{"id":25227,"date":"2022-03-06T13:01:42","date_gmt":"2022-03-06T06:01:42","guid":{"rendered":"https:\/\/gayasehatku.com\/?p=25227"},"modified":"2023-10-10T12:06:08","modified_gmt":"2023-10-10T05:06:08","slug":"melahirkan-normal-setelah-caesar","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gayasehatku.com\/melahirkan-normal-setelah-caesar\/","title":{"rendered":"Amankah Melahirkan Normal setelah Operasi Caesar?"},"content":{"rendered":"
Penulis: Anggita | Editor: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 19 April 2023<\/p>\n <\/p>\n C-section<\/em> atau operasi caesar<\/em><\/a> adalah metode persalinan yang umum dilakukan. Meski demikian, tak jarang ada sejumlah ibu yang menginginkan untuk melahirkan secara normal.<\/p>\n Lantas, apakah memungkinkan untuk tetap melahirkan secara normal setelah sebelumnya melahirkan dengan caesar<\/em>?<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Kapan Bisa Berhubungan Seks Setelah Operasi Caesar?<\/a><\/p>\n Metode melahirkan caesar<\/em> merupakan persalinan yang dilakukan dengan cara menyayat perut dan rahim ibu.<\/p>\n Biasanya, cara ini dilakukan jika ada kendala untuk melahirkan secara normal. Namun, ada pula yang memilih proses caesar<\/em> karena dirasa lebih aman.<\/p>\n Ternyata, metode melahirkan secara caesar<\/em> tidak direkomendasikan jika Anda ingin melahirkan banyak keturunan.<\/p>\n Sebab, operasi caesar<\/em> berpotensi untuk meningkatkan risiko tertentu.<\/p>\n Sementara, melahirkan lewat vagina adalah metode yang paling aman dilakukan di antara semua proses persalinan.<\/p>\n Jika Anda tidak mengalami robekan dan komplikasi, maka penyembuhannya bisa 3-5 minggu saja.<\/p>\n Ada beberapa poin menarik yang membuat banyak ibu mempertimbangkan untuk melakukan persalinan normal setelah melahirkan secara caesar<\/em>, di antaranya:<\/p>\n Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui jika ingin mencoba persalinan normal setelah caesar.<\/em><\/p>\n Faktanya, Anda dapat melahirkan normal<\/a> jika sebelumnya melakukan persalinan secara caesar.<\/em> Sebab, sekitar 70 persen wanita berhasil melakukannya.<\/p>\n Ada beberapa faktor yang meningkatkan kesempatan Anda untuk melakukannya, yaitu:<\/p>\n Meskipun begitu, keselamatan Anda dan bayi juga penting untuk diperhatikan.<\/p>\n Maka dari itu, pertimbangkanlah matang-matang dan berkonsultasi terlebih dahulu, terutama jika Anda berisiko terkena komplikasi saat melahirkan secara normal.<\/p>\n Apakah Anda sudah pernah melahirkan secara normal sebelumnya, lalu operasi caesar<\/em> yang pernah Anda dapatkan dilakukan karena bayi sungsang, janin yang kesulitan, atau plasenta previa<\/a>?<\/p>\n Jika iya, maka Anda lebih mungkin berhasil melahirkan normal setelahnya.<\/p>\n Namun perlu Anda perhatikan, Anda juga sebaiknya tidak memiliki berat badan yang berlebih untuk keberhasilan persalinan.<\/p>\n Jenis sayatan yang Anda miliki pada operasi caesar<\/em> sebelumnya menentukan apakah Anda mampu melakukan persalinan secara vaginal.<\/p>\n Jika Anda mengalami sayatan vertikal tinggi, maka Anda tidak disarankan untuk melahirkan secara normal.<\/p>\n Sebab Anda bisa berisiko terkena ruptur uteri atau dinding rahim robek.<\/p>\n Apabila dinding rahim Anda robek akibat c-section<\/em>, maka kondisi tersebut bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.<\/p>\n Operasi pada rahim seperti pengangkatan fibroid<\/a> atau operasi perbaikan rahim juga mencegah Anda untuk melahirkan secara normal karena alasan ruptur uteri.<\/p>\n Selain operasi, masih banyak faktor lain yang bisa menyebabkan ruptur uteri, di antaranya seperti melahirkan banyak bayi, induksi persalinan, dan proses persalinan yang terlalu lama.<\/p>\n Selain alasan-alasan di atas, ruptur uteri juga berpotensi untuk terjadi jika Anda melahirkan bayi kurang dari 18 bulan setelah persalinan yang sebelumnya.<\/p>\n Ruptur uteri adalah rahim robek merupakan kondisi yang umum terjadi pada wanita yang mencoba melahirkan secara normal, setelah pernah melakukan persalinan caesar.<\/em><\/p>\n Risiko yang diakibatkan oleh ruptur uteri sangat berbahaya, mulai dari pendarahan, cedera otak pada bayi, hingga kematian<\/a>.<\/p>\n Meski robekan tersebut bisa diperbaiki, pada kasus yang jarang bisa saja terjadi pendarahan parah, sehingga rahim Anda perlu untuk diangkat.<\/p>\n Bila rahim Anda sudah diangkat, maka Anda tidak bisa hamil kembali.<\/p>\n Anda mungkin tetap perlu melakukan c-section<\/em> jika mengalami komplikasi.<\/p>\n Namun, jangan berkecil hati, sebab apapun proses persalinannya, yang terpenting adalah keselamatan Anda dan buah hati.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>7 Tips Pemulihan Pasca Caesar<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Mayo Clinic. (2020). C-section – Mayo Clinic<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n What to Expect. (2021). Vaginal Birth: Vaginal Delivery Basics, Childbirth Stages & More<\/a>. www.whattoexpect.com<\/span><\/p>\n Grow by Web MD. (2020). https:\/\/www.webmd.com\/baby\/guide\/delivery-methods<\/a> . www.webmd.com<\/span><\/p>\n Mayo Clinic. (2020). VBAC: Know the pros and cons – Mayo Clinic<\/a>. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n Mayo Clinic. (2020). Vaginal birth after cesarean (VBAC) – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org<\/span><\/p>\n BabyCenter. (2020). Uterine rupture signs, causes, and treatment | BabyCenter<\/a>. www.babycenter.com<\/span><\/p>\nPerbedaan Metode Caesar dan Normal<\/strong><\/h3>\n
Alasan Melakukan Persalinan Normal setelah C-section<\/strong><\/h3>\n
\n
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan<\/strong><\/h3>\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n
\n