Penulis: Ossy | Editor: Opie<\/p>\n
Ditinjau oleh: dr. Tommy<\/a><\/p>\n Terakhir ditinjau: 12 Mei 2023<\/p>\n <\/p>\n Apakah Anda pernah makan ikan asin atau manisan buah? Keduanya merupakan jenis makanan yang diawetkan secara alami.<\/p>\n Pengawet makanan seringkali ditambah pada bahan makanan untuk memperlambat kerusakan atau mencegah adanya perubahan warna, rasa, tekstur, termasuk menundanya menjadi tengik.<\/p>\n Prosedur ini dilakukan untuk membantu makanan agar tetap segar, sehingga makanan bisa disimpan lebih lama. Hal ini karena pengawet bertugas melawan pembusukan yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan mikroba lain yang dapat merusak makanan.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Apakah Natrium Benzoat Aman untuk Pengawet Makanan?<\/a><\/p>\n Pengawet makanan terdiri dari pengawet alami dan pengawet kimia.\u00a0 Pengawet kimia diketahui seringkali memiliki efek samping bagi tubuh.<\/p>\n Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan dengan pengawet kimia diketahui memberikan efek yang tidak baik bagi pencernaan<\/a> dan juga dapat memicu kanker<\/a>. Karenanya, kini banyak orang yang kembali pada pengawet alami.<\/p>\n Prosedur pengawetan makanan secara alami konon sudah dilakukan manusia sejak beribu tahun silam. Lalu, apa saja bahan tersebut dan bagaimana cara mengawetkan makanan secara alami?<\/p>\n Pengawet makanan alami menggunakan bahan-bahan dari alam dan cara yang cenderung tradisional dan telah digunakan sejak zaman dulu kala.<\/p>\n Pengawet alami mengekstraksi unsur dari alam untuk melindungi makanan dari mikroorganisme. Ekstrak Rosemary, ekstrak Forsyhia dan polifenol<\/a> pada teh diketahui dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami.<\/p>\n Selain itu, apa saja yang termasuk pengawet alami?\u00a0 Berikut adalah sejumlah bahan yang dapat Anda pilih untuk mengawetkan makanan Anda:<\/p>\n Garam dapur atau senyawa kimia Natrium Klorida (NaCl).<\/p>\n Garam bersifat menyerap air, hal ini membuat mikroorganisme dapat mati karena dehidrasi<\/a>.<\/p>\n Gula pasir memiliki sifat yang sama seperti garam, yaitu mengurangi kadar air.<\/p>\n Cara menggunakan gula sebagai pengawet makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:<\/p>\n Jika Anda masih asing, dodol, manisan, dan selai adalah makanan yang diawetkan dengan prosedur ini.<\/p>\n Cuka dapat meningkatkan daya simpan serta mampu mencegah buah dan sayur menjadi kecokelatan.<\/p>\n Anda dapat menggunakan berbagai jenis cuka seperti cuka aren Bali, cuka apel<\/a>, cuka hitam, hingga cuka limau.<\/p>\n Bawang putih ternyata memiliki kemampuan menghambat bakteri dan mikroorganisme.<\/p>\n Anda dapat menambahkan bawang putih halus ke potongan daging atau ikan sebelum menyimpannya ke dalam lemari es.<\/p>\n Kluwak tak hanya bisa digunakan sebagai bumbu untuk membuat rawon. Bumbu dapur yang dapat memberikan warna hitam ini ternyata dapat mengawetkan ikan<\/a> segar selama enam hari.<\/p>\n Nelayan di daerah Banten seringkali menggunakan kluwak sebagai pengawet. Kluwak dapat dicincang halus, dikeringkan, dan dimasukkan ke dalam perut ikan.<\/p>\n Ekstrak rosemary<\/em> dapat menjadi pengawet alami makanan.<\/p>\n Bahan ini dapat mencegah makanan menjadi tengik.<\/p>\n Ekstrak rosemary<\/em> sering ditambahkan pada keripik kentang<\/a>, minyak sayur atau daging.<\/p>\n Daun gambir mengandung zat katekin yang dapat mencegah pembusukan makanan.<\/p>\n Daun gambir seringkali digunakan untuk membantu mengawetkan telur asin.<\/p>\n Anda dapat merendam telur asin bersama dengan sisa penirisan pembuatan gambir.<\/p>\n Tahukah Anda bahwa masyarakat Mesir kuno sudah mengeringkan bahan makan dengan sinar matahari 12.000 sebelum masehi?<\/p>\n Pengeringan merupakan metode pengawetan makanan yang sudah dilakukan sejak berabad silam. Ikan dan daging merupakan bahan makanan yang lebih sering diawetkan dengan cara pengeringan.<\/p>\n Selain ikan, buah dan sayur juga dapat dikeringkan agar lebih awet. Beberapa di antaranya seperti kismis<\/a> dan kurma<\/a>.<\/p>\n Melalui pengeringan, bahan makanan akan lebih ringan. Pengeringan juga mengurangi 10-15% air sehingga menghambat munculnya mikroorganisme penyebab kerusakan makanan.<\/p>\n Tahukah Anda bahwa sejak zaman Yunani kuno, manusia sudah menggunakan garam untuk mengawetkan ikan?<\/p>\n Prinsip penggaraman adalah mengeluarkan air yang menyebabkan makanan mengalami kerusakan. Selain menghilangkan air, garam juga berfungsi sebagai antiseptik<\/a>.<\/p>\n Garam memang tidak membunuh semua jenis mikroorganisme, tetapi garam bisa mengontrol mikroorganisme penyebab kebusukan.<\/p>\n Daging dan ikan merupakan bahan makanan yang seringkali diawetkan dengan cara penggaraman.<\/p>\n Tahukah Anda bahwa konsentrasi gula sebesar 70% dapat menghambat kerusakan makanan?<\/p>\n Pengawetan makanan dengan gula pun tidak hanya membunuh mikroorganisme, tetapi juga memberikan keragaman rasa.<\/p>\n Pengawetan makanan dengan gula juga dapat dilakukan bersama dengan teknik lain seperti pembekuan,\u00a0 pengeringan, hingga pasteurisasi.<\/p>\n Apakah Anda pernah memakan daging asap? Pengasapan merupakan pengawetan alami yang tidak hanya membuat makanan awet tetapi juga menambah cita rasa.<\/p>\n Penelitian juga menyebutkan bahwa asap kayu bakar yang digunakan untuk mengasapkan makanan mengandung senyawa fenol yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme.<\/p>\n Anda pastinya sudah tidak asing dengan tape, terasi, keju, hingga kimchi. Semuanya merupakan makanan hasil fermentasi.<\/p>\n Proses fermentasi umumnya dibantu oleh ragi, bakteri, jamur atau kombinasinya.<\/p>\n Tidak hanya mengawetkan makanan, fermentasi juga dapat mengubah rasa dan membuat bahan makanan yang kurang diminati menjadi lebih dapat dinikmati.<\/p>\n Membekukan bahan makanan merupakan teknik pengawetan makanan yang tentunya sudah tidak asing lagi.<\/p>\n Anda tentunya kerap menyimpan sayur hingga daging dan ikan segar di kulkas, bukan?<\/p>\n Pickling<\/em> atau pengacaran adalah pembuatan sayur asin atau acar di mana makanan diawetkan dengan garam dan cuka.<\/p>\n Ketika membuat acar sayur atau buah, Anda memerlukan 8-10% garam dan 3% cuka. Selanjutnya, simpan 6 hingga 8 hari di bawah sinar matahari untuk difermentasi dengan bantuan asam laktat.<\/p>\n Nah, itu tadi cara mengawetkan makanan yang bisa Anda coba.<\/p>\n Makanan yang diawetkan dengan bahan alami tentunya lebih menyehatkan dan tidak membahayakan tubuh dibandingkan pengawet sintetis atau kimia.<\/p>\n Baca Juga: <\/strong>Berbagai Fakta Mengenai Sodium Chloride<\/a><\/p>\nSumber<\/span> Kusnadi, J. (2018). Pengawet Alami untuk Makanan<\/a>. Malang: Universitas Brawijaya Press.<\/span><\/p>\n Ariana, R.P. (2021).\u00a0 Preservasi Makanan Lokal<\/a>. Depok: Rajawali Pers<\/span><\/p>\n Mosaic Food. (2020). 10 Natural Alternatives to Chemical Preservatives<\/a>.\u00a0 www.mosaicfoods.com<\/span><\/p>\nJenis Pengawet Makanan\u00a0<\/strong><\/h3>\n
Bahan Pengawet Makanan Alami<\/strong><\/h3>\n
1. Garam dapur<\/strong><\/a><\/h4>\n
2. Gula pasir<\/strong><\/a><\/h4>\n
\n
3. Cuka<\/strong><\/h4>\n
4. Bawang putih<\/strong><\/a><\/h4>\n
5. Kluwak<\/strong><\/h4>\n
6. Ekstrak rosemary<\/strong><\/h4>\n
7. Daun gambir<\/strong><\/h4>\n
Teknik Pengawetan Makanan Alami<\/strong><\/h3>\n
1. Pengeringan<\/strong><\/h4>\n
2. Penggaraman<\/strong><\/h4>\n
3. Penggulaan<\/strong><\/h4>\n
4. Pengasapan<\/strong><\/h4>\n
5. Fermentasi<\/strong><\/h4>\n
6. Pembekuan\/pendinginan<\/strong><\/h4>\n
7. Pengacaran<\/strong><\/h4>\n