{"id":26431,"date":"2022-04-10T20:27:38","date_gmt":"2022-04-10T13:27:38","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=26431"},"modified":"2022-12-28T09:54:55","modified_gmt":"2022-12-28T02:54:55","slug":"syringomyelia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/syringomyelia\/","title":{"rendered":"Syringomyelia: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya"},"content":{"rendered":"

Penulis: Dea | Editor: Umi<\/p>\n

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida<\/a><\/p>\n

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022<\/p>\n

 <\/p>\n

Syringomyelia merupakan gangguan langka saat kista yang berisi cairan terbentuk di sumsum tulang belakang. Cairan serebrospinal merupakan cairan bening yang mengelilingi dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Syringomyelia terjadi ketika cairan serebrospinal terkumpul di dalam sumsum tulang belakang dan membentuk kista (syrinx)<\/em>.<\/p>\n

Seiring waktu, syrinx<\/em> dapat tumbuh dan menekan sumsum tulang belakang, yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengirim informasi dari otak ke bagian tubuh lain. Syringomyelia sering menyebabkan gejala neurologis, seperti kelemahan atau mati rasa di berbagai area tubuh.<\/p>\n

Terlepas dari jenis syringomyelia, gejala mungkin tidak terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Meski syringomyelia bisa terjadi pada siapa saja dari segala usia, kondisi ini paling sering terjadi pada orang dewasa berusia 20 hingga 40 tahun. Pria lebih mungkin mengalaminya daripada wanita.<\/p>\n

Baca Juga:\u00a0Waspadai Penyebab dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang<\/a><\/strong><\/p>\n

Penyebab Syringomyelia<\/strong><\/h3>\n

Terdapat dua jenis utama syringomyelia berdasarkan penyebabnya, yaitu kongenital (cacat lahir) dan trauma.<\/p>\n

1. Syringomyelia Kongenital<\/strong><\/h4>\n

Kondisi bawaan ini sering disebabkan oleh cacat lahir langka yang dikenal sebagai malformasi Chiari. Malformasi Chiari sendiri merupakan kondisi abnormal di mana jaringan otak meluas ke ruang saraf tulang belakang.<\/p>\n

Kelainan struktural ini dapat terjadi karena gen yang diturunkan, meskipun para peneliti masih mencari bukti lebih lanjut tentang hal ini.<\/p>\n

Malformasi Chiari bisa menghalangi aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan terbentuknya kista. Seseorang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala antara usia 25 dan 40 tahun.<\/p>\n

Tekanan pada sumsum tulang belakang akibat kista mengakibatkan penumpukan cairan serebrospinal. Penumpukan cairan inilah yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut hidrosefalus dan terjadinya peningkatan tekanan di otak.<\/p>\n

2. Acquired Syringomyelia<\/strong><\/h4>\n

Jenis syringomyelia ini disebabkan oleh cedera atau penyakit yang mengarah pada perkembangan syrinx<\/em>\/kista.<\/p>\n

Misalnya saja, tumor sumsum tulang belakang, cedera tulang belakang, atau meningitis berpotensi menyebabkan syringomyelia.<\/p>\n

Gejala Syringomyelia<\/strong><\/h3>\n

Gejala syringomyelia biasanya berkembang perlahan seiring waktu. Tanda dan gejala yang muncul tergantung pada lokasi dan ukuran kista.<\/p>\n

Jika syringomyelia disebabkan oleh malformasi Chiari, gejala umumnya baru dirasakan antara usia 25 dan 40 tahun.<\/p>\n

Dalam beberapa kasus, batuk atau mengejan dapat memicu gejala syringomyelia, meski keduanya tidak menyebabkan syringomyelia. Umumnya, gejala syringomyelia meliputi:<\/p>\n