakan hati non-alkohol bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah jantung. Jika terdeteksi dan dikelola dengan baik di tahap awal, perlemakan bisa dihentikan agar tidak semakin parah dan berdampak buruk.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Gangguan Hati: Penyebab, Jenis, dan Penanganannya<\/a><\/p>\n

Tahapan Perkembangan Perlemakan Hati Non-Alkohol<\/strong><\/h3>\n

Perlemakan hati non-alkohol bisa berkembang menjadi 4 tahapan utama. Pada tahap pertama, banyak orang yang tidak menyadari gejalanya sama sekali.<\/p>\n

Dalam sejumlah kecil kasus, penyakit ini bisa berkembang dan menyebabkan kerusakan hati jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan baik. Adapun tahapan perkembangan perlemakan hati non-alkohol adalah:<\/p>\n

1. Steatosis<\/strong><\/h4>\n

Pada tahapan ini terjadi penumpukan lemak di sel hati yang sebagian besar tidak berbahaya. Biasanya ini ditemukan ketika orang tersebut melakukan tes untuk pemeriksaan kesehatan lain (bukan ditujukan untuk pemeriksaan perlemakan hati).<\/p>\n

2. Steatohepatitis non-alkohol<\/strong><\/h4>\n

Pada tahap ini adalah masalah perlemakan hati non-alkohol yang lebih serius. Di tahap ini, hati sudah mengalami peradangan.<\/p>\n

3. Fibrosis<\/strong><\/h4>\n

Peradangan terus-menerus pada hati menyebabkan munculnya jaringan parut di sekitar hati dan pembuluh darah di sekitarnya. Pada tahap ini, hati masih bisa berfungsi secara normal.<\/p>\n

4. Sirosis<\/strong><\/h4>\n

Kondisi ini merupakan tahapan yang paling parah. Hati akan mengalami penyusutan dan membentuk bekas luka serta gumpalan. Kerusakan ini bersifat permanen dan bisa menyebabkan gagal hati (hati pasien berhenti bekerja) dan kanker hati.<\/p>\n

Untuk berkembang ke fibrosis atau sirosis<\/a>, biasanya akan memakan waktu sampai bertahun-tahun. Dibutuhkan perubahan gaya hidup agar kondisi pasien tidak semakin parah.<\/p>\n

Penyebab dan Faktor Risiko<\/strong><\/h3>\n

Penyebab perlemakan hati non-alkohol sampai saat ini tidak diketahui dengan pasti. Para peneliti percaya bahwa faktor genetik, kondisi kesehatan tertentu, pola makan, dan sistem pencernaan mungkin berperan menyebabkan seseorang mengidap perlemakan hati non-alkohol.<\/p>\n

Penyebab potensial lainnya yang menjadi faktor terbesar untuk mengembangkan perlemakan hati non-alkohol adalah obesitas<\/a>. Faktor risiko lainnya, termasuk masalah kesehatan yang sering terjadi bersamaan dengan obesitas, seperti diabetes tipe 2<\/a> dan sindrom metabolik<\/a>.<\/p>\n

Jika Anda didiagnosis dengan lebih dari satu masalah kesehatan ini, peluang Anda untuk mengembangkan perlemakan hati non-alkohol akan meningkat. Faktor risiko lainnya termasuk:<\/p>\n