{"id":25358,"date":"2022-03-13T11:40:45","date_gmt":"2022-03-13T04:40:45","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=25358"},"modified":"2023-04-22T03:23:03","modified_gmt":"2023-04-21T20:23:03","slug":"penyebab-keputihan-berdarah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/penyebab-keputihan-berdarah\/","title":{"rendered":"Penting, Ini Berbagai Penyebab Keputihan Berdarah yang Perlu Dipahami"},"content":{"rendered":"
Penulis: Meimei | Editor: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 19 April 2023<\/p>\n <\/p>\n Keputihan adalah penanda penting kesuburan, keseimbangan hormon, dan kesehatan sistem reproduksi<\/a> Anda.<\/p>\n Itulah mengapa anda perlu memperhatikan soal warna atau konsistensi keputihan itu untuk memahami kondisi tubuh Anda sendiri.<\/p>\n Ketika keputihan sudah bercampur dengan darah, ada kemungkinan beberapa hal yang menjadi penyebabnya.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Pahami Penggunaan Antibiotik untuk Mengatasi Keputihan dengan Tepat<\/a><\/p>\n Menstruasi<\/a> terjadi ketika tubuh Anda melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak dibuahi.<\/p>\n Ketika ada masalah ketidakseimbangan hormon, tubuh Anda tidak mendapatkan sinyal yang dibutuhkan untuk melakukan proses tersebut sesuai jadwal.<\/p>\n Salah satu akibatnya adalah terjadinya keputihan berdarah di jendela waktu menstruasi.<\/p>\n Keputihan berdarah juga bisa dialami oleh remaja, khususnya mungkin terjadi ketika mereka baru saja mengalami menstruasi.<\/p>\n Wanita yang mendekati menopause<\/a> juga dapat mengalami pendarahan yang tidak terduga karena perubahan hormon.<\/p>\n Sayangnya, keputihan berdarah akibat ketidakseimbangan hormon agak sulit dicegah maupun diobati.<\/p>\n Namun ada beberapa hal\u00a0 yang bisa Anda lakukan untuk menekan risiko mengalami keputihan berdarah.<\/p>\n Misalnya saja menjaga berat badan jika mengalami obesitas<\/a>, mengingat kelebihan berat badan dapat mengganggu keseimbangan hormon.<\/p>\n Anda juga bisa mengalami keputihan berdarah ketika sedang hamil, khususnya di trimester pertama<\/a>.<\/p>\n Pendarahan ringan dapat terjadi 1-2 minggu setelah telur yang dibuahi tertanam di dalam rahim Anda.<\/p>\n Selain itu, serviks Anda juga mungkin lebih mudah berdarah karena adanya lebih banyak pembuluh darah.<\/p>\n Anda juga mungkin mengalami keputihan berdarah saat hamil setelah berhubungan seks, tes pap, atau pemeriksaan panggul.<\/p>\n Walaupun begitu, Anda harus lebih waspada ketika mengalami keputihan berdarah setelah melewati trimester pertama kehamilan. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi pertanda keguguran<\/a>, yang biasanya terjadi dalam 13 minggu pertama.<\/p>\n Keputihan ini juga bisa jadi gejala kehamilan ektopik<\/a>, yakni ketika sel telur<\/a> yang telah dibuahi berimplantasi di luar rahim.<\/p>\n Ada pula risiko persalinan prematur<\/a>, masalah dengan serviks atau plasenta di dalam kandungan Anda.<\/p>\n Kontrasepsi yang Anda pakai juga bisa menjadi penyebab keputihan berdarah.<\/p>\n Biasanya ini dialami oleh wanita yang minum pil KB<\/a> dengan kandungan progestin.<\/p>\n Risiko serupa juga dialami oleh wanita yang menggunakan IUD sebagai alat kontrol kehamilannya.<\/p>\n Penggunaan IUD berdampak pada hormon sehingga bisa memicu pendarahan yang abnormal.<\/p>\n Kelenjar tiroid<\/a> memproduksi hormon yang membantu mengontrol banyak fungsi tubuh, mulai dari detak jantung hingga siklus menstruasi<\/a>.<\/p>\n Menstruasi yang tidak teratur dapat terjadi ketika tubuh Anda memiliki terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme) atau sebaliknya, memiliki hormon tiroid yang terlalu sedikit (hipotiroidisme<\/a>).<\/p>\n Keputihan berdarah bisa menjadi gejala ketika Anda mengalami kekurangan atau kelebihan kadar tiroid.<\/p>\n Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan diagnosisnya.<\/p>\n Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk apakah Anda merasakan gejala lainnya.<\/p>\n Obat tiroid atau operasi untuk mengangkat kelenjar bisa jadi alternatif pengobatan untuk Anda, tergantung berbagai faktor lainnya.<\/p>\n Endometriosis adalah kondisi peradangan kronis di mana jaringan yang biasanya ditemukan di lapisan rahim terbentuk di organ lain di luar sistem reproduksi atau endokrin wanita.<\/p>\n Penyakit ini memicu sejumlah gejala termasuk keputihan berdarah yang terjadi di luar masa menstruasi.<\/p>\n Sayangnya kondisi ini sulit untuk didiagnosa, sehingga penting untuk memantau gejala penyerta lainnya.<\/p>\n Misalnya kram parah, nyeri panggul yang tidak dapat dijelaskan, seks yang menyakitkan, kelelahan, dan masalah kandung kemih.<\/p>\n Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kondisi kronis yang mampu memengaruhi sekitar 1 dari 10 wanita usia subur dan dapat mengganggu kesuburan.<\/p>\n Gejala PCOS yang bervariasi membuat penyakit kronis ini begitu membingungkan. Walaupun begitu, salah satu yang paling sering dialami penderita penyakit ini adalah keputihan yang berdarah.<\/p>\n Selain itu, salah satu gejala umum PCOS adalah menstruasi yang tidak teratur, intensitas yang berlebihan atau tidak menstruasi sama sekali.<\/p>\n Alasannya, orang dengan PCOS biasanya memiliki kadar hormon pria yang lebih tinggi sehingga sistem reproduksinya terganggu.<\/p>\n Tak hanya keputihan berdarah, kondisi ini juga berisiko membuat Anda mengalami menstruasi yang tidak teratur<\/a>.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>7 Penyebab Keputihan Setelah Haid<\/a><\/p>\nSumber<\/span>1. Ketidakseimbangan Hormon<\/strong><\/a><\/h4>\n
2. Hamil<\/strong><\/h4>\n
3. Kontrasepsi<\/strong><\/h4>\n
4. Penyakit Tiroid<\/strong><\/h4>\n
5. Endometriosis<\/strong><\/a><\/h4>\n
6. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)<\/strong><\/a><\/h4>\n