{"id":38094,"date":"2023-04-11T13:11:51","date_gmt":"2023-04-11T06:11:51","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=38094"},"modified":"2023-08-09T21:20:54","modified_gmt":"2023-08-09T14:20:54","slug":"6-makanan-pemicu-kanker-yang-perlu-dibatasi-dan-waspadai","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/6-makanan-pemicu-kanker-yang-perlu-dibatasi-dan-waspadai\/","title":{"rendered":"6 Makanan Pemicu Kanker yang Perlu Dibatasi dan Waspadai"},"content":{"rendered":"
Penulis: Emy | Editor: Atsa<\/span><\/p>\n Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari<\/span><\/a>\u00a0<\/span><\/p>\n Terakhir ditinjau: 19 Juni 2023<\/span><\/p>\n <\/p>\n Makanan yang kita makan dapat memengaruhi kesehatan, termasuk risiko kita terkena jenis kanker tertentu. Makanan tinggi kalori dan tinggi lemak dapat menyebabkan obesitas dan umumnya dianggap menjadi pemicu beberapa jenis kanker.<\/span><\/p>\n Sementara makanan tinggi kalori dan rendah serat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker, beberapa makanan tertentu juga berpotensi menyebabkan kanker (karsinogenik). Berikut 6 makanan pemicu kanker yang perlu dibatasi dan waspadai<\/span><\/p>\n Proses yang digunakan dalam membuat daging olahan menciptakan zat karsinogen. Pengawetan daging dengan nitrit dapat membentuk karsinogen yang disebut senyawa N-nitroso. Ini merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal. Beberapa contoh daging merah olahan antara lain:<\/span><\/p>\n Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko kanker. Beberapa contoh makanan tersebut antara lain:<\/span><\/p>\n Mengonsumsi makanan bergula dan bertepung dengan konsentrasi tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas dan terkena diabetes tipe 2. Kedua kondisi tersebut meningkatkan peradangan dan stres oksidatif yang dapat meningkatkan risiko kanker.<\/span><\/p>\n Diabetes meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium, kanker payudara, dan kanker rahim. Asupan gula dan karbohidrat simplek yang tinggi juga dapat menyebabkan tingginya kadar glukosa darah, yang mungkin menjadi faktor risiko kanker kolorektal.<\/span><\/p>\n Makanan yang diawetkan dan asin \u2013 seperti sosis sapi dan ham mengandung zat yang disebut nitrat, yang berpotensi menyebabkan kanker, khususnya kanker usus, jika sering dikonsumsi. Untuk amannya, yang terbaik adalah menghindari atau mulai membatasi konsumsi daging olahan.\u00a0<\/span><\/p>\n Garam juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut, oleh sebab itu sebaiknya garam dikonsumsi dalam jumlah terbatas<\/span><\/p>\n Saat makanan bertepung dimasak pada minyak suhu tinggi, senyawa yang disebut akrilamida terbentuk. Akrilamida merusak DNA dan menyebabkan kematian sel.<\/span><\/p>\n Makan banyak gorengan juga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas. Kedua kondisi tersebut bisa meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang selanjutnya meningkatkan risiko kanker.<\/span><\/p>\n Sekelompok zat karsinogenik yang disebut hidrokarbon aromatik polisiklik dapat diproduksi jika makanan terlalu gosong. Saat memasak, sebaiknya gunakan metode suhu yang relatif rendah sedapat mungkin dan batasi asupan daging dan makanan yang dibakar dengan arang.\u00a0<\/span><\/p>\n Makanan yang dimasak terlalu lama, terutama daging, dapat menghasilkan zat karsinogenik dan amina heterosiklik yang dapat meningkatkan risiko kanker. Terlalu lama memasak makanan bertepung – seperti gorengan – juga meningkatkan pembentukan akrilamida yang memicu kerusakan sel tubuh.<\/span><\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Mengelan Kanker Genetik dan Pencegahannya<\/a> Sumber<\/span>1. Daging olahan<\/b><\/h3>\n
\n
2. Gula dan karbohidrat olahan<\/b><\/h3>\n
\n
3. Makanan tinggi garam<\/b><\/h3>\n
4. Gorengan<\/b><\/h3>\n
5. Makanan yang dibakar atau dipanggang<\/b><\/h3>\n
6. Makanan yang dimasak lama<\/b><\/h3>\n
<\/p>\n