{"id":28267,"date":"2022-06-06T01:26:20","date_gmt":"2022-06-05T18:26:20","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=28267"},"modified":"2023-02-15T06:24:05","modified_gmt":"2023-02-14T23:24:05","slug":"ketosis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/ketosis\/","title":{"rendered":"Gejala, Manfaat dan Tips Sukses Mencapai Ketosis"},"content":{"rendered":"
Penulis: Heldania | Editor: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 13 Februari 2023<\/p>\n <\/p>\n Makanan adalah sumber energi utama tubuh. Energi ini dipasok oleh tiga nutrisi utama dalam makanan, yaitu karbohidrat<\/a>, lemak, dan protein<\/a>.<\/p>\n Biasanya setelah makan, tubuh secara bertahap akan memecah karbohidrat dari makanan, kemudian lemak, dan protein.<\/p>\n Ketosis adalah keadaan metabolisme alami yang terjadi saat tubuh tidak memiliki cukup karbohidrat (atau glukosa<\/a>) untuk dibakar menjadi energi, sehingga malah membakar lemak.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Tips Ampuh Kurangi Makan Makanan Tidak Sehat<\/a><\/p>\n Ketosis terjadi saat asupan karbohidrat Anda rendah.<\/p>\n Saat memecah lemak, tubuh menghasilkan asam yang disebut keton atau badan keton, yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh dan otak.<\/p>\n Ketosis mengubah metabolisme tubuh dan bergantung pada lemak untuk menghasilkan energi sehingga tubuh Anda dapat membakar lemak pada tingkat yang lebih tinggi dan menurunkan berat badan<\/a>.<\/p>\n Menempatkan dan kemudian menjaga tubuh Anda dalam ketosis tidak mudah.<\/p>\n Anda harus sangat meminimalkan asupan karbohidrat dengan cara mengonsumsi tidak lebih dari 20-50 gram karbohidrat per hari.<\/p>\n Satu buah pir<\/a> berukuran sedang misalnya, mengandung 26 gram karbohidrat.<\/p>\n Bahkan makanan yang umumnya tidak dianggap tinggi karbohidrat, seperti kacang-kacangan<\/a>, mengandung sedikit karbohidrat sehingga perlu dibatasi atau dihindari jika Anda ingin sukses mencapai ketosis.<\/p>\n Berikut beberapa tips sukses mencapai ketosis:<\/p>\n Namun, penting untuk membatasi asupan protein hingga sekitar 20 persen dari total kalori harian Anda.<\/p>\n Sebab, saat Anda mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang dibutuhkan, tubuh akan mengubah kelebihan protein tersebut menjadi karbohidrat lewat proses yang disebut glukoneogenesis. Proses ini menggagalkan ketosis.<\/p>\n Lebih baik, Anda menjalankan puasa intermiten dengan cara makan selama delapan jam dan kemudian berpuasa selama 16 jam, atau makan makanan rendah kalori selama beberapa hari (sekitar 1.200 kalori per hari bagi wanita dan 1.500 kalori per hari bagi pria).<\/p>\n Saat mengonsumsi lebih sedikit makanan, tubuh akan akan membakar lebih banyak simpanan lemak.<\/p>\n Misalnya suplemen seperti keton eksogen untuk menempatkan dan membantu menjaga tubuh Anda dalam ketosis.<\/p>\n Berikut beberapa tanda dan gejala umum ketosis:<\/p>\n Merupakan hal umum bagi seseorang yang baru mengenal ketosis untuk mengalami segudang gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, dan sakit perut<\/a>.<\/p>\n Jika ingin mengetahui dengan pasti apakah Anda mengalami ketosis, Anda bisa memeriksa kadar keton darah Anda menggunakan urine atau pengukur darah.<\/p>\n Anda telah mencapai ketosis jika keton darah Anda antara 0,5\u20133,0 millimole per liter (mmol\/L).<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Pahami Berbagai Fakta tentang Diet Karbohidrat<\/a><\/p>\n Ketosis memiliki beberapa manfaat kesehatan potensial, terutama jangka panjang. Berikut di antaranya:<\/p>\n Epilepsi<\/a> merupakan gangguan otak yang ditandai dengan kejang<\/a> berulang.<\/p>\n Kondisi neurologis ini terjadi pada sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Kebanyakan orang dengan epilepsi menggunakan obat-obatan untuk mengelola kejang, meskipun pilihan pengobatan ini tidak efektif pada sekitar 30% orang.<\/p>\n Pada awal 1920-an, diet ketogenik muncul sebagai pengobatan untuk epilepsi bagi mereka yang tidak menanggapi pengobatan obat.<\/p>\n Diet ini utamanya digunakan pada anak-anak. Banyak penelitian pada anak-anak dan orang dewasa yang menderita epilepsi menemukan bahwa diet ketogenik dapat secara signifikan mengurangi kejang dan bahkan menyebabkan remisi.<\/p>\n Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas diet ketogenik telah melonjak karena potensinya untuk meningkatkan penurunan berat badan.<\/p>\n Saat mengonsumsi makanan yang sangat rendah karbohidrat, tubuh Anda bergantung pada keton yang berasal dari lemak yang diproduksi di hati untuk bahan bakar dirinya sendiri.<\/p>\n Seiring waktu, proses ini dapat menyebabkan penurunan berat badan dan lemak yang cukup signifikan.<\/p>\n Selain itu, ada kecenderungan untuk merasa kurang lapar dan lebih kenyang saat menjalani diet ketogenik yang dikaitkan dengan ketosis.<\/p>\n Menjalani diet ketogenik dapat bermanfaat bagi penderita diabetes<\/a>.<\/p>\n Diet ketogenik adalah strategi yang efektif untuk mengelola kadar gula darah<\/a> bagi penderita diabetes tipe 2<\/a>.<\/p>\n Diet ini mungkin juga efektif untuk penderita diabetes tipe 1<\/a>.<\/p>\n Namun, menjalani diet ketogenik mungkin sulit dalam jangka panjang, jadi mungkin bukan strategi yang cocok untuk banyak orang dengan kondisi ini.<\/p>\n Selain itu, diet ketogenik bisa membuat Anda berisiko lebih besar mengalami hipoglikemia<\/a>, atau kadar gula darah rendah<\/a>.<\/p>\n Jadi, penting untuk bekerja sama dengan dokter yang dapat membantu Anda menemukan cara terbaik mengelola diabetes sesuai dengan kesehatan, gaya hidup, dan preferensi Anda.<\/p>\n Bagaimanapun, kita masih membutuhkan asupan karbohidrat demi hidup yang sehat.<\/p>\n Hubungi dokter atau ahli gizi untuk program diet penurunan berat badan yang paling cocok untuk diri Anda.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Ketahui Akibat Jika Tubuh Kekurangan Karbohidrat<\/a><\/p>\nSumber<\/span>Memahami Ketosis<\/strong><\/h3>\n
Tips Sukses Mencapai Ketosis\u00a0<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
Gejala Ketosis<\/strong><\/h3>\n
\n
Manfaat Ketosis<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
Catatan Penting<\/strong><\/h3>\n