Penulis: Dita | Editor: Umi<\/p>\n
Pada pria maupun wanita, uretra memiliki peran utama mengeluarkan urine dari dalam tubuh. Tabung ini juga memiliki peran penting dalam proses ejakulasi pada pria.<\/p>\n
Ketika ada bekas luka akibat pembengkakan, cedera, atau infeksi yang menghalangi atau memperlambat aliran urine di saluran ini, kondisi inilah yang disebut dengan striktur uretra.<\/p>\n
Dalam beberapa kasus, striktur uretra bisa menyebabkan nyeri pada penderita yang mengalaminya.<\/p>\n
Baca Juga:\u00a0<\/strong>Waspada! Sel Epitel di Urine dapat Menandakan Penyakit<\/a><\/p>\n Secara singkat, striktur uretra disebut juga dengan penyempitan uretra. Banyak pria yang mengalami striktur uretra akan mengalami peningkatan ketidaknyamanan saat buang air kecil dan aliran urine yang melambat.<\/p>\n Kondisi ini bisa berkembang secara bertahap sehingga membuat orang yang mengalami striktur uretra harus menggunakan dorongan kuat atau mengejan untuk mengeluarkan urine.<\/p>\n Pada beberapa kasus lain, striktur uretra juga bisa muncul secara tiba-tiba tanpa ada gejala yang mendahuluinya. Jika ini terjadi, penderita harus mendapatkan perawatan medis segera.<\/p>\n Jika striktur uretra tidak ditangani dengan benar, bisa terjadi berbagai masalah medis pada saluran kemih<\/a> termasuk peradangan dan infeksi.<\/p>\n Penyebab paling umum striktur uretra adalah peradangan kronis atau cedera. Jaringan parut secara bertahap bisa terbentuk karena:<\/p>\n Jaringan parut akan menyebabkan uretra menjadi sempit sehingga urine sulit mengalir.<\/p>\n Terkadang peradangan atau cedera pada uretra terjadi jauh sebelum striktur terlihat. Sebagian kasus lain, striktur uretra terjadi segera setelah cedera pada uretra.<\/p>\n Striktur pada uretra bisa menyebabkan sejumlah gejala mulai dari yang ringan sampai yang berat. Beberapa tanda dan gejala striktur uretra bisa meliputi:<\/p>\n Beberapa pasien dengan striktur uretra yang parah sama sekali tidak bisa buang air kecil<\/a>. Kondisi ini disebut dengan retensi urine dan merupakan keadaan darurat medis.<\/p>\n Hidronefrosis<\/a> dan gagal ginjal<\/a> juga bisa terjadi jika cadangan urine ke ginjal dari kandung kemih kondisi drainasenya buruk.<\/p>\n Striktur uretra juga bisa menyebabkan radang prostat. Perlu Anda ketahui bahwa pada pria, uretra dikelilingi oleh prostat yang posisinya tepat di bawah kandung kemih. Peradangan prostat ini dikenal sebagai prostatitis.<\/p>\n Cadangan urine juga bisa menyebabkan infeksi saluran kemih<\/a> yang parah. Kondisi ini bisa diatasi dengan antibiotik<\/a> dan pengobatan striktur uretra.<\/p>\n Ada banyak pilihan pengobatan, tergantung pada ukuran penyumbatan dan seberapa banyak jaringan parut yang menyebabkannya.<\/p>\n Beberapa langkah perawatan striktur uretra yang mungkin direkomendasikan oleh dokter antara lain:<\/p>\n Hingga saat ini, belum ada obat yang tersedia untuk mengobati striktur uretra. Tanpa pengobatan, Anda akan terus mengalami masalah buang air kecil.<\/p>\n Jika dibiarkan, Anda mungkin akan mengalami infeksi dan batu saluran kemih atau testis. Risiko retensi urine juga bisa terjadi yang bisa menyebabkan masalah kandung kemih dan ginjal yang membesar.<\/p>\n Apabila Anda memiliki masalah buang air kecil yang mengarah pada striktur uretra, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk meminimalisasi risiko yang membahayakan.<\/p>\n Baca Juga:\u00a0<\/strong>Pahami Prosedur Pemeriksaan Protein Urine<\/a><\/p>\nSumber<\/span>Apa yang Dimaksud dengan Striktur Uretra?<\/strong><\/h3>\n
Penyebab Striktur Uretra<\/strong><\/h3>\n
\n
Gejala Striktur Uretra<\/strong><\/h3>\n
\n
Penanganan Striktur Uretra<\/strong><\/h3>\n
\n