{"id":36452,"date":"2023-02-13T12:29:40","date_gmt":"2023-02-13T05:29:40","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=36452"},"modified":"2023-06-17T11:01:16","modified_gmt":"2023-06-17T04:01:16","slug":"waspada-hubungan-stunting-dengan-kejadian-tbc-dan-pneumonia-pada-balita","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/waspada-hubungan-stunting-dengan-kejadian-tbc-dan-pneumonia-pada-balita\/","title":{"rendered":"Waspada! Hubungan Stunting dengan Kejadian TBC dan Pneumonia pada Balita"},"content":{"rendered":"
Penulis: Emy | Editor: Atsa<\/span><\/p>\n Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari<\/span><\/a>\u00a0<\/span><\/p>\n Terakhir ditinjau: 29 Mei 2023<\/span><\/p>\n <\/p>\n Secara global, stunting mempengaruhi 26,7% anak-anak di seluruh dunia. Kondisi ini bukan hal yang seharusnya disepelekan, karena stunting bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara langsung dengan efek jangka panjang saat dewasa.\u00a0<\/span><\/p>\n Secara umum, stunting lebih dikenal dengan kaitannya terhadap risiko kinerja sekolah yang buruk pada anak-anak dan produktivitas kerja yang lebih rendah saat dewasa. Namun, perlu diwaspadai juga karena jika dibandingkan dengan bayi dan anak gizi normal, stunting mempunyai risiko yang lebih tinggi sakit TB. Selain itu ada juga hubungan bolak balik bahwa stunting bisa menyebabkan TBC dan TBC bisa menyebabkan stunting.\u00a0<\/span><\/p>\n Selain TBC, bayi dengan kondisi stunting juga rentan terkena pneumonia. Kedua masalah tersebut juga semakin menjadi masalah kesehatan yang masih begitu mewabah di Indonesia.\u00a0\u00a0<\/span><\/p>\n Pneumonia adalah penyebab utama kematian di kalangan anak kecil di negara berkembang, bertanggung jawab atas sekitar 1,2 juta kematian anak usia dini setiap tahunnya. Lembaga kesehatan dan anak memeringatkan satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 39 detik. Sebagian besar kematian terjadi pada anak berusia di bawah dua tahun dan nyaris 153.000 kematian terjadi pada bulan pertama\u00a0 kehidupan.<\/span><\/p>\n Kurang gizi adalah faktor risiko yang diketahui untuk berkembang dan meninggal akibat pneumonia, tetapi banyak penelitian baru-baru ini berfokus pada efek stunting, yang terutama mencerminkan kekurangan gizi akut.<\/span><\/p>\n Kevin Watkins, Chief Executive of Save the Children menyatakan, \u201cPneumonia adalah epidemi global yang terabaikan yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dunia internasional. Nyawa jutaan anak terancam karena ketiadaan vaksin, antibiotik dengan harga terjangkau, dan pengobatan dengan oksigen secara teratur. Krisis pneumonia ini memperlihatkan adanya pengabaian dan ketimpangan yang tidak dapat dibenarkan dalam hal akses terhadap layanan kesehatan.\u201d<\/span><\/p>\n Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian Balita terbesar di Indonesia. Setidaknya pada tahun 2018, diperkirakan sekitar 19.000 anak di Indonesia meninggal dunia akibat pneumonia, dan setiap satu jam ada 71 anak yang tertular pneumonia.<\/span><\/p>\n Untuk anak-anak dengan pneumonia, stunting mungkin memiliki efek berbahaya yang berbeda dari kekurangan gizi, karena tinggi badan merupakan penentu utama ukuran paru-paru dan fungsi paru-paru. Stunting secara independen terkait dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan akut dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan bawah terkait RSV, dan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan atas.\u00a0<\/span><\/p>\n Selain meningkatkan risiko pneumonia berat, pertumbuhan paru-paru yang terbatas terkait dengan stunting dapat membuat anak-anak kurang dapat mentolerir infeksi paru, lebih rentan mengalami hipoksemia dan gagal napas, dan dapat mengganggu pemulihan dari pneumonia.<\/span><\/p>\n Gangguan gizi pada bayi dan anak usia dini dapat meningkatkan angka kejadian pada bayi dan anak yang menyebabkan penderitanya rentan terhadap penyakit dan berkurangnya kemampuan kognitif. Selain itu,\u00a0 balita stunting juga lebih\u00a0 rentan\u00a0 tertular infeksi TBC dari pada balita dengan status gizi normal.\u00a0<\/span><\/p>\n Status\u00a0 gizi anak berperan penting terhadap proses pertumbuhan anak, status\u00a0 gizi\u00a0 yang buruk\u00a0 bahkan stunting memiliki dampak\u00a0 negatif bagi pertumbuhan anak, salah satunya adalah anak memiliki daya tahan tubuh yang lemah yang menyebabkan anak menjadi rentan terkena penyakit dan infeksi. Oleh sebab itu, penting bagi bayi dan balita untuk menjaga pola makan agar memiliki status gizi yang\u00a0 baik.\u00a0<\/span><\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Ketahui Penyebab Stunting dan Cara Pencegahannya<\/a> Sumber<\/span> Nadila, N. N. (2021). The Relationship Between Nutritional Status Of Stunting In Children Under Five With Tuberculosis Incidence. Jurnal Medika Hutama, 2(02 Januari), 475-479. Retrieved from http:\/\/jurnalmedikahutama.com\/index.php\/JMH\/article\/view\/119<\/span><\/p>\n NCBI. (2015). <\/span>Stunting is associated with poor outcomes in childhood pneumonia<\/span><\/a>. www.ncbi.nlm.nih.gov<\/span><\/span><\/p>\nStunting dan Pneumonia<\/b><\/h3>\n
Stunting dan TBC<\/b><\/h3>\n
\n
<\/p>\n