{"id":26979,"date":"2022-04-29T19:19:16","date_gmt":"2022-04-29T12:19:16","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=26979"},"modified":"2022-04-29T19:19:16","modified_gmt":"2022-04-29T12:19:16","slug":"penyebab-perdarahan-atonia-uteri-pasca-melahirkan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/penyebab-perdarahan-atonia-uteri-pasca-melahirkan\/","title":{"rendered":"Penyebab Perdarahan Atonia Uteri Pasca Melahirkan"},"content":{"rendered":"
Penulis: Nunik | Editor: Ratna<\/p>\n
Setelah melahirkan, ibu bisa mengalami berbagai jenis komplikasi dan banyak di antaranya yang berisiko tinggi. Bahkan angka kematian ibu setelah melahirkan saat ini masih terbilang cukup tinggi. Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu pasca melahirkan buah hatinya adalah perdarahan atonia uteri. Mari kenali lebih jauh apa itu perdarahan atonia uteri dan apa saja penyebabnya.<\/p>\n
Atonia uteri merupakan sebuah kondisi dimana rahim gagal kontraksi<\/a> setelah melahirkan bayi. Ini bukan merupakan kondisi sepele atau ringan melainkan terbilang cukup berat. Bahkan atonia uteri bisa memicu terjadinya komplikasi persalinan yang jauh lebih parah yaitu perdarahan postpartum.<\/p>\n Pada kondisi normal, otot rahim akan berkontraksi setelah melahirkan. Tujuan kontraksi tersebut adalah untuk mengeluarkan plasenta yang masih tertinggal di dalam rahim. Selain itu, kontraksi rahim setelah persalinan juga berfungsi untuk menekan pembuluh darah yang menempel di plasenta. Hal ini akan mencegah terjadinya perdarahan pada rahim.<\/p>\n Saat rahim mengalami kegagalan kontraksi atau kontraksinya terlalu lemah, maka pembuluh darah justru akan mengeluarkan terlalu banyak darah. Inilah yang kemudian disebut sebagai perdarahan atonia uteri. Ibu yang mengalami kondisi seperti ini harus segera mendapatkan bantuan penanganan dari dokter.<\/p>\n Pada saat terjadi perdarahan atonia uteri, ada beberapa tanda yang akan ditunjukkan oleh sang ibu. Tentu saja akan muncul perdarahan yang terlalu banyak setelah bayi dilahirkan. Selain itu tekanan darah juga akan menurun dan denyut jantung meningkat. Ibu juga akan merasakan nyeri dan bengkak pada vagina serta nyeri pada area punggung.<\/p>\n Ada beberapa jenis faktor yang memicu terjadinya perdarahan atonia uteri. Dengan mengetahui faktor penyebab dan faktor risikonya, sebenarnya akan jauh lebih mudah untuk dicegah atau dikendalikan. Berikut adalah beberapa faktor penyebab perdarahan atonia uteri:<\/p>\n Penyebab pertama adalah waktu melahirkan yang terlalu panjang. Setiap proses kelahiran memang tidak bisa disamakan. Ada ibu yang menjalani persalinan dalam waktu cepat namun ada juga yang harus melalui proses panjang. Proses yang terlalu panjang saat melahirkan punya potensi lebih besar untuk memicu perdarahan atonia uteri karena rahim terlalu lama mengalami kontraksi.<\/p>\n Selain waktu melahirkan yang terlalu panjang, perdarahan atonia uteri juga bisa terjadi saat ibu melahirkan dalam waktu yang terlampau cepat. Kontraksi rahim berlangsung terlalu cepat dan spontan sampai bayi dikeluarkan. Hasilnya, rahim malah tidak berkontraksi kembali untuk mengeluarkan plasenta.<\/p>\n Sebagian ibu meminta untuk diberikan oksitosin atau anestesi umum selama melahirkan umum. Sayangnya anestesi ini justru bisa menyebabkan kegagalan kontraksi rahim setelah bayi dilahirkan. Pemberian anestesi memang dibutuhkan pada saat-saat tertentu namun harus benar-benar diantisipasi risiko yang mungkin terjadi.<\/p>\nPenyebab Perdarahan Atonia Uteri<\/h3>\n
1. Waktu Melahirkan Terlalu Panjang<\/h4>\n
2. Waktu Melahirkan Terlalu Cepat<\/h4>\n
3. Pemakaian Anestesi<\/h4>\n
4. Perlakuan Induksi<\/h4>\n