{"id":28885,"date":"2022-06-23T11:10:32","date_gmt":"2022-06-23T04:10:32","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=28885"},"modified":"2023-10-11T12:10:05","modified_gmt":"2023-10-11T05:10:05","slug":"antiaritmia-fungsi-cara-pakai-dan-efek-samping","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/antiaritmia-fungsi-cara-pakai-dan-efek-samping\/","title":{"rendered":"Antiaritmia: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Samping"},"content":{"rendered":"
Penulis: Justina | Editor: Ratna<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 27 Januari 2023<\/p>\n <\/p>\n Antiaritmia merupakan sekelompok obat yang dapat digunakan untuk mengobati kondisi aritmia<\/a>. Aritmia sendiri merupakan suatu gangguan kesehatan di mana irama jantung menjadi terganggu yang ditandai dengan detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau justru tidak teratur. Untuk itu, pemberian resep obat antiaritmia harus menggunakan resep dokter.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Pahami Manfaat Lari: Dari Sehatkan Jantung Hingga Turunkan Berat Badan<\/a><\/p>\n Irama jantung yang tidak normal karena kondisi aritmia ini dapat terjadi karena aktivitas listrik jantung yang tidak teratur.<\/p>\n Pada umumnya, selain detak jantung menjadi tidak teratur, aritmia juga ditandai dengan jantung yang berdebar, kepala menjadi pusing, nyeri dada<\/a>, sesak napas<\/a>, sampai pingsan<\/a> atau kehilangan kesadaran.<\/p>\n Obat antiaritmia bekerja dengan cara mengatur ulang jantung ke ritme normal atau mencegah episode aritmia. Obat ini juga bekerja pada berbagai saluran listrik jantung agar dapat menghentikan impuls listrik ekstra yang tidak teratur di jantung dan mencegah impuls listrik cepat yang tidak normal dari perjalanan di sepanjang jaringan jantung.<\/p>\n Ada beberapa kelas dari obat antiaritmia. Setiap kelas obat bekerja dengan cara yang berbeda tergantung dari jenis aritmia yang dialami dan penyebabnya.<\/p>\n Namun, sebagian besar obat antiaritmia diminum dalam jangka waktu yang lama untuk pengobatan yang tahan lama.<\/p>\n Beberapa obat ada yang diberikan secara intravena atau disuntikkan ke dalam aliran darah untuk pasien yang tidak stabil atau tidak dapat minum obat secara oral.<\/p>\n Obat ini bekerja dengan cara mencegah natrium melewati membran sel sehingga memperlambat impuls listrik di otot jantung.<\/p>\n Obat ini dapat memperlambat detak jantung sehingga bisa memblokir hormon seperti adrenalin<\/a>.<\/p>\n Obat ini berfungsi mencegah kalium<\/a> melewati membran sel sehingga dapat memperlambat impuls listrik di semua sel jantung.<\/p>\n Obat ini bekerja dengan cara memblokir saluran kalsium di otot jantung sehingga bisa menurunkan denyut jantung dan kontraksi.<\/p>\n Selain itu, obat antiaritmia ada yang tidak termasuk dalam sistem klasifikasi VW (Vaughan-Williams), yaitu Adenosin yang berfungsi untuk memblokir atau memperlambat impuls listrik di nodus atrioventrikular antara bilik atas dan bawah jantung, serta digoxin<\/a> yang dapat memperlambat detak jantung dan meningkatkan kontraktilitas jantung.<\/p>\n Baca Juga:<\/strong> Coparcetin Kaplet: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Sampingnya<\/a><\/p>\n Obat antiaritmia terdiri dari 4 kelas. Dari 4 kelas tersebut, ada banyak jenis obat antiaritmia yang bisa digunakan. Tentunya, dosis dan penggunaannya harus mengikuti petunjuk dokter.<\/p>\n Berikut beberapa obat dari masing-masing kelas antiaritmia sekaligus dosis penggunaannya.<\/p>\n Salah satu obat antiaritmia kelas I adalah kuinidin. Dosisnya yaitu:<\/p>\n Untuk mengobati takikardia supraventrikular<\/a> pada orang dewasa, diberikan obat 400 sampai 600 mg setiap 2 sampai 3 jam sampai irama jantung menjadi normal.<\/p>\n Salah satu obat antiaritmia golongan II yaitu acebutolol di mana dosis awal untuk mengatasi aritmia yaitu 200 mg dan diberikan 2 kali sehari.<\/p>\n Dosis ini dapat ditingkatkan maksimal 1.200 mg per hari sesuai dengan respons pasien.<\/p>\n Salah satu obat antiaritmia golongan III yaitu amiodaron<\/a>, di mana dosis awal untuk mengatasi aritmia pada orang dewasa yaitu 200 mg sebanyak 3 kali sehari selama 1 minggu.<\/p>\n Dosis tersebut selanjutnya dapat dikurangi menjadi 200 mg sebanyak 2 kali sehari.<\/p>\n Salah satu obat antiaritmia kelas IV yaitu verapamil, di mana dosisnya yaitu:<\/p>\n Obat-obat antiaritmia dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti:<\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Jantung<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Cleveland Clinic. (2022). What are Antiarrhythmics?<\/a>. clevelandclinic.org<\/span><\/p>\n Drugs. (2021). Acebutolol<\/a>. drugs.com<\/span><\/p>\n Drugs. (2022). Amiodarone<\/a>. drugs.com<\/span><\/p>\n Drugs. (2022). Quinidine<\/a>. drugs.com<\/span><\/p>\n Drugs. (2021). Verapamil. drugs.com<\/span><\/p>\n Heart Foundation. Antiarrhythmics<\/a>. www.heartfoundation.org.nz<\/span><\/p>\nCara Kerja Antiaritmia<\/strong><\/h3>\n
Kelas Obat Antiaritmia<\/h3>\n
\n
\n
\n
\n
Cara Penggunaan Obat Antiaritmia<\/h3>\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
Efek Samping Antiaritmia<\/h3>\n
\n