{"id":26112,"date":"2022-04-03T23:56:57","date_gmt":"2022-04-03T16:56:57","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=26112"},"modified":"2023-04-09T20:55:24","modified_gmt":"2023-04-09T13:55:24","slug":"hipertensi-dalam-kehamilan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/hipertensi-dalam-kehamilan\/","title":{"rendered":"Ini Berbagai Fakta Tentang Hipertensi dalam Kehamilan"},"content":{"rendered":"
Penulis: Heldania | Editor: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 6 April 2023<\/p>\n <\/p>\n Hipertensi merupakan istilah medis yang mengacu pada keadaan tekanan darah tinggi. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung<\/a>.<\/p>\n Dalam kehamilan, hipertensi bisa memberi tekanan ekstra pada jantung dan ginjal. Akibatnya, ibu hamil bisa mengalami penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke<\/a>.<\/p>\n Tekanan darah tinggi selama kehamilan<\/a> juga meningkatkan risiko preeklamsia, kelahiran prematur<\/a>, solusio plasenta<\/a>, dan kelahiran sesar<\/a>.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Mengatasi Tekanan Darah Rendah pada Ibu Hamil<\/a><\/p>\n Ada tiga jenis hipertensi dalam kehamilan, yaitu:<\/p>\n Hipertensi gestasional merupakan jenis hipertensi dialami saat hamil dan biasanya dimulai setelah Anda hamil 20 minggu<\/a> dan tidak dibarengi dengan gejala lain.<\/p>\n Dalam banyak kasus, hipertensi gestasional tidak membahayakan Anda atau bayi, serta bisa hilang dalam waktu 12 minggu setelah melahirkan.<\/p>\n Hipertensi kronis adalah tekanan darah tinggi yang dimulai sebelum minggu ke-20 kehamilan atau sebelum Anda hamil.<\/p>\n Beberapa wanita mungkin telah mengalami hipertensi kronis jauh sebelum hamil, namun tidak mengetahuinya sampai melakukan pemeriksaan tekanan darah pada kunjungan pranatal.<\/p>\n Hipertensi kronis terkadang juga bisa menyebabkan preeklamsia.<\/p>\n Preeklamsia merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah secara tiba-tiba setelah minggu ke-20 kehamilan.<\/p>\n Biasanya, preeklamsia terjadi pada trimester terakhir.<\/p>\n Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala preeklamsia mungkin tidak muncul sampai setelah melahirkan (preeklamsia pascapersalinan).<\/p>\n Preeklamsia juga bisa menyebabkan kerusakan pada beberapa organ Anda, seperti hati atau ginjal.<\/p>\n Kerusakan mungkin termasuk protein dalam urine dan tekanan darah yang sangat tinggi.<\/p>\n Preeklamsia bisa serius atau bahkan mengancam nyawa Anda dan bayi.<\/p>\n Berikut beberapa faktor risiko yang dapat membuat tekanan darah tinggi lebih mungkin terjadi selama kehamilan:<\/p>\n Menjalani gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan.<\/p>\n Kelebihan berat badan (obesitas<\/a>) atau tidak aktif merupakan faktor risiko utama hipertensi<\/p>\n Wanita yang hamil pertama kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi. Untungnya, ada risiko lebih rendah dari kondisi ini pada kehamilan berikutnya.<\/p>\n Mengandung lebih dari satu bayi juga meningkatkan risiko lebih mungkin mengembangkan hipertensi.<\/p>\n Ini karena tubuh bekerja lebih keras untuk memberi makan lebih dari satu bayi.<\/p>\n Selain itu, menggunakan teknologi bantu (seperti IVF) selama proses pembuahan juga dapat meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi pada bumil.<\/p>\n Usia juga bisa menjadi faktor hipertensi dalam kehamilan.<\/p>\n Wanita hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipertensi.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Pahami 7 Cara Menghindari Hipertensi untuk Hidup yang Lebih Sehat<\/a><\/p>\n Berikut beberapa cara mendeteksi hipertensi selama Anda hamil:<\/p>\n Guna menentukan berapa tekanan darah “normal” Anda selama kehamilan, dokter kemungkinan akan melakukan pengukuran tekanan darah dasar pada kunjungan kehamilan pertama.<\/p>\n Dokter kemudian akan mengukur tekanan darah Anda pada setiap kunjungan berikutnya. Biasanya, kisaran tekanan darah normal adalah kurang dari 120\/80 mm Hg.<\/p>\n Tekanan darah yang lebih tinggi dari 130\/90 mm mungkin perlu dikhawatirkan.<\/p>\n Definisi tekanan darah tinggi selama kehamilan adalah sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi.<\/p>\n Kendati tidak terdapat angka pasti untuk tekanan darah yang terlalu rendah, terdapat beberapa gejala yang menandakan tekanan darah rendah. Di antaranya adalah sakit kelapa<\/a>, mual<\/a>, pusing<\/a>, dan lemas.<\/p>\n Berikut beberapa dampak tekanan darah tinggi selama kehamilan:<\/p>\n Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi mungkin menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi.<\/p>\n Akibatnya, bayi mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat (pembatasan pertumbuhan intrauterin), berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur.<\/p>\n Kelahiran prematur dapat menyebabkan masalah pernapasan<\/a>, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi lain untuk bayi.<\/p>\n Preeklamsia meningkatkan risiko solusio plasenta, kondisi di mana plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan.<\/p>\n Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat dan mengancam jiwa Anda dan bayi.<\/p>\n Jika tidak terkontrol dengan baik, hipertensi dapat memicu cedera pada otak, jantung, paru-par<\/a>u, ginjal, hati, dan organ utama lainnya.<\/p>\n Terkadang, persalinan dini diperlukan untuk mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa saat Anda mengalami hipertensi selama kehamilan.<\/p>\n Menderita preeklamsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung<\/a> dan pembuluh darah<\/a> (kardiovaskular) di masa depan.<\/p>\n Risiko penyakit kardiovaskular<\/a> di masa depan lebih tinggi jika pernah mengalami preeklamsia lebih dari sekali atau melahirkan prematur karena hipertensi selama kehamilan.<\/p>\n Faktor risiko umum tekanan darah tinggi, seperti obesitas<\/a>, dapat diminimalkan melalui diet dan olahraga. Perhatikan juga beberapa hal berikut:<\/p>\n Pedoman diet untuk ibu hamil bervariasi tergantung masing-masing orang.<\/p>\n Ahli gizi dapat membantu membuat rencana diet yang dirancang untuk tinggi dan berat spesifik Anda.<\/p>\n Hindari merokok<\/a> dan minum alkohol<\/a>. Keduanya diketahui meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan komplikasi lain selama kehamilan.<\/p>\n Perubahan hormon, psikologis, dan fisik selama kehamilan dapat menimbulkan stres<\/a> yang membuat tekanan darah tinggi lebih sulit untuk dikelola.<\/p>\n Untuk mengatasinya, Anda bisa coba teknik pengurangan stres seperti yoga<\/a> dan meditasi<\/a>.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Ketahui Gangguan Mirror Syndrome pada Ibu Hamil<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Healthline. (2019). High Blood Pressure During Pregnancy<\/a>. www.healthline.com<\/span><\/p>\n Centers for Disease Control and Prevention. (2021). High Blood Pressure During Pregnancy<\/a>. www.cdc.gov<\/span><\/p>\n Family Doctor. (2020). High Blood Pressure During Pregnancy<\/a>. familydoctor.org<\/span><\/p>\nJenis Hipertensi dalam Kehamilan<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
Penyebab dan Faktor Risiko Hipertensi dalam Kehamilan\u00a0<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
Cara Mendeteksi Hipertensi dalam Kehamilan\u00a0<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
Dampak Hipertensi dalam Kehamilan<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
\n
\n
Mencegah Hipertensi dalam Kehamilan<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n