{"id":28843,"date":"2022-06-20T09:16:53","date_gmt":"2022-06-20T02:16:53","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=28843"},"modified":"2023-05-14T07:24:38","modified_gmt":"2023-05-14T00:24:38","slug":"ablasi-retina-ablasio-retina","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ablasi-retina-ablasio-retina\/","title":{"rendered":"Ablasi Retina, Gangguan Mata Serius yang Bisa Berakibat Kebutaan"},"content":{"rendered":"

Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n

Ditinjau oleh: <\/span>dr. Putri Purnamasari<\/span><\/a>\u00a0<\/span><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 24 April 2023<\/span><\/p>\n

 <\/p>\n

Ablasi retina terjadi ketika retina (lapisan tipis jaringan yang menutupi sebagian besar bagian belakang mata) terpisah dari posisi normalnya.<\/p>\n

Ketika cahaya melewati mata kita, lensa akan memfokuskan gambar pada retina. Retina, yang terletak di bagian belakang mata, mengubah gambar menjadi sinyal yang dikirim ke otak melalui saraf optik.<\/p>\n

Retina bekerja dengan bagian mata lainnya dan otak untuk menghasilkan penglihatan normal. Jadi, ketika retina terlepas dari posisinya, kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya penglihatan sebagian atau total, tergantung seberapa banyak retina yang terlepas.<\/p>\n

Ablasi retina atau disebut juga ablasio retina merupakan kondisi darurat medis dan membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kebutaan permanen.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Blefaritis, Peradangan Kronis pada Kelopak Mata<\/a><\/p>\n

Penyebab dan Jenis Ablasi Retina<\/strong><\/h3>\n

Terdapat 3 jenis jenis ablasi retina yang dibedakan berdasarkan penyebabnya.<\/p>\n

1. Ablasi Retina Regmatogen<\/strong><\/h4>\n

Jenis yang paling umum dari ablasi retina ini terjadi ketika ada robekan kecil di retina. Cairan mata yang disebut vitreous dapat merembes masuk melalui robekan dan terkumpul di belakang retina. Cairan vitreous membuat retina terlepas dari bagian belakang mata.<\/p>\n

Ablasi retina regmatogen biasanya terjadi seiring bertambahnya usia. Saat vitreous mengalami perubahan tekstur dan menipis seiring bertambahnya usia, cairan ini akan merobek lapisan retina.<\/p>\n

2. Ablasi Retina Traksi<\/strong><\/h4>\n

Ablasi retina traksi terjadi ketika jaringan parut atau jaringan abnormal lainnya terbentuk di permukaan retina sehingga menyebabkan retina tertarik dan terlepas dari bagian belakang mata. Kondisi ini biasanya dialami oleh penderita diabetes.<\/p>\n

Diabetes yang kadar gulanya tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan masalah pada sistem pembuluh darah mata atau dikenal sebagai retinopati diabetik.<\/p>\n

Kerusakan pembuluh darah pada mata ini dapat menimbulkan jaringan parut di mata dan menyebabkan ablasi retina.<\/p>\n

3. Ablasi Retina Eksudatif<\/strong><\/h4>\n

Juga dikenal sebagai ablasi retina eksudatif atau serosa, ablasi retina eksudatif terjadi ketika cairan menumpuk di bawah retina karena peradangan, kondisi medis, atau cedera pada mata.<\/p>\n

Jadi, penumpukan cairan di retina ini terjadi bukan disebabkan oleh adanya robekan pada retina, melainkan karena pembengkakan di bagian belakang mata yang terjadi akibat cedera mata atau kondisi medis, seperti peradangan pada mata, kanker mata, dan degenerasi makula.<\/p>\n

Faktor Risiko Ablasi Retina<\/strong><\/h3>\n

Faktor risiko tertentu bisa membuat Anda lebih rentan mengalami ablasi retina jika:<\/p>\n