{"id":2942,"date":"2019-10-24T12:48:10","date_gmt":"2019-10-24T12:48:10","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=2942"},"modified":"2020-12-14T12:46:16","modified_gmt":"2020-12-14T05:46:16","slug":"ketahui-penyebab-dan-bahaya-kanker-ovarium","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketahui-penyebab-dan-bahaya-kanker-ovarium\/","title":{"rendered":"Ketahui Penyebab dan Bahaya Kanker Ovarium"},"content":{"rendered":"
Penulis: Dita | Editor: Atsa<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n Kanker ovarium merupakan jenis kanker yang dapat berkembang di ovarium. Ovarium sendiri merupakan sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua buah ovarium yang terhubung pada kedua sisi uterus di bagian kanan dan kiri. Ovarium berukuran sebesar kacang almond dan menghasilkan sel telur sekaligus hormon estrogen dan progesteron.<\/span><\/p>\n Kanker ovarium bisa muncul pada sel germinal, stroma atau sel epitel. Ser germinal merupakan sel yang akan berkembang menjadi sel telur. Sel stroma bertugas membentuk substansi ovarium sementara sel-sel epitel adalah lapisan terluar ovarium.<\/span><\/p>\n Meski kasusnya tidak sebanyak kanker serviks<\/a>, namun kanker ovarium menyumbang angka cukup banyak dari jumlah total penderita kanker perempuan di Indonesia. Jumlah gabungan penderita kanker payudara, serviks dan ovarium juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.<\/span><\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Kenali Perbedaan Tumor, Miom, dan Kista<\/a><\/p>\n Para peneliti masih belum memahami apa penyebab utama munculnya kanker ovarium. Faktor risiko yang beragam dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita menderita kanker. Namun saat seseorang memiliki risiko kanker, tidak berarti dia pasti akan mengidapnya. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain adalah:<\/span><\/p>\n Kanker ovarium dapat terjadi pada usia berapa saja. Tapi yang paling umum dialami oleh wanita yang berumur 50-60 tahun.<\/span><\/p>\n Sejumlah kecil presentase kasus kanker disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan dari orang tua. Gen yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium tersebut adalah gen 1 kanker payudara atau BRCA1 dan gen 2 kanker payudara atau BRCA2. Mutasi gen lainnya termasuk yang berkaitan dengan sindrom Lynch juga diketahui dapat meningkatkan risiko munculnya kanker ovarium.<\/span><\/p>\n Orang yang memiliki 2 atau lebih anggota keluarga yang memiliki kanker ovarium memiliki risiko lebih tinggi mengidap penyakit yang sama.<\/span><\/p>\n Terapi pengganti hormon estrogen terutama yang dilakukan dalam jangka panjang dan dosis besar juga dapat meningkatkan risiko.<\/span><\/p>\n Menstruasi<\/a> di usia dini dan menopause pada usia yang lebih tua atau keduanya, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.<\/span><\/p>\n Wanita yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi dan pengobatan yang lebih sulit untuk kasus kanker ovarium. Penyebab utamanya masih belum diketahui secara jelas.<\/span><\/p>\n Pada stadium awal, kanker ovarium biasanya tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Pada stadium lanjut, kanker mungkin akan menunjukkan beberapa gejala yang sering disalahpahami sebagai kondisi yang bukan kanker. Beberapa di antaranya yakni:<\/span><\/p>\n Jika Anda merasakan gejala yang mengganggu, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter. Jika ada riwayat kanker dalam keluarga baik itu kanker ovarium atau kanker payudara, bicaralah dengan tenaga kesehatan mengenai risiko yang Anda miliki. Dokter biasanya akan menyarankan Anda bertemu dengan konselor gen untuk melakukan tes dan menemukan gen mana yang kira-kira dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium yang Anda miliki.<\/span><\/p>\n Kanker ovarium dapat ditangani dengan operasi dan langkah-langkah yang diambil biasanya tergantung seberapa para sel kanker sudah menyebar. Pengangkatan area-area tertentu dari rahim mungkin akan membuat pasien kehilangan kesempatan untuk bisa hamil setelah operasi. Setelah operasi, pemberian obat-obatan dengan kemoterapi juga mungkin dilakukan untuk mengurangi penyebarannya.<\/span><\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Waspadai Karsinogenik Pemicu Kanker<\/a><\/p>\n Sumber<\/span> <\/div><\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Penulis: Dita | Editor: Atsa Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida Kanker ovarium merupakan jenis kanker yang dapat berkembang di ovarium. Ovarium sendiri merupakan sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua buah ovarium yang terhubung pada kedua sisi uterus di bagian kanan dan kiri. Ovarium berukuran sebesar kacang almond dan menghasilkan sel telur sekaligus hormon estrogen…<\/p>\nPenyebab<\/strong><\/h3>\n
1. Usia yang semakin tua<\/strong><\/h4>\n
2. Mutasi genetik yang berasal dari keturunan<\/strong><\/h4>\n
3. Riwayat kanker dalam keluarga<\/strong><\/h4>\n
4. Terapi hormon estrogen<\/strong><\/h4>\n
5. Usia menstruasi dan menopause<\/strong><\/h4>\n
6. Obesitas<\/strong><\/h4>\n
Gejala<\/b><\/h3>\n
\n
\nHealthline (2018). Ovarian Cancer.<\/a> www.healthline.com<\/span>
\nMayo Clinic (2019). Ovarian Cancer<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span>
\nAmerican Cancer Society (2018). Ovarian Cancer Risk Factors<\/a>. www.cancer.org<\/span>
\nMedical News Today (2019. What is Ovarian Cancer?<\/a> www.medicalnewstoday.com<\/span><\/p>\n