{"id":26529,"date":"2022-04-16T23:34:58","date_gmt":"2022-04-16T16:34:58","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=26529"},"modified":"2022-04-16T23:34:58","modified_gmt":"2022-04-16T16:34:58","slug":"methylergometrine-fungsi-cara-pakai-dan-efek-samping","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/methylergometrine-fungsi-cara-pakai-dan-efek-samping\/","title":{"rendered":"Methylergometrine: Fungsi, Cara Pakai, dan Efek Samping"},"content":{"rendered":"

Penulis: Nunik | Editor: Ratna<\/p>\n

Di dunia medis dikenal jenis obat bernama methylergometrine. Ini merupakan obat yang dipakai untuk mencegah dan mengatasi perdarahan setelah persalinan atau postpartum. Pada ibu hamil yang mengalami keguguran, methylergometrine juga seringkali digunakan sebagai obat. Mari cari tahu lebih jauh mengenai fungsi, cara pakai, serta efek samping dari konsumsi obat tersebut.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0<\/strong>Ketahui Penyebab Perdarahan Antepartum pada Ibu Hamil\u00a0<\/a><\/p>\n

Fungsi<\/h3>\n

Telah disebutkan sebelumnya bahwa methylergometrine merupakan jenis obat yang dipakai untuk mengatasi perdarahan. Obat ini akan bekerja efektif menghentikan perdarahan sehingga ibu hamil tidak akan kehilangan terlalu banyak darah. Terutama pada saat-saat genting seperti keguguran maupun perdarahan postpartum.<\/p>\n

Setelah melahirkan maupun keguguran, rahim memiliki potensi mengeluarkan lebih banyak darah. Hal ini bisa saja berbahaya bagi kondisi sang ibu. Dibutuhkan upaya yang tepat untuk menghentikan perdarahan dan mencegahnya agar tidak berkembang lebih parah lagi.<\/p>\n

Cara kerja obat ini adalah meningkatkan kontraksi otot rahim. Setelah dikonsumsi, obat ini akan membantu merangsang otot rahim agar melakukan kontraksi yang lebih kuat lagi. Jika kontraksi meningkat maka perdarahan juga bisa lebih cepat berhenti sehingga kondisi sang ibu bisa terselamatkan.<\/p>\n

Cara Pakai<\/h3>\n

Penggunaan methylergometrine ini hanya dapat dilakukan dengan resep dan arahan dari dokter. Dosisnya akan disesuaikan dengan bentuk sediaan obat dan kondisi dari pasien yang bersangkutan. Tentu saja penggunaan obat harus benar-benar diperhitungkan dosisnya agar diperoleh manfaat optimal dengan risiko minimal. Berikut adalah dosis yang dianjurkan sesuai bentuk sediaan obat:<\/p>\n